[Ulasan] The Gong Traveling

by Rivai Hidayat

Heri Hendrayana Harris atau yang lebih dikenal dengan nama pena Gol A Gong bukanlah nama yang asing dalam dunia sastra Indonesia. Dia merupakan penulis dari buku Balada Si Roy yang terbit pada tahun 1989. Pada usia 11 tahun Gol A Gong kehilangan tangan kirinya karena mengalami kecelakaan ketika bermain dan harus diamputasi. Meskipun memiliki keterbatasan fisik, dia tidak menyerah untuk mewujudkan mimpinya untuk berkeliling dunia. Pada tahun 1991-1992, dia melakukan perjalanan ke Malaysia, Thailand, Laos, Bangladesh, Nepal, India, dan Pakistan.

Perjalanan Gol A Gong bukanlah perjalanan yang mudah. Perjalanannya adalah perjalanan yang penuh keberanian, nekat, modal dicari di sepanjang jalan, menghimpun makna, dan mencatatnya. Bukan sekadar jalan-jalan, melainkan membaca alam untuk mencari hikmah-hikmah kehidupan dan menjadikannya sebagai pelajaran. Di tengah-tengah keterbatasan yang Gol A Gong miliki: fisik, keuangan, pengalaman, dan penguasaan bahasa asing yang pas-pasan, dia berhasil mewujudkan cita-citanya untuk berkeliling dunia.

“Ide gila berkeliling dunia sudah lama aku tanamkan sejak kecil. Cenderung menjadi obsesi.” (Hal. 15)

Pada 9 September 1991, Gol A Gong berada di Pontianak. Lima hari kemudian telah menginjakkan kakinya di Kuching dan Serawak, Malaysia. Dari sinilah perjalanan berlanjut ke Kuala Lumpur, Malaysia. Di Kuala Lumpur dia membeli sebuah sepeda gunung seharga 600 ringgit yang kemudian diberi nama Master.
Baca Juga: [Ulasan] Keliling Nusa Tenggara Luar Dalam

Master menemani perjalanannya di jazirah Malaysia Selatan hingga menyeberang ke Bangkok, Thailand. Di Jalan Khao San, Bangkok Gol A Gong menjual Master kepada seorang pedagang kaki lima. Jual beli perlengkapan milik para pejalan sudah menjadi hal yang biasa di sana. Namun di kemudian hari, dia menyesali dan menangisi hal tersebut. Di Thailand pula Gol A Gong melewati perhantian tahun bersama warga Indonesia di KBRI Bangkok.

Gol A Gong
Bagian menuju Bangladesh

Uang hasil penjualan Master membantu Gol A Gong untuk melanjutkan perjalanan. Sebagian besar biaya perjalanan didapatkan dari gaji sebagai jurnalis dan honor sebagai penulis di beberapa media. Bahkan ketika dalam perjalanan ini, Gol A Gong tetap rutin mengirimkan tulisan-tulisannya. Total ada 17 tulisan yang dikirimkan dalam rentang waktu 8 bulan perjalanannya di Malaysia, Thailand, Laos, Bangladesh, India, Nepal, dan Pakistan.

Latar belakang sebagai seorang jurnalis memudahkannya untuk bernegosiasi dan menyesuaikan diri dengan berbagai kondisi di semua tempat yang dia kunjungi. Kemudahan mendapatkan potongan harga, diberi sesuatu secara gratis, dan dapat tumpangan tempat tinggal menjadi bagian yang sering dia temui dalam perjalanan ini.

Perjalanan Gol A Gong tidak selalu berjalan lancar sesuai dengan rencana. Dia beberapa kali mendapatkan hal yang tidak menyenangkan. Mulai dari ditipu oleh seorang cikgu (guru) ketika berada di Malaka, Malaysia, dikuntit oleh para pengemis ketika berada di Dhaka, Bangladesh, hingga hampir mengalami pelecehan seksual atau diperkosa oleh seorang laki-laki homoseksual ketika berada di Pakistan. Hal terakhir ini menyebabkan trauma tersendiri bagi dirinya.

Salah satu hal unik yang diceritakan oleh Gol A Gong dalam perjalanan ini adalah pengalaman menonton bioskop di kota yang dia datangi. Seperti bioskop di Thailand (Bangkok, Pattani, Chiang Mai, dan Hatyai) yang mengharuskan penonton untuk berdiri dan menyanyikan Lagu Raja sebagai bentuk penghormatan terhadap Raja Thailand sebelum film dimulai. Film yang ditayangkan telah dialih suara menggunakan bahasa Thailand. Di Vientiane, Laos semua penonton akan digeledah terlebih dahulu sebelum memasuki gedung bioskop. Hal ini dikarenakan sering terjadi pengrusakan kursi bioskop menggunakan senjata tajam oleh penonton yang tidak bertanggung jawab.
Baca Juga: Perjalanan Pulang ke Semarang

Bagian akhir perjalanan

Di Dhaka, Bangladesh karcis bioskop hanya bisa dibeli melalui calo dengan harga yang lebih mahal. Penonton film India di kota ini juga sering ikut menari dan berjoget ketika ada adegan musik. Film-film dari India sering menguasai layar bioskop di Dhaka. Sedangkan di India film-film Bollywood selalu menjadi pemenang di tanah sendiri dibandingkan dengan film-film dari luar negeri, termasuk film Hollywood.

Ibuku bilang, “Pulang dulu. Jangan terlalu lama meninggalkan rumah. Tidak baik mengikuti hawa nafsu.” Para traveler yang juga kawan baruku selalu berkata, “Slowly, friend.” (Hal. 233)

Di Lahore, Pakistan hampir tidak ada film-film Bollywood yang diputar di bioskop. Film Hollywood dan hongkong yang lebih sering diputar di bioskop. Meskipun beberapa di antaranya adalah film lama. Sebelum film dimulai, layar bioskop akan menampilkan gambar dan lagu penghormatan untuk Bapak Kemerdekaan Pakistan, Muhammad Ali Jinnah.

Setelah melakukan perjalanan sekitar 8 bulan, pikiran Gol A Gong berada dalam persimpangan. Pilihannya antara melanjutkan perjalanan atau pulang ke rumah. Obsesi untuk berkeliling dunia telah membawanya untuk terus berjalan ke barat. Namun, keluarga, teman, dan pejalan yang ditemui selama perjalanan menyarankan untuk pulang. Gol A Gong terlalu lelah dalam perjalanan dan tidak kuat lagi menyandang ransel di punggungnya. Yang ada di benaknya hanya ingin pulang dan berkumpul dengan orang-orang di rumah.

Entahlah, apakah aku akan melanjutkan lagi petualangan untuk melunasi obsesiku atau tidak. Entahlah. Hakikatnya ada pada Tuhan, lelaki memang harus pergi, tapi juga harus pulang.” (Hal. 261)

The Gong Traveling
Gol A Gong
Salamadani
Bandung, 2012

You may also like

18 comments

Heni February 17, 2023 - 1:36 am

Kalo baca”kisah nyata ttg kehidupan seseorang yg di tulis itu rasanya kayak melihat film aja..apalagi pengalaman si penulis itu banyak banget rintangannya..walopun pastilah banyak juga sukanya..dengan segala keterbatasan aja dia sanggup loh melakukan perjalanan jauh..tapi akhirnya usia dan fisik memanggil beliau untuk segera balik ke rumah

Reply
Rivai Hidayat February 19, 2023 - 8:38 am

Serunya baca catatan perjalanan itu seperti diajak jalan-jalan dalam ceritanya. Kemudian kita akan cari tahu tentang lokasi yang dikunjungi.
Sebuah perjalanan memang harus pulang sih 😀

Reply
Nursini Rais February 17, 2023 - 2:14 pm

Mengembara banyak menambah pengalaman. Tetapi tidak semua orang mampu melakukannya, sebab berbagai kendala. Apalagi udah menjelajah banyak negara.

Reply
Rivai Hidayat February 19, 2023 - 8:26 am

Ketika berniat untuk bertualang atau melakukan perjalanan, sebaiknya dipersiapkan dengan sebaik-baiknya. jadi beberapa kendala yang mungkin terjadi bisa diminimalisasi sedini mungkin.

Reply
Agus February 19, 2023 - 10:26 am

Menarik sekali perjalanan Gol A Gong berkeliling dunia, pertama pakai sepeda di jazirah Malaysia sampai akhirnya sepedanya di jual di Thailand.

Btw, baru tahu kalo di Thailand harus berdiri dan menyanyikan lagu dangdut sebagai bentuk penghormatan kepada rhoma irama, eh salah ya. :mrgreen:

Bukunya menarik mas, ulasannya juga bagus. 🙂

Reply
Rivai Hidayat February 21, 2023 - 3:30 am

Rhoma Irama juga seorang raja yaa Mas Agus, Raja Dangdut. Seorang raja memang harus dihormati.
Makasih mas Agus telah singgah di sini 😀

Reply
Agus March 1, 2023 - 8:19 pm

Kalo sekarang nonton bioskop di Thailand masih harus berdiri tidak ya sebelum filmnya diputar, soalnya raja sekarang katanya tidak sebaik Bhumibol Adulyadej yang memang dihormati.

Reply
Rivai Hidayat March 2, 2023 - 12:12 am

Aku kurang tahu untuk sekarang. Beberapa berita bilang jika raja yang sekarang tidak sebaik raja sebelumnya. Namun rakyat thailand begitu menghormati raja mereka

Reply
fanny_dcatqueen February 19, 2023 - 10:34 pm

Aku baru tau tangannya di amputasi…

Menarik buku yg ini, mungkin Krn relate Ama passionku juga traveling. Krn jujurnya aku ga terlalu suka buku2 gol a gong yang lain, cthnya Balada si Roy itu .

Traveling di tahun segitu pasti masih susah banget Yaa. Belum lagi masih pake fiskal. Ga ada internet utk browsing apapun.

Itu berarti dia kirim tulisan2nya, pake pos dong ya mas .. belum resiko ilang di jalan .

Jadi pengen baca bukunya. Aku penasaran juga caranya bikin visa di tahun itu. Pakistan seingetku msh mewajibkan visa untuk WNI

Reply
Rivai Hidayat February 21, 2023 - 4:06 am

aku juga baru tahu dari buku ini. Walaupun di buku ini ga dijelaskan secara detail. Jadi ya cari dari sumber lainnya.
Buku balada si roy malah terinspirasi dari pengalaman dia keliling pulau jawa ketika sma. Termasuk naik gunung gede. Orang yang melakukan perjalanan keluar negeri di masa lalu bisa dibilang orang-orang terpilih karena ga semua orang bisa melakukan perjalanan tersebut. Gol A Gong salah satunya.

Di buku ga dijelaskan artikel-artikelnya dikirim melalui apa. Aku juga penasaran dengan proses tersebut. Kemungkinan besar pengiriman via pos yang lebih aman pada saat itu.

Masuk pakistan dikenakan bea visa. Kayaknya dia bikin visa di India. Di samping itu, dia tertolong karena beragama islam. Jadi sangat diterima ketika berada di Pakistan. Cerita di Pakistan sangat menarik untuk dibaca.

Reply
Nasirullah Sitam February 20, 2023 - 12:22 am

Pernah ketemu sama Gol A Gong di acara kampus waktu masih kuliah. Dulu sering penasaran dengantulisan-tulisan beliau. Sampe ngincer di perpustakaan buat dipinjam

Reply
Rivai Hidayat February 21, 2023 - 3:27 am

Tulisan Gol A Gong memang cukup terkenal. Temanku ada yang mengoleksi Balada Si Roy. Dia susah payah untuk mendapatkan semua serinya.

Reply
Kangg Mas Joe February 21, 2023 - 8:08 am

Membaca ulasan mas rivai, jadi kebayang isi seluruh bukunya. Sangat menarik yaa perjalanan yang dilakukan Gol A Gong.

Akhirnya dia gimana maz? Pulang atau tetap melanjutkan perjalanan yaaa, jdi penasaran wwkk

Reply
Rivai Hidayat February 21, 2023 - 11:56 am

Perjalanannya banyak kejutan mas joe. Jadi banyak hal yang ga terduga dan itu bisa dinikmati sama pembaca 😀
Dia akhirnya pulang. Padahal saat itu ada ajakan dari seseorang yang dia temui di India untuk melanjutkan perjalanan menuju Berlin, Jerman.

Reply
duniamasak February 24, 2023 - 8:04 am

dari hati ke hati, deep banget :”)

Reply
Rivai Hidayat February 24, 2023 - 1:22 pm

Makasih

Reply
ainun February 27, 2023 - 4:03 pm

Dari judulnya udah bikin penasaran, apalagi ceritanya seputar traveling.
Paling asik kalau langsung aku baca bukunya ya, biar bisa ikutan ngerasain perjalanannya Gol A Gong

Reply
Rivai Hidayat February 28, 2023 - 12:37 am

Buku lama, jadi bakal lebih effort untuk cari bukunya. Bukunya bagus, dan kita akan dibawa ke traveling di masa lalu.

Reply

Leave a Comment