Safari ke Kabupaten Wonogiri

by Rivai Hidayat
kabupaten wonogiri

Kami berangkat menuju Kabupaten Wonogiri ketika waktu menunjukkan pukul 07.30. Sesuai dengan waktu yang sudah kami rencanakan. Perjalanan menggunakan motor ini akan menempuh jarak 125 km dengan waktu tempuh sekitar 2–2,5 jam perjalanan. Namun, jarak dan waktu tersebut belum termasuk dalam perjalanan menuju Desa Brenggolo yang akan menjadi tujuan utama kami.

Kami–aku, Deta, dan Rony–memulai perjalanan dari Kabupaten Semarang. Pagi jalanan di kabupaten ini terpantau lancar. Tidak ada kemacetan sama sekali. Biasanya di pagi hari selalu ramai dengan para pekerja pabrik yang berangkat menuju pabrik mereka masing-masing. Kemungkinan mereka masuk kerja pukul 07.00. Di persimpangan Terminal Bawen kami mengarahkan motor kami menuju Kota Salatiga.

Memasuki Kota Salatiga udara terasa lebih segar dan cuaca sangat cerah. Kami sengaja memilih melewati daerah kota dibandingkan melewati Jalan Lingkar Salatiga. Jalan lingkar kondisinya lebih sepi dibandingkan jalan kota, tetapi kami ingin melihat suasana Kota Salatiga di pagi hari.

Persimpangan Jalan Diponegoro, Salatiga

Setelah melintasi Kota Salatiga, kami kembali memasuki daerah Tengaran, Kabupaten Semarang. Kemudian akan memasuki Kabupaten Boyolali. Sepanjang perjalanan menuju Kabupaten Boyolali keadaan lalu lintas juga terpantau lancar. Tidak ada keramaian atau kepadatan sama sekali. Bahkan kami bisa memacu laju motor kami hingga kecepatan 90 km/jam.
Baca Juga: Pasar Johar: Mahakarya dari Thomas Karsten

Di Boyolali kami sempat beristirahat dan mengisi bensin di sebuah SPBU. Kami juga membahas rute yang akan kami lewati. Keputusannya kami akan melewati daerah pinggiran Kota Surakarta. Tujuannya untuk menghindari keramaian yang biasa terjadi di Jalan Slamet Riyadi, Surakarta. Jalan utama di Kota Surakarta ini memiliki banyak persimpangan jalan dan lampu lalu lintas. Jelas hal ini bisa memperlambat perjalanan kami.

Kondisi jalan yang ramai kami jumpai ketika memasuki daerah Kabupaten Sukoharjo. Jalanan di Sukoharjo ini mengingatkanku pada perjalanan pulang dari Pacitan pada tahun 2013 silam. Tentu saja kini sudah banyak mengalami perubahan. Namun, aku masih mengingat dengan baik jalan ini. Kami masih melaju secara beriringan dengan kecepatan yang stabil.

Jalanan terpantau sepi ketika kami memasuki Kabupaten Wonogiri. Kami sempat berhenti dan beristirahat di sebuah SPBU untuk kembali mengisi bensin. Selain itu, kami juga mengecek lokasi titik kumpul acara. Kebetulan lokasinya tidak jauh dari daerah kota. Lokasinya tidak sulit untuk ditemukan. Akhirnya setelah menempuh perjalanan sekitar 2 jam kami tiba di Kafe Wonogirich. Tempat yang menjadi titik kumpul acara.

Setibanya di Wonogirich kami langsung diterima oleh Mas Bagus dan Mas Yanuar. Keduanya termasuk pengelola Wonogirich. Wonogiri Coffee House atau yang dikenal dengan Wonorich bukan sekadar kafe untuk menikmati kopi, tetapi juga menjadi tempat berkumpul para penggiat kopi di Wonogiri.

kabupaten wonogiri
Menuju Desa Brenggolo, Kabupaten Wonogiri

Banyak pemuda datang ke tempat ini untuk belajar mengenai kopi. Teman-teman di sini juga dengan senang hati akan berbagi ilmu dan pengalaman tentang kopi. Wonogirich sering mengikuti festival kopi yang diadakan di Kabupaten Wonogiri dan sekitarnya. Acara Suro Brenggolo yang kami ikuti merupakan kolaborasi teman-teman Wonogirich dengan komunitas kopi di Wonogiri.

Waktu menunjukkan pukul 11.00 dan kami telah bersiap menuju Desa Brenggolo. Perjalanan akan menempuh waktu sekitar dua jam perjalanan. Kami melaju mengikuti panitia yang berada di depan kami. Mulai meninggalkan daerah Kota Wonogiri dan berpindah di jalan antar Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kondisi jalan antar provinsi ini kondisinya kurang bagus. Aspal kurang halus, berliku, dan berlubang di beberapa ruas jalan.

Penglihatanku mesti fokus dengan kondisi jalan yang ada di depanku. Jemari tanganku mesti siap untuk menekan tuas rem, menambah, dan mengurangi kecepatan. Beberapa kali aku menggerutu karena kondisi yang kurang baik ini. Kami sering berpapasan dengan bus antar provinsi yang berukuran besar di jalan ini. Perasaan heran terus menyelimuti dalam benakku karena jalan penting yang menjadi penghubung antar provinsi memiliki kualitas yang buruk.
Baca Juga: Menyusuri Peninggalan Thomas Karsten

Kami berhenti untuk beristirahat dan salat di sebuah masjid yang ada di sekitar Kecamatan Jatiroto. Beberapa orang tertinggal jauh di belakang kami. Perjalanan masih membutuhkan waktu sekitar 45 menit untuk tiba di lokasi tujuan kami. Desa Brenggolo terletak di daerah perbukitan. Jalan datar khas pedesaan berubah menjadi jalan perbukitan yang berkelok-kelok.

Tempo hari panitia menyarankan kami untuk menggunakan motor. Hal itu dikarenakan kondisi jalan yang sempit dan tanjakan terjal. Mobil akan mengalami kesulitan ketika berpapasan dengan mobil lainnya. Hal itu aku lihat ketika sebuah mobil dari rombongan kami berpapasan dengan mobil bak terbuka milik warga desa. Salah satu mobil harus berhenti terlebih dahulu dan mempersilahkan mobil lainnya untuk melaju. Kami melaju dengan pelan dan sesekali menikmati pemandangan perbukitan yang ditumbuhi pohon pinus.

Sebuah gapura desa menyambut kedatangan kami. Akhirnya kami tiba di Desa Brenggolo. Rasa lelah menghampiri kami setelah perjalanan panjang dari Semarang. Namun, kami juga bisa merasa senang karena bisa menapakkan kaki di desa ini. Aku dan kedua temanku sudah siap untuk mendapatkan cerita dan pengalaman baru di Desa Brenggolo, Kabupaten Wonogiri.

Cerita dari Wonogiri
Desa Brenggolo
18-19 Juli 2023

You may also like

22 comments

Heni April 22, 2024 - 1:06 pm

Seru juga ya..nih bagi pecinta kopi tempatnya asiik banget bisa ngopi-ngopi sekalian belajar juga..wah kalo jalur Bawen Salatiga,Surakarta saya inget pas mudik 7-8 thn yang lalu kalo gak salah,saat itu mampir ke Surakarta makan di bebek pak Ndut ,entah masih jualan apa nggak sekarang …jalan berlubang..dimana” sama aja ya mas…tempat saya juga gitu,yang bagus hanya yang jalan utamanya ajayg agak di luar banyak berlubang.

Reply
Rivai Hidayat April 23, 2024 - 8:28 pm

Kopinya beneran enak. Aku dan temanku selalu menggunakan kopi brenggolo ketika seduh kopi. Rasa aroma robustanya sangat terasa dan nyaman di perut.

Kalau di lampung jalan berlubang jadi hal yang biasa yaa mbak. Kalau saat itu ga viral ga bakal diperbaiki.

Reply
Nasirullah Sitam April 23, 2024 - 7:05 am

Aku loh kepikiran nak kereta yang ke Wonogiri, tapi sampai sekarang belum terealisasikan karena jadwal keretanya terlalu pagi buat kami ahhahahhah. Jane menarik bisa main ke sana.

Reply
Rivai Hidayat April 23, 2024 - 8:27 pm

Bener juga. Jadwal kereta solo-wonogiri terlalu pagi dan kurang bersahabat bagi sebagian orang. Sebetulnya seru dan apalagi tiketnya murah.

Reply
Djangkaru Bumi April 23, 2024 - 11:03 am

Sampai Boyolali, terus mampir ke Klaten, itu tempat saya
Perjalanan yang menyenangkan

Reply
Rivai Hidayat April 23, 2024 - 8:25 pm

Setuju mas, perjalanan boyolali–klaten itu sangat menyenangkan

Reply
Reno Arifigar April 23, 2024 - 8:35 pm

Kangen banget suasana pagi Kota Salatiga. Saya 3 tahun sekolah SMK disana. Udah planning berkunjung kesana sekalian mampir ke kosan zaman SMK dulu menyapa Ibu kost. Tapi belum kesampean.

Reply
Rivai Hidayat April 25, 2024 - 8:07 am

Suasana pagi di Kota Salatiga memang bikin kangen mas. Semoga suatu saat bisa berkunjung ke salatiga lagi, mas reno.

Reply
dianovits April 24, 2024 - 10:54 am

Aku ke Wonogiri baru sekali itu pun coba-coba dengan kereta lokal yang melintasi jalan raya Surakarta. Niatnya sih emang naik keretanya mas. Nah sekalian aja tujuan akhirnya ke Wonogiri (gk safari ke wilayahnya) PP. Seru juga ternyata seperti senaik kereta commuter line Mojokerto Surabaya cuma beda di pemandangannya aja. Hehe

Reply
Rivai Hidayat April 25, 2024 - 8:09 am

Kereta surakarta-wonogiri memang jadi daya tarik tersendiri. Apalagi kereta ini juga melaju di jalan utama kota surakarta. Berbaur menjadi satu dengan kendaraan lainnya. Aku belum pernah karena tidak cocok dengan jam keberangkatannya.

Reply
fanny_dcatqueen April 29, 2024 - 1:45 am

Waah jauh juga ya mas . Naik mobil aja berasa lamanya, apalagi motor. Aku sekali deh kayaknya ke Wonogiri, tapi seingetku dulu ga mampir. Atau cuma utk istirahat makan, sebelum lanjut lagi ke Pacitan atau mana gitu. Dah lama bgt.

Baru tau ada tempat kopi wonogirich ini. Apalagi ttg desa brenggolo, baru denger ini.

Jadi penasaran mau baca cerita selanjutnya kalian di sana

Reply
Rivai Hidayat May 3, 2024 - 9:38 am

Ke pacitan bisa lewat wonogiri. Biasanya singgah untuk makan karena jalan ke pacitan biasanya sepi.

Desa brenggolo jadi salah satu penghasil kopi di wonogiri.

Reply
mbul kecil May 3, 2024 - 12:46 pm

Kelingan boyolali cuma liwat sakjet saknyet wkwkkw…yang deket patung kereta kuda apa kereta kencana apa ya ama yang botol susu dituang itu huhu…padahal kayaknya kotanya adem…di salatiga pas waktu itu juga ga lama…cuma lewat…pengen sekali sekali bisa dolan agak lamaan…soalnya yaitu tadi kotane adem sejuk bikin betah terlebih liwat pegunungan…kalaj wonogiri aku malah belum pernah ke sana. Cuma temen kantor ada yang dapat pasangan orang wonogiri lanjut abis itu bisa jadi juragan bakso wonogiri heheheh

Reply
Rivai Hidayat May 8, 2024 - 11:50 am

Kalau lewat salatiga dan boyolali sebaiknya berhenti dan jajan dulu mbul. Di dua tempat itu banyak makanan enak. Kalau mau beli sayuran bisa ke daerah kopeng, dekat salatiga. Disana udaranya sejuk dan pemandangannya bagus. Kalau di boyolali bisa ke daerah selo. Di sana juga sejuk dan pemandangan gunung merapi bisa dilihat dari sini. Wonogiri memang terkenal dengan bakso.

Reply
Sibayukun May 6, 2024 - 10:06 pm

Tadii komenku masuk nggak ya.. Padahal udah ngetik lumayan Panjang tuh.. wkwk
Yaudah tak ketik ulang lagi aja… wkwk

Kangen banget aku sama Salatiga.. Entah kenapa seneng banget sama itu Kota. Nggak tahu kenapa. Mungkin karena dulu sewaktu masih tinggal di Semarang, bisaa dibilang sering mampir k Salatiga.. Btw di sana ada Nasi Goreng Kambing rasanya enak banget… Namanya Pak Masyudi kalau nggak salah mahh.. Enakk..

Aku sendri belum pernah ke Wonogiri, dan aku sebenrnya baru tahu kalau di sana ada semacam perkumpulan buat belajar bareng Kopi ke Desa… Kerennn sihh.. Andai dekatt mungkin aku bakal gabungg…

Reply
Rivai Hidayat May 8, 2024 - 12:21 pm

komen yang masuk cuma ini aja bay..hahahha
Ya semarang yang panas bangete kemudian ketemu dengan salatiga yang sejuk. Jadi sudah dipastikan bakal suka dengan salatiga. Beberapa kali aku secara random juga ke salatiga malam-malam bay. Ke sana cuma untuk jajan dan kemudian balik lagi ke semarang.
Aku belum pernah coba sate kambing yang kamu maksud. nanti kapan-kapan kalau sempat bakal singgah

Biasanya di desa-desa penghasil kopi sering diadakan kegiatan untuk melihat proses pengolahan kopi. Selain di wonogiri, aku juga pernah ikut di temanggung.

Reply
ainun May 12, 2024 - 7:49 am

kalau ada kata Wonogiri yang ada dipikiranku adalah Mie ayam wonogiri yang dijual di kotaku hahaha
Dan warungnya selalu rame, aku aja belum cobain saking males antrinya
weekend memang seru kalau jalan jalan ke luar kota membawa misi belajar kayak gini ya, jadi tau juga keadaan kota lain yang mungkin sebelumnya belum pernah didatengi.

kadang aku tuh kalau naik motor dan papasan sama bis, haduhhh ampun dah, kadang bisnya ngawur, ngambil jalan sebelahnya bikin motor dari arah berlawanan sampe minggir-minggir banget

Reply
Rivai Hidayat May 13, 2024 - 1:49 pm

Selain mie ayam dan bakso, yang terkenal di wonogiri itu tukang jamu. Banyak tukang jamu yang berasal dari wonogiri, sukoharjo, dan sekitarnya.

Reply
rezkypratama May 19, 2024 - 9:21 pm

wonogiri saya taunya itu mie ayam
soalnya di sekitar saya ini mie ayamnya asli wonogiri

Reply
Rivai Hidayat May 20, 2024 - 1:11 pm

Mie ayam dan bakso wonogiri tersebar di berbagai kota.

Reply
Fajar Fathurrahman May 24, 2024 - 3:58 pm

Wah jadi kangen dulu mudik motoran mas, lewatin pantura 10 jam perjalanan hahaha.

Tapi semakin lama di Ibukota, aku makin rindu suasana perkampungan si. Disini terlalu lelah, tiap hari selalu berjibaku dengan kemacetan yang tiada akhir. Mangkanya kadang sebenernya healing mah gausah ribet-ribet ya mas. Ketemu jalanan lancar aja udah Alhamdulillah, hahaha

Reply
Rivai Hidayat May 26, 2024 - 8:53 pm

Dulu mudik kemana mas fajar? kalau perjalanan 10 jam bakal lama dan melelahkan ya mas..hahaha
Kalau tinggal di kampung suasananya lebih tenang dan ga perlu berjibaku dengan kemacetan. Helaing terasa lebih murah ketika berada di kampung yaa mas.

Reply

Leave a Comment