[Ulasan] Keliling Nusa Tenggara Luar Dalam #JaneXLiaRC

by Rivai Hidayat
keliling Nusa Tenggara

Seseorang pernah berkata, “Kita sebenarnya tidak pernah mencari buku. Buku-buku yang menemukan pembacanya.” Jika hal itu benar, maka aku bertemu dengan buku Keliling Nusa Tenggara Luar Dalam termasuk dalam kutipan tersebut. Aku mendapatkan buku ini dari penulisnya langsung, Muhammad Iqbal. Pada suatu malam Iqbal menghubungiku melalui sebuah pesan singkat dan menawari bukunya untuk aku baca.

Aku dan Iqbal kenal melalui sebuah grup blogger dan uniknya kami belum pernah ketemu sama sekali. Aku yang terbiasa membaca dan menulis catatan perjalanan mungkin jadi pertimbangan tersendiri Iqbal untuk memberikan buku perjalanannya kepadaku untuk dibaca. Dalam buku ini Iqbal bercerita tentang perjalanannya di Nusa Tenggara yang dilakukannya pada April 2019. Buku Keliling Nusa Tenggara merupakan buku kedua Iqbal. Buku pertamanya berjudul Keliling Sumatera Luar Dalam.

Memulai Perjalanan dari Mataram

Kota Mataram di Pulau Lombok menjadi kota pertama yang didatangi oleh Iqbal setelah melalui penerbangan Jakarta-Mataram. Kota Mataram menjadi ibukota dan kota teramai yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Seperti wisatawan lainnya, Iqbal juga mengunjungi berbagai pantai yang ada di Pulau Lombok. Berada di Gili Trawangan membuat Iqbal membuatnya seperti tidak sedang berada di Indonesia. Dia bertemu dengan banyak warga negara asing yang berasal dari berbagai negara. Bahkan menu makanan dari negara lain juga tersedia di beberapa tempat makan. Makanan ditulis dengan bahasa asing dan harganya cukup mahal bagi wisatawan lokal.
Baca Juga: Catatan Perjalanan Che Guevara

Iqbal juga mendatangi Sembalun yang terletak di kaki Gunung Rinjani. Kawasan Sembalun belum-belum benar pulih pasca Gempa Lombok pada tahun 2018 silam. Bahkan jalur pendakian Gunung Rinjani juga ditutup karena adanya kerusakan jalur di beberapa titik pendakian. Pulau Bungin, Pulau Kenawa, Pulau Moyo, Kota Bima, Kota Dompu juga menjadi tempat yang Iqbal datangi. Perjalanan darat menggunakan bus antara Sumbawa ke Dompu sejauh 200 km memberikan kesan tersendiri. Iqbal bisa menikmati pemandangan pegunungan jagung sepanjang perjalanan. Kontur tanah di Sumbawa berupa perbukitan membuat warga lokal tidak memiliki pilihan untuk menanam di tanah datar. Area perbukitan pun disulap menjadi kebun jagung.

Iqbal merasa bimbang ketika berada di Pelabuhan Sape untuk melanjutkan perjalanan menuju Waikelo di Pulau Sumba atau ke Labuan Bajo. Dari Waikelo Iqbal bisa berkeliling di Pulau Sumba. Sedangkan dari Labuan Bajo bisa ke Taman Nasional Komodo dan kota-kota yang ada di Pulau Flores. Akhirnya Iqbal memutuskan untuk melanjutkan perjalanan menuju Labuan Bajo. Ketiadaan kapal menuju Waikelo menjadi salah satu alasan gagalnya Iqbal tidak bisa mendatangi Pulau Sumba. Iqbal mengikuti wisata berkeliling ke beberapa pulau yang ada di Taman Nasional Komodo bersama seorang wisatawan asal Norwegia yang ditemui di atas kapal. Perjalanan panjang selama 7 jam dan suasana di Bajawa memberikan kesan tersendiri bagi Iqbal. Bahkan menurutnya pendingin ruangan tidak dibutuhkan di tempat ini.

Kota Ende yang dikenal sebagai tempat lahirnya Pancasila dan pengasingan Bung Karno tidak luput untuk dikunjungi oleh Iqbal. Rumah pengasingan dan pohon sukun menjadi saksi bisu bahwa Iqbal pernah singgah di sini. Kota Kupang yang merupakan ibukota provinsi menjadi pusat transportasi di Nusa Tenggara Timur. Baik itu darat, laut, maupun udara. Dari Kota Kupang, Iqbal juga melanjutkan perjalanan menuju Rote dengan menggunakan kapal dari Pelabuhan Tenau. Rote merupakan pulau terluar yang sekaligus menjadi batas bagian selatan negara ini.
Baca Juga: Catatan Perjalanan Indonesia

Perjalanan berlanjut menuju Atambua yang menjadi kota perbatasan dengan negara Timor Leste. Rencana awal akan menyeberang ke negara tersebut melalui Pos Lintas Batas Negara (PLBN). Namun, rencana itu gagal karena Timor Leste menerapkan bea visa untuk memasuki negara tersebut. Dalam perjalanan ini, Iqbal juga singgah di Soe–salah satu kabupaten yang ada di Nusa Tenggara Timur–untuk bertemu dengan keluarga teman semasa kuliahnya. Temannya telah meninggal dunia dan kedatangannya juga dimaksudkan untuk berziarah ke makam temannya.

****

Buku Keliling Nusa Tenggara Luar Dalam tidak hanya berisi tentang destinasi yang dikunjungi. Namun, malah lebih banyak bercerita tentang orang-orang yang ditemui dalam perjalanan, kondisi sosial, dan segala rasa yang dialami selama perjalanan berlangsung. Selama perjalanan Iqbal selalu menggunakan transportasi umum untuk mobilitas. Bus, ojek pangkalan, kapal, perahu milik warga, dan travel sudah menjadi teman dan bagian dari perjalanannya. Bagi Iqbal, berjalan sendiri ke tempat baru, bertemu orang baru, dan melihat alam baru selalu menjadi media belajar yang bagus. Belajar untuk kontemplasi, memahami pemahaman orang lain, dan mensyukuri apa yang sudah Allah berikan.

Keliling Nusa Tenggara Luar Dalam
Muhammad Iqbal
Leutikaprio
Cetakan I: September 2022

You may also like

14 comments

Nursini Rais January 3, 2023 - 8:54 am

Luar biasa. Pasti isinya bagus. Doa sukses buat sang pemilik karya.

Reply
Rivai Hidayat January 3, 2023 - 10:24 am

Isinya bagus dan layak dibaca.

Reply
Endah April January 4, 2023 - 8:26 am

Wiiih hebat mas Vay dihubungi sama penulisnya duluan!!! Nusa Tenggara ini jadi destinasi impianku dari beberapa tahun lalu, tapi belum kesampaian juga. xD Pingin banget ke Labuan Bajo sama Gili Trawangan. Btw soal buku perjalanan, makasih lho mas Vay yang udah pernah ngasih aku rekomendasi buku-bukunya Agustinus Wibowo. Kapan hari aku dengerin audiobook-nya, tapi aku ngerasa kurang kalau cuma dengerin orang baca bukunya. Jadi aku beli empat bukunya langsung. xD Tebel yha, dan isinya ada foto-foto berwarna juga. Bener-bener gak salah beli.

Reply
Rivai Hidayat January 4, 2023 - 4:36 pm

Semoga bisa segera kesampaian yaa 😀
Selamat membaca dan menyelami cerita-cerita dari agustinus wibowo. Bacanya ga perlu keburu-buru. 😀
Kalau butuh referensi buku perjalanan kabari aja. Kemarin aku abis checkout dua buku perjalanan. Buku the Gong traveling karya Gol A gong, dan buku kelana karya famega syavira. Keduanya buku lama, tapia masih layak baca dan bukunya bagus (terutama yg kelana karena pernah baca sedikit). Masih ada beberapa buku perjalanan yang masih ingin dikoleksi 😀

Reply
Nasirullah Sitam January 4, 2023 - 8:30 am

Beberapa buku perjalanan sudah aku list mau cari, tapi sampai sekarang agak mandeg dulu. Tahun 2022 pun jarang banget baca buku.

Reply
Rivai Hidayat January 4, 2023 - 4:30 pm

Tepat akhir tahun aku malah abis checkout 2 buku perjalanan mas. Buku lama, tapi masih layak untuk dibaca..hehehe

Reply
Heni January 5, 2023 - 8:39 am

asiik kalo liat ulasnnya ,pastinya dapet pengalaman dalam perjalanan dan ketemu orang”baru,cuman di Gili harga kelewat mahal kesannya hanya buat turis asing aja ya itu destinasi wisatanya,padahal turis domestik juga sama aja butuh “piknik”, buku ttg keliling Sumatra luar dalam menarik juga,kayak apa pandangan beliau ttg Sumatra,kebetulan saya juga dari dan orang Sumatra

Reply
Rivai Hidayat January 8, 2023 - 1:34 pm

Aku koleksi beberapa buku perjalanan.
Gili trawangan emang terkenal bagi wisatawan mancanegara. Banyak wisatawan yang menghabiskan banyak waktu ketika berada di sana.
AKu belum baca buku tentang sumatera miliknya. Menurut informasi perjalanan di sumatera dilakukan selama tiga bulan

Reply
fanny_dcatqueen January 6, 2023 - 6:14 pm

Aku suka kalo buku2 bertema traveling gini, apalagi yg diceritakan based on pengalaman pribadi penulis. Jadi lebih hidup dan berasa nyata.
Nusa tenggara udah lama masuk bucket listku mas, tp blm rezeki Mulu ngedatangin. Adaa aja yg bikin batal . Tapi di antara 2 tempat ini, yg aku pengen banget lebih ke NTT sih. Trus mampir Timor Leste . Ga tau deh 2023 bakal bisa kesana ga. Soalnya udh ada planning trip agak gede di akhir THN 2023 ntr

Reply
Rivai Hidayat January 8, 2023 - 1:38 pm

Kemarin aku baru beli buku perjalanan lagi. Satu buku baru, dan 1 buku bekas. Kalau ikut challange lagi yaa paling buku yang ditulis adalah buku perjalanan 😀
Nusa tenggara bisa buat overland mbak fanny 😀
Pada saat buku ini ditulis, TImor leste mengenakan bea visa. Setelah aku cek, negara ini sekarang sudah bebas visa untuk wni.
Ditunggu cerita trip 2023 mbak fanny 😀

Reply
ainun January 21, 2023 - 2:18 pm

sama kayak mba fanny, aku suka buku buku beginian, terus yang dibahas nusa tenggara, aku sukakk Pulau Nusa tenggara dan sekitarnya. Seru banget pasti bisa mengikuti cerita mas iqbal dalam buku ini

Reply
Rivai Hidayat January 21, 2023 - 2:23 pm

Buku yang berdasarkan pengalaman memang beri kesan tersendiri. Jadi tidak salah kalau banyak orang yang suka.

Berasa diajak jalan di Nusa tenggara mbak 😀

Reply
Uphiet January 31, 2023 - 6:42 am

Waahhh, berasa di ajak jalan2 ke NTT. Sudah lama tidak membaca buku-buku perjalanan seperti ini, lebih tepatnya sudah lama tidak membaca buku 😀
Buku-buku begini nih yang semakin buat penasaran keliling Indonesia 🙂

Reply
Rivai Hidayat February 1, 2023 - 4:36 am

Sekarang banyak buku perjalanan yang diterbitkan. Buku-buku lama juga menarik untuk dibaca 😀
buku kayak gini jadi bikin semangat untuk jalan-jalan 😀

Reply

Leave a Comment