Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the soledad domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /home/masvayco/public_html/wp-includes/functions.php on line 6114
Safar ke Kota Bandung - Rivai Hidayat

Safar ke Kota Bandung

by Rivai Hidayat
kota bandung

Pukul 22.15, rangkaian KA Harina mulai melaju meninggalkan Stasiun Semarang Tawang. Kereta api ini merupakan kereta api relasi Stasiun Surabaya Gubeng-Stasiun Bandung. Satu dari dua kereta jurusan ke Kota Bandung yang berangkat dari Semarang. Satu rangkaian kereta lainnya adalah KA Ciremai yang berangkat pada pagi hari.

Kereta api jurusan ke Bandung tidak sebanyak dibandingkan kereta jurusan dari Semarang ke Jakarta. Oleh sebab itu, tiket kedua kereta api jurusan ke Bandung ini sering ludes terjual ketika akhir pekan dan hari libur nasional.

Perjalanan ke Bandung kali ini dalam rangka menemani ibuku mengunjungi saudaraku beserta istrinya yang pindah ke Bandung sejak beberapa bulan yang lalu. Ini merupakan pengalaman pertama ibuku pergi ke Bandung. Bagiku ini adalah kesekian kalinya aku pergi ke Bandung. Pertama kali ke Bandung ketika piknik SMP dan terakhir ke Bandung itu pada bulan Agustus 2019 silam.

Seperti kebanyakan penumpang lainnya, aku memilih untuk tidur dalam perjalanan malam itu. Lampu penerangan kereta sudah diredupkan. Cahayanya tak lagi menyilaukan mata. Menurut ibuku, aku tertidur cukup pulas. Entah kenapa malam itu badanku terasa capek dan bisa tertidur lebih cepat. Meskipun beberapa jam sekali terbangun. Lalu tertidur lagi.

Aku mulai terbangun cukup lama ketika berhenti di Stasiun Cikampek pada pukul 03.15. Di stasiun ini, lokomotif kereta akan berpindah jalur. Aku bilang ke ibuku bahwa pemandangan di jalur Stasiun CIkampek menuju Stasiun Bandung akan melewati pemandangan yang bagus. Namun karena ini perjalanan malam hari, pemandangan tidak bisa terlihat.
Baca Juga: Dari Masjid Baiturahman, Pasar, Hingga Kota Lama

Pukul 05.30 KA Harina mulai memasuki Stasiun Bandung. Stasiun terakhir yang menjadi tujuan kereta ini. Kami dan penumpang lainnya turun dari kereta. Kemudian berjalan menyusuri peron penumpang lalu menuju skybridge. Terakhir ke Bandung belum ada skybridge ini. Penumpang masih harus menyeberang jalur kereta untuk menuju peron atau pintu keluar stasiun.

Fasilitas skybridge memberikan keamanan dan kenyamanan kepada penumpang. Kami pun keluar stasiun melalui pintu utara stasiun. Kakakku dan istrinya sudah menanti kedatangan kami di depan pintu kedatangan penumpang.

kota bandung
Suasana pagi di depan Stasiun Bandung

Perjalanan dilanjutkan menggunakan taksi daring menuju tempat tinggal saudaraku. Taksi melaju menyusuri jalanan utama Kota Bandung. Aku sangat menyukai suasana pagi di kota ini. Sinar matahari menembus rimbunnya pepohonan di sepanjang jalan yang kami lewati. Jalanan masih sepi. Masih dingin dan tetap syahdu di pagi ini.

Aku merasa sopir melewati jalan yang memutar. Jalan yang lebih jauh dibandingkan dari peta yang ada di aplikasi. Sebetulnya tidak masalah, tetapi kami hanya ingin segera tiba dan beristirahat terlebih dahulu. Kami baru akan keliling Kota Bandung setelah ibadah Salat Jumat.

Pergi ke Soreang

Selepas ibadah Salat Jumat kami sudah bersiap untuk pergi ke rumah temanku yang berada di Soreang, Kabupaten Bandung. Aku bertemu dengan temanku ini terakhir pada tahun 2020 lalu. Setelah itu dia pindah ke Bandung dan menetap di Soreang. Aku sudah berjanji jika aku pergi ke Bandung bakal singgah ke rumahnya. Inilah kesempatanku untuk berkunjung ke tempat tinggalnya.

Jarak dari tempatku menuju daerah Soreang di Kabupaten Bandung akan menempuh waktu sekitar satu jam perjalanan. Kami akan melewati Jalan Kopo yang terkenal dengan kemacetannya. Benar saja. Siang itu Jalan Kopo sudah terpantau padat dengan kendaraan. Baik itu motor, mobil, bus, maupun truk logistik. Selain itu, kepadatan di Jalan Kopo juga disebabkan oleh ruas jalan yang kurang lebar.

Tanpa kesulitan aku bisa tiba di rumah temanku dengan selamat. Ternyata temanku sudah menanti kedatangan kami. Temanku ini merupakan keluarga Minang. Oleh karena itu, siang itu kami disuguhi rendang dan masakan padang lainnya.
Baca Juga: Penjual Susu di Gang Kampung Kulitan

Dia bercerita bahwa baru saja pulang kampung ke Padang dan Bukittinggi. Cerita ini mengingatkanku pada perjalananku ke Padang dan Bukittinggi pada tahun 2018 silam. Lalu aku berujar kepada temanku, “Aku menyesal hanya sebentar di Bukittinggi. Seharusnya aku bisa lebih lama lagi di sana. Aku sangat menyukai kota itu.”

Waktu sudah menunjukkan pukul 17.00 dan kami berpamitan untuk pulang. Senang rasanya bisa berkunjung ke rumah temanku ini. Kami sudah bersiap untuk menembus Jalan Kopo yang bakal macet karena jam pulang kerja. Di tengah perjalanan kami sepakat untuk singgah terlebih dahulu di Alun-Alun Kota Bandung sebelum balik ke rumah. Petang itu jalanan Kota Bandung terpantau ramai dan lancar.

Jalan Braga dan Sekitarnya

Malam itu lapangan Alun-Alun Kota Bandung sudah ditutup. Letaknya ada di depan Masjid Raya Bandung. Ketika siang dan sore hari lapangan yang terbuat dari rumput sintetis itu selalu ramai dengan pengunjung. Akhirnya kami memutuskan untuk berjalan kaki di sekitar Jalan Asia Afrika, dan Jalan Braga. Tentu saja ini merupakan pengalaman pertama ibuku berkeliling di kawasan ini.

Malam itu kawasan Asia Afrika dan Braga ramai dengan pengunjung. Baik warga lokal Bandung, maupun wisatawan. Kami melihat banyak fotografer jalanan yang sedang menjajakan kepada para pengunjung. Fenomena fotografer jalanan ini mirip seperti yang biasa aku temui di Kota Lama, Semarang.

Salah satu lokasi foto di dekat Alun-Alun Bandung

Kamera yang mereka gunakan memiliki kualitas yang bagus. Beberapa fotografer memamerkan hasil jepretan mereka. Ini adalah sebuah cara untuk menarik perhatian pengunjung. Aku rasa hasilnya bagus. Kondisi malam hari tidak jadi masalah bagi mereka.
Baca Juga: Menyusuri Kampung Kauman

Para fotografer ini bekerja dengan menggunakan rompi yang bertuliskan “Street Photographer” di bagian belakang rompi. Kemungkinan para fotografer ini tergabung dalam sebuah wadah atau perkumpulan. Jumlah puluhan orang yang tersebar di kawasan Jalan Braga dan sekitarnya.

kota bandung
Jasa fotografer di Jalan Braga

Aku melihat seorang fotografer sedang memotret seorang pengunjung di salah satu sudut Jalan Braga dengan menggunakan tambahan lampu penerangan. Sungguh pemandangan yang tidak biasa, tetapi ini menarik perhatianku. Foto hasil jepretan ini nanti akan dikirimkan melalui e-mail. Pengunjung tinggal membayar sejumlah uang kepada fotografer tersebut.

Selain fotografer jalanan, kami juga melihat beberapa orang yang berdandan dan berpakaian menyerupai karakter tertentu. Tidak hanya karakter film, tetapi juga karakter hantu. Sekilas dandanan mereka cukup menyeramkan. Namun, mereka sangat ramah dengan pengunjung. Salah satu karakter mengajak ibuku untuk berfoto, tetapi ibuku menolaknya dengan ramah.

Setiap pengunjung yang berfoto dengan karakter tertentu, nanti bisa membayar sejumlah uang ke kotak kardus yang ada di dekat karakter tersebut. Nominalnya tidak ditentukan sehingga bersifat sukarela dari pengunjung. Atraksi dari para pemeran karakter ini pemandangan menarik di sekitar Alun-Alun Bandung, Jalan Asia Afrika, dan Jalan Braga.

Kota Bandung,
Cerita dari Kota Bandung
15 Desember 2023

You may also like

18 comments

Titik Asa January 12, 2024 - 7:55 pm

Wah akhirnya Mas Vay jalan-jalan juga ke Bandung.
Beda jauh ya Mas suasana Bandung saat ini, jalanan pada macet.
Banyak hal yang ditemui disana ya Mas. Seperti para fotografer jalanan itu. Menarik juga ya.
Saya sendiri sudah lama tak ke Bandung. Dulu agak sering, utamanya kalau Kamis, di salah satu mall di Jln Braga suka ada jazz live yang diselenggarakan oleh Jazzuality.

Salam,

Reply
Rivai Hidayat January 14, 2024 - 12:43 pm

Kemarin pas lewat di braga juga terlihat beberapa cafe yang mengadakan live music. Lumayan rame juga, bahkan di beberapa cafe menyediakan daftar tunggu kepada para pengunjungnya.

Reply
Heni January 13, 2024 - 7:06 am

Saya ke Bandung sekitar 6 thn yang lalu, gimana Bandung sekarang mas, masih macet gak?…kota Bandung di jln Asia Afrika dan alun-alun memang selalu ramai ya, banyak gedung”bersejarah yang masih terawat dan memang cocok buat berfoto “, daerah Braga juga kalo gak salah banyak kuliner dan outlet ” ,udah agak lupa” saya, dulu pernah ceritanya mau makan di pusat kota nya,malam hari, berhubung macet parah karena malam Minggu,akhirnya gak jadi dan memutuskan balik dan hanya makan di sekitaran hotel tempat menginap aja hehe

Reply
Rivai Hidayat January 14, 2024 - 12:41 pm

Kalau bandung pasti macetlah. Sudah jadi langganan, apalagi ketika akhir pekan dan musim liburan. Jalan di bandung itu juga tidak lebar sehingga gampang sekali macet.
Banyak orang yang mengakali dengan menginap di dekat kota agar bisa makan sambil jalan kaki sehingga tidak kena macet.

Reply
Endah April January 13, 2024 - 8:01 am

Ya ampun karakter hantu itu masih ada ada sampe malem??? Aku dulu pernah pagi-pagi sama Kak Eya jalan-jalan dan ada karakter hantu P, kan aku paling males ya sama yang itu. Kayaknya masnya lihat aku takut, pas lewat di sebelahnya malah dikagetin. :)))

Reply
Rivai Hidayat January 14, 2024 - 12:37 pm

Semakin malam malah semakin ramai. Banyak karakter yang lain. Biasanya kalau terlihat takut itu malah kena jahil dari mereka. Jadi ya ga usah terlihat takut.

Reply
abasozora January 13, 2024 - 10:26 am

kami pergi atau berwisata ke arah timur kebanyakan, boleh coba ke arah barat ke arah Bandung melihat rekomendasi ini jadi pengin, semoga suatu saat dimudahkan

Reply
Rivai Hidayat January 14, 2024 - 12:39 pm

Yap, semoga kelak bisa berwisata ke arah barat kak.

Reply
Indi Sugar January 14, 2024 - 10:31 pm

Kalau perjalanan malam jadi gak bisa lihat pemandangan memang, tapi biasanya malah nikmat tidurnya 😀 Oh iya, Kopo memang terkenal macet :’) Apartemenku dulu gak jauh dari sana (Mekarwangi), kalau mau jajan ojolnya suka mikir-mikir dulu seandainya restonya di Kopo apalagi kalau musim hujan, —rawan macet dan banjir, ahahaha.

Reply
Rivai Hidayat January 17, 2024 - 8:24 pm

Ya walaupun tidur di kereta itu sungguh merepotkan. Jalan di kopo juga sudah ga bisa dilebarkan lagi jadi mesti sabar kalau lewat daerah sana.

Reply
Nasirullah Sitam January 15, 2024 - 7:51 am

Di banyak tempat, fotografer seperti ini membantu sebagian orang ketika ingin mendapatkan foto bersama. Sepertinya memang mulai merebak fotografer seperti ini. Mirip dengan fotograd\fer event.

Reply
Rivai Hidayat January 17, 2024 - 8:22 pm

kalau jaman dulu jasa foto keliling yang langsung cetak di tempat wisata. Kalau dulu dicetak, sekarang hanya perlu dikirim via email atau WA. tergantung dengan kesepakatan. Agen wisata juga memanfaatkan jasa fotografer untuk memotret kegiatan wisata para klien.

Reply
fanny_dcatqueen January 19, 2024 - 12:16 am

Trakhir ke Bandung tetep aja mainnya ke Lembang. Padahal aku pengen jelajah kotanya . Udah lama BANGETTTT dr trakhir jelajah bandung kota. Sebelum pandemi kayaknya.

Naaah deretan hantu di Braga itu pengen aku liat mas, tunjukin ke anak2 hahahahaha. Si adek mungkin bakal takut, tapi kakaknya pasti semangat liat yg begitu

Enak juga yaaa yg jasa foto, dikirim ke email tinggal bayar. Biasanya berapaan mas? Jadi ga repot hrs di print lagi.

Reply
Rivai Hidayat January 19, 2024 - 4:14 pm

Kalau naik di sekitar kota jangan lupa untuk jalan kaki mbak fany. Terutama di kawasan braga, asia afrika, dan sekitarnya. Jalan kaki di bandung itu seru banget kok.

Cosplay hantu di bandung itu termasuk yang lama dan ramai. Banyak karakter yang ditampilkan.
Aku lupa harga tiap file fotonya berapa. Harganya sangat terjangkau kok. Ga mahal kok. Jadi setelah foto tinggal pilih foto mana aja yang mau dibeli. Lumayan bisa dijadikan stok foto untu media sosial.

Reply
Sibayukun January 25, 2024 - 6:57 am

Terakhir ke Bandung tuh Tahun lalu sewaktu Famgath nginep di Hotel TransTV wkwk. Terus malamnya ikut teman ke Braga sehabis acara makan malam.. Ya Ampun pusing banget melihat keramaian. wkwk Mas Rivai apa tipe yang riweuh juga kalau lihat keramaian? sepertinya bukan yaa? Aku kalau udah di tempat ramai suka pusing, hawanya mau lari ke pojokan terus duduk atau sumpel telinga pke headset. Makanya aku tipe anak yang nggak seru kalau diajak main

Reply
Rivai Hidayat January 25, 2024 - 2:52 pm

Nginep di hotel transtv. mantap juga mas. Pasti betah nginep di sana LD
Aku terbiasa dengan keramaian kota mas. Ga ada masalah ketika berada di keramaian seperti pas di braga. Kadang malah menikmati keramaian seperti ini. Pernah duduk santai di kota lama sambil menikmati keramaian yang ada. Menikmati orang-orang yang sibuk dengan segala urusan mereka. Bagiku itu sangat seru 😀

Reply
ainun February 13, 2024 - 9:06 pm

ternyata di Jalan Braga ada jasa fotografer ya, mayan nih kalau buat foto foto yang apik gitu hasilnya.
Wishlist dari dulu mo belanja belanja ke Bandung tapi belum kesampaian, apalagi bandung terkenal sama Factory Outletnya dan itu yang bikin aku penasaran

Reply
Rivai Hidayat February 15, 2024 - 10:41 am

Kita bisa mendapatkan foto berupa soft file. Jadi ga perlu dicetak dalam kertas terlebih dahulu.
Ayo ke Bandung mbak ainun. Sediakan banyak waktu agar puas ketika keliling bandung.

Reply

Leave a Comment