![]() |
Perkenalan sebelum walking tour |
Pagi ini kami berkumpul di depan Hotel Dibya Puri. Hotel Dibya Puri merupakan salah satu bangunan cagar budaya di Kota Semarang. Hotel Dibya Puri dulunya bernama Hotel Du Pavillon yang dibangun pada tahun 1847. Pada tahun 1913, hotel ini direnovasi untuk menyambut pameran Koloniale Tentoonstelling pada tahun 1914 di Kota Semarang. Pameran yang dianggap terbesar di Asia Tenggara pada saat itu. Hotel Du Pavillion terletak di Jalan Raya Pos (Jalan Pemuda/ Jalan Bodjong) dan merupakan wilayah yang sangat strategis dan dekat dengan pusat bisnis kawasan Kota Lama, Stasiun Semarang Tawang, Stasiun Semarang Poncol, kantor pos Johar, dan Alun-alun Kota Semarang. Meskipun merupakan bangunan cagar budaya, Hotel Dibya Puri sudah tidak digunakan lagi. Terlihat sepi dengan berbagai kerusakan di berbagai sudut bangunan. Rapuh termakan usia.
Baca Juga: Walking Tour: Sepotong Cerita Dari Kawasan Candi Baroe, Semarang
![]() |
Hotel Dibya Puri |
![]() |
Area yang dahulu merupakan alun-alun Kota Semarang |
Kemudian kami melanjutkan perjalanan menuju Masjid Agung Semarang atau yang lebih dikenal dengan Masjid Kauman. Kata Kauman diambil dari kata Kaum Aman, yang berarti tempat para alim ulama. Oleh karena itu, di sekitar Masjid Kauman terdapat beberapa pondok pesantren. Di sebelah utara Masjid Kauman dahulunya merupakan alun-alun Kota Semarang. Di sekitar alun-alun Kota Semarang dulunya terdapat kantor pemerintahan, masjid besar, pasar, dan penjara. Sama seperti konsep alun-alun yang ada di Pulau Jawa. Namun, kini alun-alun Kota Semarang sudah berubah menjadi pusat perdagangan, hotel, dan gedung perkantoran. Kata Mas Ardhi, guide dari Bersukaria, bahwa alun-alun berbentuk trapesium. Hal itu dikarenakan adanya pembangunan Jalan Raya Pos Daendels yang memotong sebagian kawasan alun-alun.
![]() |
Masjid Kauman |
Masjid Kauman dibangun pertama kali pada tahun 1743, 10 tahun lebih tua dari bangunan pertama di kawasan Kota Lama, Gereja Blenduk. Awalnya Masjid Agung Semarang atau Masjid Kauman terletak di daerah Pademaran, sisi timur Pasar Johar. Pada tahun 1740 terjadi sebuah peristiwa Geger Pecinan dan masjid mengalami kebakaran. Akhirnya masjid dipindahkan di tempat masjid yang sekarang. Masjid Kauman menjadi satu-satunya masjid di Indonesia yang mengumumkan peristiwa kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Dr. Agus, tokoh yang mengabarkan kemerdekaan Republik Indonesia, menyiarkan berita proklamasi melalui pengeras suara Masjid Kauman. Karena peristiwa tersebut, dr. Agus diburu dan akhirnya meninggal dibunuh oleh tentara Jepang.
![]() |
Gapura Masjid Kauman |
![]() |
Digantung di gang-gang Kauman |
Salah satu yang unik dari Masjid Kauman adalah di dalamnya memiliki 36 pilar yang masih asli dan atap masjid berbentuk tumpang sari. Selain itu, gapura depan masjid juga merupakan bangunan asli. Di gapura ini juga tertulis plakat yang ditulis dalam empat bahasa, bahasa Arab, Melayu, Jawa, dan Belanda. Dahulu setiap menjelang bulan Ramadhan, di Masjid Kauman selalu diadakan festival dugderan. Dugderan sendiri berasal dari kata “Dug” yang berarti suara bedug dan “Der” yang berarti suara meriam. Dugderan digunakan sebagai penanda untuk memasuki bulan Ramadhan. Dugderan sudah dilaksanakan sejak tahun 1881 pada masa pemerintahan KRMT Purbaningrat.
![]() |
Atap salah satu rumah di Kauman |
![]() |
Jalan yang ada di Kampung Kauman |
Di sekitar Masjid Kauman terdapat beberapa gang kecil. Gang-gang kecil memiliki nama yang menggambarkan aktivitas masyarakat atau keadaan di gang tersebut. Seperti gang Kepatehan yang berarti bahwa di daerah tersebut dahulunya terdapat warga yang memproduksi teh. Kemudian ada gang Butulan yang berarti di gang ini terdapat jalan tembus (butul). Kemudian ada Gang Krendo yang berasal dari kata krendo (keranda), yang menunjukkan bahwa dulunya tempat ini merupakan tempat untuk menyimpan keranda jenazah. Di Kampung Kauman sendiri memiliki banyak gang-gang kecil yang masih terhubung
![]() |
Aktivitas warga |
Kami mulai masuk keluar gang-gang sempit yang ada di Kauman. Selama perjalanan aku bisa melihat berbagai aktivitas warga. Selain itu, di Kampung Kauman masih bisa ada beberapa rumah dengan desain kuno. Rumah-rumah itu masih berdiri dengan kokoh dan terawat dengan baik. Kampung Kauman dihuni dari berbagai etnis. Tidak hanya etnis pribumi, Arab. Namun juga etnis Melayu dan Tionghoa. Kampung Kauman telah berkembang tidak hanya dalam keagamaan, namun juga bisnis. Letaknya yang strategis dengan sejumlah pasar membuat sebagian besar warganya membuka toko, kios atau berjualan di pasar. Di sekitar gang yang tidak terlalu jauh dari Masjid Kauman terdapat sebuah warung lumpia yang terkenal di Kota Semarang dan telah diturunkan ke beberapa generasi. Lumpia itu merupakan salah satu makanan hasil akulturasi budaya antara etnis Tinghoa dan Jawa.
Baca Juga: Jejak Kejayaan Oei Tiong Ham: Raja Gula dari Semarang
![]() |
Loenpia Mbak Lien |
Perjalanan kami lanjutkan menuju beberapa lokasi yang dulunya merupakan kantor pemerintahan kota dan bekas gedung bioskop. Kemudian menuju bekas bangunan Pasar Johar yang tampak mengenaskan karena peristiwa kebakaran dua tahun yang lalu. Kerangka bangunan masih dilihat dengan jelas, termasuk tiang-tiang jamur yang menjadi ikon Pasar Johar. Kami tak memasuki area bekas bangunan karena untuk menghindari hal-hal yang tidak diingikan. Termasuk memberikan “uang keamanan” pada oknum-oknum warga yang tidak bertanggung jawab. Kisah-kisah manis tentang Pasar Johar hanyalah tinggal sebuah cerita dan kenangan dari sebuah pasar, yang pernah menjadi pasar terbesar di Asia Tenggara.
![]() |
Bekas gedung bioskop Kanjengan |
![]() |
Bekas Pasar Johar (foto by @bersukariawalk) |
Setelah dari Pasar Johar, kami mulai menyusuri gang sempit di Pasar Ikan Hias. Ini pengalaman pertamaku memasuki area Pasar Ikan Hias. Kami tidak sedang membeli ikan hias yang akan ditaruh di akuarium, namun untuk melihat sebuah bekas bangunan yang berada di ujung pasar. Faberik Hygeia, begitulah sebuah tulisan yang masih terlihat jelas di sebuah dinding gedung yang tampak kusam dan tua. Gedung ini dulunya merupakan sebuah pabrik air minum kemasan dengan merk Hygeia. Pabrik Hygeia didirikan oleh Hendrik Freerk Tillema. Selain air minum kemasan, Pabrik Hygeia juga memproduksi minuman bersoda. Nama Hygeia diambil dari cerita mitologi Yunani, yang merupakan anak dari Asklepios, dewa pelindung kesehatan. Meskipun Pasar Ikan Hias ini selalu ramai dikunjungi, namun tidak banyak orang yang tahu bahwa di tempat itu dulunya terdapat pabrik air minuman pertama di Hindia Belanda.
![]() |
Pasar Ikan Hias |
![]() |
Faberik Hygeia |
Walking tour kami berakhir di bekas bangunan Faberik Hygeai ini. Belajar tentang sebuah tempat memang tidak pernah ada habisnya. Dalam perjalanan ini, aku baru mengetahui bahwa Kampung Kauman memiliki peran penting dalam perkembangan Kota Semarang. Mulai dari sebagai pusat keagamaan, bekas pusat Kota Semarang, area bisnis, hingga tempat akulturasi sebuah kebudayaan dari beragam etnis yang ada di Kota Semarang. Dari berjalan kaki inilah aku menjadi sedikit lebih tahu cerita tentang kotaku. Ayo kita berjalan kaki bersama dan saling bertukar cerita tentang apa yang kita temui selama perjalanan.
Happy Walking Tour
40 comments
Panas panas tetep semangat jon…haha
oh kauman itu toh artinya, oksip tak inget2, sapa tau ntar keluar di ulangan 😀
Panas-panas mendung..hahhaa
Ulangan pas balik ke jogja dan ditanyain didi yaa mas 😀
Wihhh! Mauuu dong kapan diajakin walking tour hehe.
Aku waktu anak2 sering main di kampung ini. Ortuku guru ngajinya tinggal di sana
aku pengen ikut walking tour lagi
Besok hari sabtu dan minggu ada walking tour 😀
Ayo besok sabtu atau minggu lee 😀
Waah asyik yaa mbak. Lebih paham dg kampung kauman. Apalagi dekat masjid kauman
Eh,iya,betul.. di Magelang juga ada nama kampung Kauman.
Di Jogja juga ada mas kampung kauman
mau dioajakin walking tour.. sekalian diajakin makan.. dikasih voucher liburan ke raja ampat.. dikasih uang saku dll..#ngelunjak
Duuh…pangeran situbondo banyak maunya..hahahha
Walking tour, wah kaya nya harus coba di kota (rumah) sendiri nih.. jangan di kota orang terus..
Biar bisa kaya mas !! Kebetulan saya blum pernah wisata kaya begini
iyalah, lebih mengenal kota sendiri itu penting 😀
Kirain cuma jogja yang punya kauman, ternyata semarang jug ada
wah seru banget walking tournya, bisa belajar banyak
Iyaa mas, kauman di semarang dekat dengan pusat perdagangan mas
Jadi lebih tahu tentang semarang 😀
enak ya walking tournya jalan" menyusuri kampung lewat gang kecil kaya gini tuh berkesan bgt.. apa lagi kalo ramah tamah sama warga sekitar perjalan jd lebih bnyk ceritanya
Hampir semua rute kita juga bisa berinteraksi dengan warga lokal. Di sini kami juga berinteraksi dengan warga sekitar mas
Aku malah lupa kapan terakhir ikut dugderan 😀
Berawal dari kata Hygeai akhirnya muncul kata Hygiene, Hygienic, Hygienist ya, mas…
Asyik juga jalan-jalannya; nanti kalau saya pulang Semarang boleh diajak ya, mas
Salam
Aku kok jadi pengen ikutan walking tour lagi…Pai
Aku taunya kauman itu pasar aja :))
Itupun kayaknya belum pernah kesini hahaha
Keknya enak jalan2 rame2
Aku mau dong Mas, kapan-kapan diajakin walking tour ginian seru 😀
nyari point juga buat googlemap ahahahha
Kauman ini salah satu rute bersukaria yang belum kesampaian buat ku coba, hukzz..
Aku yg bukan asli Semarang juga taunya Kauman ini cuma sebatas dekat sama Pasar Johar, ada masjid bersejarah, udah gitu doang. Ternyata masih banyak hal-hal menarik lainnya yang bisa ditemui di kawasan Kauman ya
Ternyata kauman itu kayak singkatan yaa..
Kayaknya seru yaa.. Banyak melihat banyak belajar ����
Iyaa, di payakumbuh juga ada kampung kauman kah?
Cobalah kapan2 ikut rute pecinan..seru kok 😀
Dulu aku juga tahunya kauman itu masjid. Ternyata banyak cerita yang bisa didapat dari kampung ini
Duuh..google local guide yaa..hahahaa
Aku udah lama ga update point 😀
Utk walking tour bisa cek @bersukariawalk 😀
Seru baanget mas…!!
Hahhaa..kauman memang identik dengan pasar johar. Mungkin kalau ke kauman cuma lewat aja yaa…hahaa
Ayok ikutan mbak. Belajar sejarah sekalian olahraga 😀
Ayo walking tour mas. Belajat sejarah sekalian olahraga 😀
Info walking tour bisa cek di @bersukariawalk 😀
Ditunggu untuk alun-alun lamanya mas 😀
Biasa, masalah di paragraf pembuka yang kadang bikin bingung para penulis mas –"
Jadi kapan nih ak diajakin walking tour?
Gak harus tunggu musim hujan kan?
Btw, Kauman keknya disemua kota ada ya nama daerah Kauman… ��
ayo kapan..?bis cek jadwalnya di @bersukariawalk dulu 😀
iyaa, daerah kauman banyak ditemukan di kota-kota pulau jawa.