Serunya 8th Jogja International Heritage Walk

Pagi-pagi kami sudah berkumpul di daerah Imogiri, Bantul, DIY. Deket kota Jogja, kota yang selalu istimewa. Kota dimana aku dan dia mulai saling mengenal. Tepatnya kita lagi berada di Lapangan Selopamioro, kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul. Jadi pada hari ini (Minggu, 20 November 2016) aku dan teman-teman Backpacker Semarang akan mengikuti event 8th Jogja International Heritage Walk.

Jogja International Heritage Walk

Jogja International Heritage Walk pertama kali diadakan pada tahun 2008. 8th Jogja International Heritage Walk (JIHW) diadakan selama dua hari, tanggal 19-20 November 2016. Hari pertama JIHW mengambil rute di Candi Prambanan dengan jarak 5Km, 10Km, dan 20Km. Sedangkan hari kedua digelar di Imogiri dengan jarak 2Km, 12Km, dan 20Km. Kami memilih rute Imogiri dengan jarak 12Km. Tema yang diambil dalam JIHW adalah Save The Nature, Respect The Culture.

Mari kita jalan..!!

JIHW telah dikukuhkan sebagai anggota ke-27 Liga Jalan Kaki Dunia atau International Maching League (IML) pada 7 Mei 2013 di Chantonnay, Prancis. Indonesia merupakan satu-satunya negara di ASEAN yang menjadi anggota dari IML. Karena ini event internasional, pesertanya tidak hanya berasal dari Indonesia, namun juga dari berbagai negara, antara lain adalah USA, Belanda, Belgia, Jepang, Korea Selatan, Finlandia, Prancis, Swiss, Italia, Ceko, Rusia, Denmark, Norwegia, Autralia, Inggris, dll.
Mari kita jalan kaki…!!
Sesuai dengan temanya yaitu Save The Nature, Respect the Culture, peserta akan diajak melewati rute yang menampilkan pemandangan alam dan melihat budaya serta kehidupan warga Imogiri. Selama perjalanan kami disuguhi pemandangan perbukitan, persawahan, aliran sungai dan perkampungan. Peserta juga diajak melewati Jembatan Kuning. Jembatan Kuning ini bisa dilihat dari kebun buah Mangunan.

Menyusuri jalanan kampung
Melewati Jembatan Kuning

Selain menikmati pemandangan, peserta juga diajak untuk mengenal budaya yang ada. Mulai dari keramahan masyarakat, jajanan kampung, buah hasil perkebunan warga, hingga proses membatik. Di Check Point 1, peserta diajari membuat pola batik. Kemudian di Rest Area 5 dilakukan perwarnaan pada kain batik. Selanjutnya akan dilakukan pelunturan malam di tempat finish di Lapangan Selopamioro. Untuk memeriahkan acara JIHW, warga sekitar juga mengadakan festival di kampung-kampung mereka.

Makanan kecil yang disediakan panitia
Keris di salah satu Check Point
Peserta mancanegara antusias ikut membatik
Kami berjalan menyusuri kampung. Masuk kampung satu dan keluar di kampung lainnya. Tak lupa untuk menyapa masayarakat sekitar. Mereka dengan ramah dan antusias melihat setiap peserta yang melintas. Ada beberapa peserta mancanegara yang memberikan bendera kecil negara mereka kepada anak-anak kecil. Bahkan mereka mengajak foto peserta dari negara lain. Ga ada yang mengajak foto kami, hiiks.

Festival yang ada di rute Jogja International Heritage Walk
Kain batik yang sudah diwarnai

Akhirnya, pada pukul 11:30 kami sudah tiba di garis finish di Lapangan Selopamioro. Kami jalan kakinya santai. Ga mengejar waktu dan berusaha menikmati aja. Aku merasa perjalanan tadi sangat seru. Mungkin tahun depan ikut lagi dengan jarak 20Km dan fokus pada pencapaian waktu tercepat. Oyaa, aku terinspirasi oleh peserta dari mancanegara. Rata-rata mereka sudah berusia lebih dari 50 tahun dan mengambil rute 20Km untuk rute Candi Prambanan dan Imogiri. Mereka jauh-jauh datang ke Indonesia. Mereka terlihat sangat bersemangat dan antusias untuk mengikuti event ini. Beberapa peserta menunjukan koleksi pin mereka yang berasal dari berbagai negara. Mungkin mereka rutin mengikuti event seperti ini di berbagai negara. Kalian luar biasa, semoga selalu menginspirasi anak-anak muda untuk terus berjalan kaki.

Sampai jumpa di 9th Jogja International Heritage Walk di tahun 2017.

Jogja International Heritage Walk
Jogja Walking Association
Jalan Kompleks Colombo No. 39, Yogyakarta
(0274) 566728/ (0274) 549182
Twitter: @JogjaWalking
Instagram: @jogjawalking

Leave a Reply