Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the soledad domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /home/masvayco/public_html/wp-includes/functions.php on line 6114
Seni Itu Bernama Menunggu - Rivai Hidayat

Seni Itu Bernama Menunggu

by Rivai Hidayat
“Aku sering menyebutnya dengan seni menunggu. Kenapa aku sebut sebuah seni, karena dengan menunggu bisa menghasilkan sebuah foto yang memiliki jiwa, rasa dan cerita. Sebuah seni sebaiknya memiliki jiwa, rasa dan cerita khan”
Banyak orang bilang bahwa menunggu adalah pekerjaan yang membosankan dan tidak ada manfaatnya. Menunggu adalah pekerjaan yang penuh dengan ketidakpastian. Apalagi kalau menunggu gebetan yang tak kunjung memberikan sebuah jawaban, eehh. Nah lho, yang lagi pada nunggu, dibuat have fun aja yaa. Artikel kali ini akan bahas tentang me-nung-gu, yaap menunggu. Tapi menunggu disini ga ada kaitannya dengan asmara, cinta dan perasaan. Jadi jangan baper ketika baca artikel ini yaa. Menunggu yang kita bahas disini adalah menunggu momen yang tepat untuk direkam atau difoto.
Endah n Rhesa di Loenpia Jazz 2015
Endah n Rhesa di Loenpia Jazz 2015
Tohpati di Loenpia Jazz 2015
Menunggu adalah sebuah fase yang biasa dilewati dalam fotografi, khususnya fotografi dengan objek yang bergerak. Aku sering menyebutnya dengan seni menunggu. Kenapa aku sebut sebuah seni, karena dengan menunggu bisa menghasilkan sebuah foto yang memiliki jiwa, rasa dan cerita. Sebuah seni sebaiknya memiliki jiwa, rasa dan cerita khan. Fotografi human interest biasanya mengharuskan fotografer untuk menunggu. Menunggu untuk mendapatkan momen terbaik dan ekspresi yang beda pada objek. Ekspresi yang dimaksud disini adalah ekspresi alami atau natural yang dikeluarkan oleh objek. Misalnya ekspresi menangis dan ekspresi tertawa. Dengan menunggu, seorang fotografer bisa memberikan jiwa, rasa dan cerita dalam fotonya. Selain itu, selama menunggu kita juga bisa mengamati aktivitas- aktivitas yang dilakukan objek. Dari aktivitas tersebut akan membentuk sebuah pola yang nantinya bisa kita jadikan panduan ketika memotret. Bagiku ada kesan tersendiri ketika kita menunggu, kita akan mengamati setiap apa yang terjadi pada objek kemudian menangkap sebuah momen terbaik disaat yang tepat.
Gubernur Jawa Tengah, Bp. Ganjar Pranowo
Gubernur Jawa Tengah, Bp. Ganjar Pranowo
Nia Ramadhani
Nia Ramadhani
Beberapa kali aku telah mempraktekkan seni menunggu ini. Beberapa kali berhasil, tapi lebih banyak gagalnya, hahhahahaa. Aku bakal share beberapa hasil jepretanku dari kamera teman *belum punya senjata sendiri*. Kebanyakan foto-foto ini diambil ketika ada event, festival, atau memang sedang hunting foto. Seperti foto penyanyi Endah n Rhesa dan gitaris Tohpati di acara Loenpia Jazz 2015. Ada foto Nia Ramadhani dan Gubernur Jateng Bapak Ganjar Pranowo di sebuah acara jalan santai. Kemudian ada seorang pejalan kaki yang sedang melewati sebuah lukisan batik di sebuah tembok. Ada juga foto seorang taruna Akpol yang sedang memimpin rekan-rekannya dalam bermain marching band diacara Semarang Night Carnival 2015. Tak ketinggalan ada foto keponakan, namanya Aqila yang sedang minta es krim ke Maura. Ekspresi Aqila yang merengek memberikan kesan kuat pada foto itu.
Di sebuah Gang Kampung Batik di kota Pekalongan
Pemimpin Marching Band Akpol
Foto- foto yang ada diartikel ini semuanya melalui proses menunggu. Menunggu objek mengeluarkan ekspresi yang beda dan natural. Menunggu terkadang membosankan. Namun dengan menunggu, foto yang dihasilkan bisa lebih memiliki jiwa, rasa dan cerita. Jangan pernah bosen untuk menunggu. Fokuskan apa yang kau lihat, tinggal “klik”ketika momen yang tepat itu sedang berlangsung.
Maura dan Aqila
Maura dan Aqila

You may also like

Leave a Comment