Sunrise Point Cukul menjadi tujuan perjalananku pagi itu. Aku langsung menyusuri jalanan berbatu untuk menuju Sunrise Point Cukul. Dalam perjalanan itu, aku disuguhi pemandangan area perkebunan teh dan sebuah rumah yang ada di seberang danau. Rumah berukuran besar itu berdiri sendiri, tanpa tentangga. Rumah bercat putih, kontras dengan birunya langit dan hijaunya kebun teh.
Jarak perbukitan itu sekitar 100 meter dari area parkir. Sunrise Point Cukul biasa digunakan untuk menikmati matahari terbit. Namun aku tiba di bukit tersebut ketika matahari mulai meninggi. Tidak ada warna jingga khas matahari terbit. Hanya kabut tipis yang menyelimuti barisan perbukitan.
Pagi ini aku berada di daerah Pangalengan, Kabupaten Bandung. Kami tiba sekitar pukul 06:00 setelah menempuh perjalanan sekitar enam jam dari daerah Cawang, Jakarta Timur menggunakan bus. Arus lalu lintas di jalan tol arah Cikampek yang padat mengakibatkan perjalanan kami tersendat. Sehingga kami tidak bisa tiba di Sunrise Point Cukul sebelum matahari terbit. Meskipun begitu, kami tiba dengan keadaan selamat dan bersiap untuk memulai pertualangan kami di Pangalengan.
Untuk memasuki area ini, pengunjung diharuskan untuk membayar tiket masuk sebesar Rp10.000/orang. Dari loket masuk, pengunjung tinggal menyusuri jalan setapak. Jalan setapak yang berupa tanah dibuat cukup lebar sehingga pengunjung akan nyaman ketika melewatinya. Berbagai fasilitas telah disediakan oleh pengelola. Mulai dari toilet, warung makan, mushola, tempat duduk, hingga spot selfie.
Spot selfie dirancang dengan berbagai bentuk dengan konsep instragramable. Hal seperti ini sangat lazim ditemui di berbagai tempat wisata lainnya di daerah lainnya. Pengembangan spot selfie memang mengundang berbagai pro dan kontra. Pro karena bisa meningkatkan kreativitas dan pendapatan sebuah tempat wisata. Sedangkan pihak yang kontra menganggap keberadaan spot selfie malah merusak pemandangan alami dan keunikan tempat itu sendiri. Keberadaan spot selfie ini terkesan bahwa pengelolaan tiap tempat wisata disamakan satu sama lain. Padahal setiap tempat wisata memiliki karakter dan keunikannya masing-masing.
Sabtu, pukul 06:24, kawasan ini masih dipadati pengunjung. Meskipun matahari sudah meninggi. Bahkan beberapa rombongan keluarga malah baru saja tiba di lokasi ini untuk menghabiskan waktu akhir pekan. Beberapa teman seperjalananku terlihat sedang berfoto-foto di spot selfie dengan latar pemandangan berupa kebun teh, jalan raya, dan barisan perbukitan yang diselimuti kabut tipis.
Sedangkan aku memilih duduk bersantai dan mengobrol dengan temanku di kursi kayu yang cukup sederhana. Selain itu, aku juga berkeliling kebun teh dan menikmati udara pagi. Ada beberapa warung yang menyediakan makanan dan minuman bagi para pengunjung. Jangan lupa untuk singgah dan membeli makanan atau minuman yang dijajakan di warung tersebut. Dengan begitu berarti kamu telah membantu meningkatkan perekonomian warga sekitar.
Baca juga: Lembah Harau, Semoga Aku Bisa Kembali
Setelah semuanya berkumpul, kami melanjutkan pertualangan kami menuju Perkebunan Teh Malabar. Sebuah perkebunan teh yang dibangun oleh Karel Albert Rudolf (K.A.R) Bosscha dan merupakan salah satu perkebunan teh tertua dan terluas yang ada di Indonesia. Sampai jumpa di Malabar.
Sunrise Point Cukul
Tiket masuk: Rp10.000/orang
11 comments
Jadi aku kapan diajakin nyunrise di sini?
Kemarin diajak ga bisa.
iyaa, seru banget ta
Pemandangannya indah ya, adem banget deh rasanya kalau bisa menikmati pemandangan indah, cuci mata dan perasaan…refresh kembali..
iyaa mbak, pemandangannya memang sangat bagus. Udaranya juga sangat segar
Mantabh jiwa…
mantabh juga ulasannya mengenai spot selfie di spot tertentu. Sepakat…
makasih gus wahid 😀
waah emang bagus bgt yaa, dari dulu pengen banget kesini tapi selalu gak jadi jadi T_T
ayo agendakan ke sini kak. Pemandangannya bagus
Wow cakep banget landscapenya…foto bukitnya juga. Warna mentari kehijauan kesan alami 😀 mengingatkan saya pafa Putuk Setumbu.
Sepertinya rekomen ini mampir kemari semoga setelah pandemi berakhir
saya juga pernah ke puthuk setumbu, ke sana pas dapat kabut..hiiks
Kalau pengen menikmati sunrise dan suasana pagi yang sekitar bandung, Pangalengan bisa jadi pilihan mbak phebie 😀