Ereveld Candi |
Pukul 07:45 aku telah sampai di tempat kumpul. Selang 15 menit kemudian para peserta telah datang berkumpul. Hari ini walking tour diikuti oleh tiga orang peserta, yaitu aku, Arga, dan Dian. Sedangkan yang bertugas sebagai story teller adalah Ardi. Kalau pesertanya sedikit jadi berasa seperti private tour, hehehe. Oyaa, rute walking tour hari ini adalah Candi Baroe. Ada cerita apa aja di rute kali ini. Silakan baca cerita selengkapnya.
Ereveld Candi |
Perkembangan permukiman di kawasan Candi Baroe, Semarang tidak bisa dipisahkan dari Thomas Karsten, seorang arsitek berkebangsaan Belanda. Thomas Karsten membangun permukiman di Kota Semarang berdasarkan status sosial dan ekonomi masyarakatnya. Kawasan Candi Baroe dikhususkan bagi masyarakat dengan status sosial dan ekonomi yang tinggi atau golongan elit. Oleh sebab itu, banyak saudagar Tionghoa, dan pejabat Hindia Belanda yang bermukim di kawasan Candi Baroe.
Villa Tumpang |
Kemudian Ardi bercerita tentang Liem Bwan Tjie yang merupakan seorang arsitek kelahiran Semarang dan menjadi pelopor arsitektur modern generasi pertama di Indonesia. Dia dan beberapa arsitektur senior Indonesia, salah satunya Frederich Silaban yang merupakan arsitek Masjid Istiqlal, mendirikan Ikatan Arsitektur Indonesia (IKA). Mungkin namanya masih sangat asing, namun karya-karya telah tersebar di berbagai kota di Indonesia. Salah satunya Villa Tumpang yang sekarang dimiliki secara pribadi.
GoodFellas |
Perjalanan kami lanjutkan kembali menuju Resto Goodfellas. Dalam perjalanan itu kami banyak ngobrol tentang banyak hal. Salah satunya pemandangan kota Semarang dari kawasan Candi Baroe. Kesan pertama yang ada dipikiranku ketika tiba di Resto Goodfellas ada megah dan unik. Bangunan kuno ini dulunya adalah milik saudagar Tionghoa yang bernama Thio Thiam Tjong. Sedangkan arsiteknya adalah Thomas Karsten. Thio Thiam Tjong merupakan anak dari Thio Siong Liong, pemilik perusahaan ekspor impor di Semarang. Setelah lulus dari sekolah teknik Delft, Amsterdam, Thio Thiam Tjong kembali ke Semarang dan meneruskan usaha orang tuanya. Selain itu, dia juga aktif dan peduli dalam permasalahan sosial, ekonomi, dan pendidikan.
Pintu Depan Goodfellas |
Bentuk bangunan Goodfellas masih sama dengan bentuk aslinya, tidak mengalami perubahan. Banyaknya ventilasi menjadi ciri khas dalam setiap bangunan karya Thomas Karsten. Kami tidak masuk ke dalam resto karena resto belum buka. Namun, kami bisa melihat kotak surat yang masih asli dan tertulis nama pemiliknya yang pertama, Thio Thiam Tjong.
Thio Thiam Tjong |
Setelah dari Goodfellas, kami melanjutkan perjalanan dari menuju Puri Gedeh. Puri Gedeh merupakan rumah dinas Gubernur Jawa Tengah, Bapak Ganjar Pranowo. Puri Gedeh pertama kali digunakan oleh Gubernur Soeparjo Rustam sebagai rumah dinas. Kemudian dilanjutkan oleh beberapa gubernur lainnya. Bentuk bangunan Puri Gedeh sangat unik karena ada bagian ruangan yang berbentuk elips dan sebagian dinding berbahan dasar batu alam. Mungkin fungsi untuk memperkuat pondasi bangunan.
Puri Gedeh, rumah dinas Gubernur Jawa Tengah |
Kami kemudian melanjutkan perjalanan menuju Hotel Candi Baru. Perjalanan sekitar 10 menit jalan kaki. Kebetulan cuaca tidak panas, sehingga cocok untuk berjalan kaki. Sesampainya di depan hotel aku merasa takjub karena hotel ini merupakan satu-satunya hotel dengan bangunan lama yang masih beroperasi hingga sekarang.
Hotel Candi Baru |
Hotel Candi Baru awalnya bernama Hotel Bellevue (yang berarti pemandangan indah) dengan nama pemiliknya Van Demen Wars. Hotel ini terdiri dari dua lantai. Hingga sekarang Hotel Candi Baru telah berganti kepemilikan sebanyak tiga pemilik. Sekarang Hotel Candi Baru dimiliki oleh Sido Muncul.
Depan Hotel Candi Baru |
Ketika memasuki lobi hotel, kami langsung disambut lantai hotel yang berupa tegel dengan corak-coraknya yang sangat cantik. Langit-langit yang menjulang tinggi menjadi ciri khas bangunan kolonial. Di hotel ini menyediakan beberapa tipe kamar dengan harga yang sangat terjangkau dan menawarkan pengalaman tersendiri, yaitu menginap di hotel dengan bangunan peninggalan masa kolonial Hindia Belanda.
Lobi Hotel Candi Baru |
Setelah dari Hotel Candi Baru, kami melanjutkan perjalanan ke Pura Agung Giri Natha. Pura ini merupakan pura terbesar yang ada di Kota Semarang. Bosa dibilang letak pura ini di puncak bukit dengan pemandangan area Kota Semarang. Pura Agung Giri Natha masih digunakam sebagai tempat peribadatan bagi umat agama Hindu.
Pura Agung Giri Natha |
Kami melanjutkan perjalanan ke titik terakhir walking tour kali ini, yaitu Taman Diponegoro. Perjalanan tidak terlalu jauh, hanya sekitar 15 menit. Namun tidak perlu khawatir karena jalan yang kita lewati sangat rindang dan tidak bising. Selain itu, kita juga bisa menikmati rumah-rumah dengan desain yang unik.
Gapura Pura Agung Giri Natha |
Taraa, akhirnya kami sampai di Taman Diponegoro. Taman Diponegoro merupakan taman yang terletak di persimpangan jalan, yaitu Jalan Sultan Agung, Jalan S. Parman, Jalan Diponegoro, Jalan Argopuro, Jalan Telomoyo dan Jalan Kawi. Taman Diponegoro merupakan karya dari Thomas Karsten.
Puri Wedari |
Kami berempat menghabiskan banyak waktu untuk mengobrol banyak hal di Taman Diponegoro. Salah satunya tentang Semarang dan kawasan Candi Baroe. Menurut Dian, “Di Kota Semarang yang paling menarik itu tentang ceritanya.” Tapi bagiku, “Setiap kota, tempat selalu memiliki cerita-ceritanya masing-masing. Yang patut didengarkan dan diceritakan ulang kepada khalayak dan generasi selanjutnya.”
9 comments
Keren! Tentang sejarah, Semarang punya banyak cerita ya.
Dulu saia sempat kuliah di kota itu, tp malah gak explore mendatangi tempat bersejarah se-detail ini. Halan2nya cuman ke wisata mainstream saja, hehe
waah…sudah sampai semarang ga cari tahu tentang sejarahnya. ayo nyemarang lagi 😀
rute yang paling berkesan juga sih bagiku. ceritanya panjang dan suasananya adem.
padahal aku kemaren pengen banget ikut walking tour rute ini, semoga besok besok kesampaian deh
Wah berkali – kali saya singgah ke Semarang baru kali ini denger cerita Candi Baroe. Biasanya cuman Lawang Sewu, Kota Lama, dan SK saja hahaha. Kalo boleh tau tepatnya di daerah mana mas? Kok penasarank aku. Maklum taunya cuman Banyumanik dan Tembalang aja hehehehe
Tak kira Candi Baroe itu bener-bener candi, ternyata nama kawasan toh mas. Hahaha
Nama kawasan aja mas, karena letaknya di atas bukit jadi dkasih nama candi. Disini ga ketemu candinya dimana..hahaha
Kiraen ada candinya kaya gedong songo,, ternyata lbh condong penamaan kawasan candi yaa ??
Di sana gada candi mas 😀
Iyaa bener banget…cerita ttg kawasan candi baru, semarang