Seingatku, buku Storycation bukanlah pengalaman pertamaku dalam membaca buku antologi. Buku antologi merupakan buku yang ditulis oleh beberapa penulis. Membaca buku antologi akan memberikan pengalaman tersendiri karena bisa menemukan beberapa karakter penulisan, cerita, tokoh, alur, dan latar yang berbeda pada setiap cerita dalam satu buku. Sebelum buku Storycation aku pernah membaca sebuah buku antologi yang berjudul The Journey 3. Buku ini ditulis oleh beberapa penulis, seperti Amrazing, Windy Ariestanty, Ariev Rahman, Alit, dan seorang wartawan senior, Farid Gaban.
Blurb
Everybody loves travel. Siapa yang tidak suka traveling, piknik, tamasya, bertualang, atau apapun namanya itu? Lalu, Why people love to travel? Tentu jawaban orang akan beragam dan mungkin sangat personal
Dengan latar belakang yang berbeda—dari Mbak-Mbak dan Mas-Mas kantoran, guru, freelancer, penyiar radio, travel blogger, penulis, hingga wirausahawan—sebanyak 14 orang penulis ini mengisahkan keseruan keseruan traveling mereka dalam buku antologi Storycation ini.
Kita akan diajak menyusuri kisah jalan-jalan ke Lhokseumawe, Jakarta, Surabaya, Malang, hingga Kawah Ijen yang berada di perbatasan Banyuwangi dan Bondowoso. Ada juga kisah lintas Sulawesi Selatan, perjalanan menuju Puncak Kelimutu di Flores, serta sisi lain Pulau Komodo. Simak juga keseruan perjalanan lintas darat negara-negara Indochina, perjalanan di India yang penuh drama, kisah di Tanah Suci, hingga ngubek-ubek Vietnam. Buku ini juga menyajikan kisah yang bikin lapar, mulai dari pencarian halal food di luar negeri, kisah makanan yang bikin extra happy, hingga kulineran di kota-kota di Jawa Tengah. Pokoknya komplet! Kisah-kisah dalam buku ini sedikit banyak memberikan gambaran, bahwa traveling tak melulu karena ingin refreshing dan bertualang, tetapi juga bagaimana kita belajar tentang dunia, membuka wawasan, serta merayakan hidup.
Ulasan Buku Storycation
Buku Storycation terdiri dari beberapa cerita yang dibagi dalam tiga bagian. Bagian pertama berjudul Serunya Indonesia. Bagian ini berisi enam cerita yang menceritakan pengalaman perjalanan penulis yang dilakukan di wilayah Indonesia. Seperti perjalanan menuju Puncak Kelimutu untuk menikmati matahari terbit yang diceritakan oleh Aulia dalam tulisan berjudul Mengejar Sunrise Tiga Warna dan pengalaman hadir di sebuah acara pernikahan di Kota Lhokseumawe, Aceh oleh Adi Nugraha dalam tulisan berjudul Saat Linto dan Dara Baro Berjumpa.
Bagian kedua yang berjudul Tak Nyasar Di Negeri Orang ini berisi tentang pengalaman perjalanan penulisnya di luar negeri. Salah satu yang menarik adalah pengalaman Aji dalam perjalanannya di India. Cerita ini dapat ditemukan dalam tulisan berjudul Balada India, Negeri Sejuta Drama.
“India memang memiliki pesona yang luar biasa. Adat budaya yang terpelihara, bangunan yang kelasik dan artistik, serta makanan khas yang kaya rasa. Namun, tak sedikit orang yang juga berkata bahwa India memiliki sejuta drama.” (Aji-Balada India, Negeri Sejuta Drama, hal 58)
Bagian ketiga kumpulan cerita diberi judul Comfort Food. Di bagian yang terdiri dari enam tulisan ini berisi tentang pengalaman penulisnya tentang makanan yang mereka cicipi dalam perjalanan. Salah satunya cerita dari Nadine yang bercerita tentang Semarang, khususnya tentang sebuah warung nasi goreng yang rahasia, warung kopi legendaris, dan sentra pembuatan kulit lumpia.
Ketiga tempat ini memiliki keunikannya masing-masing. Seperti warung nasi goreng yang rahasia yang tidak memiliki nama dan petunjuk lokasi. Namun, memiliki rasa yang tidak kalah dengan penjual nasi goreng di tempat lainnya. Warung kopi yang menjadi tempat produksi kopi yang usianya lebih tua dibandingkan negara ini. Lalu ada sentra pembuatan lumpia yang menjadi bagian penting dan tidak terpisahkan dari lumpia, makanan khas Kota Semarang. Cerita ini berhasil membawaku—yang merupakan orang asli Semarang—untuk mendatangi ketiga tempat ini. Khususnya adalah warung nasi goreng rahasia.
Baca Juga: [Ulasan] The Gong Traveling
Di bagian terakhir buku berisi tentang profil para penulis. Buku Storycation ditulis oleh 14 penulis, yaitu Aan, Adi, Aji, Ariy, Aulia, Eka, Indra, Nadine, Nurul, Rieke, Rifqy, Rinto, Dharwiyanti, dan Zizou. Menurutku, mereka berhasil menuliskan pengalaman pribadinya dengan sangat baik dengan bahasa yang ringan dan mudah dipahami. Seperti yang aku bilang sebelumnya tentang berbagai karakter penulisan, karakter penulisan sebagai seorang pejalan yang bijak dalam sebuah perjalanan bisa ditemui pada tulisan Rifqy yang berjudul Sepinggan dari Jalan Macan. Karakter penulisan kocak, konyol, tetapi tetap seru dalam tulisan Aji yang berjudul Balada India, Negeri Sejuta Drama. Aku secara pribadi mengenal mereka berdua. Karakternya memang tidak jauh dari tulisannya. Seorang pejalan yang bijak dan seseorang yang lucu, seru dan kocak.
Buku Storycation sangat cocok bagi mereka yang menyukai sisi lain dari sebuah perjalanan. Perjalanan tidak selalu tentang destinasi yang dikunjungi. Perjalanan bisa cerita tentang makanan, orang yang ditemui, kebudayaan, adat istiadat, kebiasaan, keberuntungan, kejutan, setiap rasa yang dirasakan, dan perjalanan pulang dalam sebuah perjalanan.
“India mungkin tak seindah yang orang lihat. Namun, India juga tak seburuk yang orang bayangkan. Tapi, percayalah! Hanya ada dua kemungkinan saat seseorang telah mengunjungi India: Benci untuk kembali atau jatuh cinta berkali-kali.” (Aji-Balada India, Negeri Sejuta Drama, hal 63)
Judul: Storycation – Antologi Jalan-Jalan 14 Penulis
Penulis: Aan, Adi, Aji, dkk
Penerbit: Indiva Mitra Pustaka
Tahun: 2022
10 comments
Nah buku”yang begini yang menarik karena ada beberapa penulis di dalamnya,jadi yang baca berasa semangat kepingin tau..eeh abis ini apalagi yaaa…jadi penasaranl..
Traveling memang ga sekedar jalan-jalan nya aja,banyak yang bisa di ulik lebih jauh,salah satunya ya makanan dari daerah /negara tertentu,gimana rasa, penyajian,keunikan dsb
Tiap penulisnya punya pengalaman dan karakternya masing-masing. Akhirnya jadi daya tarik tersendiri dalam buku ini.
sebuah perjalanan memang selalu begitu, menyangkut tentang banyak hal yang ditemui 😀
aku juga suka banget dengan buku perjalanan. mayoritas bacaanku kalo dihitung-hitung buku tentang perjalanan itu di urutan ketiga, setelah biografi dan fantasi.
berarti tidak jauh beda, kebanyakan buku juga buku perjalanan. Sudah lama ga koleksi buku fiksi dan semacamnya.
zaman sekarang semakin kurang yang berminat membaca buku…banyak masa digunakan untuk melayan media sosial yang lebih serronok dan enjoy
Ya media sosial memberikan dampak tersendiri, tapi masih banyak orang yang masih memiliki minat untuk membaca buku.
Maaaas, kalo ntr nasgor nya ketemu, kasih tau di mana yaaaa . Aku suka niih yg rahasia begini, biasanya memang enak .
Menarik sih bukunya. Aku sbnrnya ga suka antalogi, tapi kalo itu ttg traveling aku sukaaaaaak ❤️❤️
Membaca cerita perjalanan selalu menarik soalnya.
Semoga aja tripku ke India akhir THN ini ga bikin kapok yaaa
Rencana setelah bulan puasa bakal cari nasgor ini mbak. Nanti ku infokan kalau sudah ketemu mbak 😀
Coba baca buku journey mbak. Buku lama tapi ceritanya bagus-bagus
Ditunggu cerita mbak fanny tentang india 😀
Suwun, Mas, sudah dibaca dan diulas 🙂
bukunya bagus mas!