Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the soledad domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /home/masvayco/public_html/wp-includes/functions.php on line 6114
Perjalanan Pulang ke Semarang - Rivai Hidayat

Perjalanan Pulang ke Semarang

by Rivai Hidayat
Perjalanan pulang ke semarang

Selepas salat subuh kami berangkat menuju Bandara Kualanamu dengan melewati jalan tol. Hari ini adalah hari Minggu dan ini merupakan perjalanan kami pulang ke Semarang. Kepulangan kami sempat tertunda satu hari dari rencana sebelumnya. Pagi ini Bandara Kualanamu terlihat ramai dengan penumpang. Banyak maskapai yang mengurangi jadwal penerbangan di masa pandemi seperti sekarang ini. Sedangkan banyak penumpang yang akan melakukan perjalanan. Akhirnya terjadi penumpukkan penumpang di beberapa jadwal penerbangan.

Pesawat akan berangkat pukul 09.45, tetapi pukul 09.00 kami masih mengantri di belakang belasan penumpang lainnya. Proses pemeriksaan tiket, surat keterangan hasil tes, dan barang berjalan dengan lancar. Petugas tampak lebih cepat dalam memeriksanya daripada biasanya. Antrian penumpang masih terlalu panjang. Kami langsung menuju pesawat yang sudah siap di area apron.

Ruang tunggu luar Bandara Kualanamu

Pesawat mendarat di Bandara Soekarno-Hatta pada pukul 12.05. Pesawat langsung menuju bagian kedatangan di Terminal 2 bandara. Aku dan ibuku akan berpisah dengan kedua adikku. Kami berdua akan melanjutkan perjalanan pulang ke Semarang. Sedangkan kedua adikku telah bekerja dan tinggal di Jakarta dan Tangerang. Kali ini kami tidak perlu lagi berpindah terminal. Hanya perlu melakukan pengecekan ulang di konter maskapai dan menuju ruang tunggu. Pesawat menuju Semarang akan berangkat pada pukul 14.30. Masih ada waktu untuk beristirahat sejenak.
Baca Juga: Terinfeksi Virus Korona(?)

Tidak banyak kegiatan yang bisa aku lakukan di ruang tunggu di Terminal 2 yang tidak luas ini. Menurut informasi petugas bandara, pesawat mengalami keterlambatan selama beberapa menit. Pesawat mengalami keterlambatan sudah menjadi hal biasa bagi maskapai ini. Sedangkan saat itu ruang tunggu masih dipenuhi dengan calon penumpang dengan berbagai kota tujuan. Penerbangan menuju Semarang dengan berjalan lancar. Cuaca cerah sepanjang penerbangan. Aku dan ibuku langsung berjalan keluar bandara begitu koper kami ambil dari tempat pengambilan bagasi. Kami memilih taksi bandara dalam perjalanan pulang.

Sebetulnya di Bandara Ahmad Yani, Semarang tersedia transportasi bus. Namun, kami sudah terlalu lelah setelah menempuh perjalanan panjang dari Kota Tebing Tinggi. Taksi daring tentu tidak memungkinkan untuk menjemput kami di area bandara. Akhirnya taksi bandara menjadi pilihan kami yang ingin segera tiba di rumah.

Kami diarahkan menuju sebuah taksi bandara yang berada di urutan kedua. Sopir taksi tersebut bernama Pak Eko. Pak Eko menyambut kami dengan sangat ramah dan membantu kami memasukkan koper ke dalam bagasi. Beliau bekerja sebagai sopir taksi bandara sudah lebih dari tiga tahun. Kondisi pandemi membuat Pak Eko kesulitan mendapatkan penumpang.

Saat itu pemerintah sedang menerapkan pembatasan kegiatan yang kemudian berimbas pada pengurangan jadwal penerbangan. Belum lagi dia mesti bergantian dengan sopir lainnya untuk mendapatkan penumpang. Kondisi ini membuat Pak Eko dan sopir lainnya mengalami penurunan pendapatan. Kesulitan menutup setoran harian menjadi masalah yang biasa dihadapi oleh Pak Eko. Pesawat yang kami tumpangi merupakan pesawat terakhir yang mendarat di Bandara Ahmad Yani, Semarang. Padahal waktu baru menunjukkan pukul 15.30. Hari itu Pak Eko baru mendapatkan tiga penumpang. Setelah mengantarkan kami, Pak Eko akan kembali ke pangkalan dan pulang ke rumah.

Di Bandara Soekarno-Hatta dalam perjalanan pulang ke Semarang

Akhirnya kami bisa tiba di rumah dengan selamat. Selama beberapa hari ke depan kami mesti menjaga kondisi kesehatan, isolasi mandiri, dan membatasi interaksi dengan orang lain. Hal ini sebagai bentuk antisipasi dan pencegahan kami terhadap penularan virus. Selang dua hari aku melakukan suntik vaksin yang kedua. Sesuai dengan jadwal yang telah aku dapatkan. Selang satu minggu kondisi kami tetap sehat dan bugar. Tidak ada gejala dan keluhan apapun dengan kesehatan kami.
Baca Juga: Lawatan ke Tebing Tinggi

Perjalanan ke Kota Tebing Tinggi memberi kesan tersendiri padaku. Banyak hal aku alami dalam perjalanan ini. Seperti perjalanan pertama naik pesawat bersama ibuku, berpindah dari Terminal 3 menuju Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta yang jauh dan melelahkan, dan melewati jalan tol dengan pemandangan area perkebunan kelapa sawit.

Mungkin pengalaman didiagnosa terinfeksi virus korona menjadi pengalaman yang tidak terlupakan. Kami selalu tertawa ketika mengingat kejadian tersebut. Tentu saja, menurutku melakukan perjalanan, khususnya penerbangan, di masa pandemi virus korona itu lebih melelahkan dibandingkan perjalanan biasa.

Cerita dari Tebing Tinggi
Agustus 2021

You may also like

18 comments

Rudi Chandra February 6, 2023 - 3:26 am

Dulu juga pernah berpindah terminal di Bandara Soetta, emang jauh banget sih buat jalan kaki.
Wah, dari Tebing Tinggi ya Mas, di sana yang khas itu Lemang, biasa dimakan pake selai srikaya.

Reply
Rivai Hidayat February 6, 2023 - 7:28 am

Kemarin tidak ketemu selainya. Tapi lemangnya sudah enak untuk dimakan.

Reply
Nasirullah Sitam February 6, 2023 - 8:57 am

Tahun segitu memang butuh banyak hal yang harus dilakukan untuk naik pesawat. Kadang tahu-tahu ada surat warning gak boleh terbang ahhahahahh

Reply
Rivai Hidayat February 6, 2023 - 7:27 am

beruntungnya masih dapat penerbangan, meskipun mengalami keterlambatan. Beberapa bulan sebelumnya pernah dapat pemindahan jadwal penerbangan. Kali ini jadwalnya aman.

Reply
Heni February 7, 2023 - 8:55 am

Bener banget mas..saat pandemi perjalanan jauh lebih sulit,urus surat ini itu,harus minta surat izin..isi aplikasi dsb..apalagi untuk penerbangan,inget waktu awal”pandemi betapa ribetnya…alhamdullilah sekarang udah lancar

Reply
Rivai Hidayat February 9, 2023 - 12:16 am

Saat itu aku harus membantu ibuku dalam operasikan aplikasi. Jadi memang mesti dipersiapkan semuanya agar perjalanan bisa berjalan aman dan nyaman

Reply
Uphiet February 7, 2023 - 12:02 pm

You replied to this comment.

Reply
Rivai Hidayat February 9, 2023 - 12:15 am

Bahkan jadwal penerbangan bisa berubah atau dihilangkan secara tiba-tiba. Sebuah keberuntungan bisa melakukan perjalanan dalam keadaan aman dan nyaman.

Reply
Mbul Kecil February 8, 2023 - 11:31 am

Alhamdulilah tiba di Semarang lancar jaya meski pada saat pandemi ada saja kendala ya Mas Vai, terutama sepinya orderan taksi daring. Btw aku belom baca yang tebing tinggi, jadi penasaran..ntar maraton scroll ke bawah dulu baca episode lainnya

kalau aku belom pernah sepesawat sama ortu…kapan kapan jadi pengen cobain…mudh mudahan ada kesempatan wisata bareng keluarga ntar, amin…dan untuk para pencari nafkah di musim yang serba sulit sekarang mudah mudahan dimudahka segala urusannya, amin ya Rob ^_^

Reply
Rivai Hidayat February 9, 2023 - 4:18 am

Perjalanan panjang dan akhirnya bisa tiba di rumah dengan aman dan sehat. Selamat membaca kalau gitu. Cerita tebing tinggi hanya tiga seri 😀

Semoga suatu saat mbul bisa satu pesawat dengan orang tua. 😀

Reply
fanny_dcatqueen February 12, 2023 - 6:55 pm

Selama pandemi kemarin aku ga ngerasain susahnya perjalanan dengan pesawat karena memang stop melakukan perjalanan udara . Males rempongnya memang mas. Baru berani setelah kurvanya turun tapi itu pun dengan mobil. Baru setelah Negara2 lain banyak buka Border dan ga mengharuskan isolasi, kami berani naik pesawat

Reply
Rivai Hidayat February 13, 2023 - 11:53 am

kalau aku tiga kali penerbangan pergi-pulang mbak. Mulai dari yang masih pakai antigen hingga pakai PCR. Semua penerbangan dilakukan karena ada keperluan. Mungkin kalau tidak ada perlu ya tidak jalan. Lebih aman berada di satu tempat daripada berpindah-pindah 😀

Reply
Peri Kecil Lia February 23, 2023 - 11:59 am

Meski pandemi belum resmi dibilang usai, tapi bersyukur sekali masa-masa yang menakutkan seperti 2 tahun lalu semua udah berlalu. Selalu sedih mendengar cerita banyak orang yang harus kehilangan pekerjaan atau sepi pelanggan karena efek pandemi, bahkan sampai sekelas tempat perbelanjaan aja kena imbas yang sangat besar 🙁 bersyukur sekali semua sudah membaik. Semoga nggak ada lagi pandemi-pandemi seperti ini di masa depan ya, Kak :’)
Akupun masih ingat cerita soal berpergian naik pesawat saat pandemi tuh lumayan ribet, mana harga testnya mahal sekali hampir sama dengan harga tiket pesawat :’) Kadang ada maskapai yang ramai, kadang 1 pesawat cuma ada 1 orang aja. What a moment hahaha

Reply
Rivai Hidayat February 24, 2023 - 2:36 pm

Kemarin aku baru saja ngobrol dengan temanku tentang hal-hal yang banyak berubah selama pandemi hingga saat ini. Kalau masalah banyak orang meninggal jadi kesedihan tersendiri bagi kita. Sekarang sudah bangkit dan kembali ke aktivitasnya masing-masing.

Aku pernah mengalami pemindahan jadwal penerbangan karena penumpang yang sedikit. Kami tidak dapat pemberitahuan. Mana itu adalah penerbangan lanjutan. Akhirnya gagal terbang dan dialihkan pada penerbangan hari berikutnya.

Reply
ikrom February 24, 2023 - 3:51 pm

ya ampun aku malah baru pulang dari liburan di semarang mas
kena banjir dong alemong wkwkkw
korona ini meang bikin ribet banget
gak bawa satu surat penting udah deh wasalam
cuma sekarang udah gak seketat dulu

Reply
Rivai Hidayat February 24, 2023 - 2:24 pm

Awal tahun daerah semarang banjir mas. Jadwal kereta dibatalkan dan mengalami keterlambatan. Jalur pantura juga mengalami banjir dan arus lalu lintas lumpuh. Beberapa hari yang lalu ada tanggul sungai yang jebol.

Sekarang perjalanan tidak seribet dulu mas. Bahkan Indonesia dan negara tetangga sudah melonggarkan persyaratan ijin perjalanan.

Reply
ainun February 28, 2023 - 4:02 pm

waktu lagi rame-ramenya pandemi dan pas penerbangan udah mulai dibuka, syaratnya udah bikin males duluan. Maklum waktu itu tes PCR aja hampir 1,5 juta. Jadi mikir balik lagi aku hahaha.
Nah baru naik pesawat lagi pas moto gp, yang mana bisa dibilang masih status pandemi juga, tapi aturan transportasi agak longgar dikit
yang bikin kangen kalau melakukan perjalanan jauh adalah, ketika berangkat pagi pagi buta dari rumah, terus hampir seharian diperjalanan, entah di bandara, transit lagi, terus naik kendaraan lagi buat lanjut ke kota asal. Capek tapi seneng atau mungkin ya ga merasa capek, apalagi kalau yang namanya cuti liburan 😀

Reply
Rivai Hidayat March 1, 2023 - 7:35 am

Makanya itu, selalu berpikir berkali-kali untuk melakukan penerbangan. Kalau ga penting banget ya pilih pakai kereta atau bus. Pas motogp aturan sudah dilonggarkan jadi orang-orang bisa bepergian.
Momen di jalan selama perjalanan memang sangat seru sih. Selalu memberikan kesan tersendiri

Reply

Leave a Comment