933
Bagi para pemburu barang antik, Pasar Triwindu di kota Surakarta (Solo) bukanlah tempat yang asing bagi mereka. Seperti halnya pasar barang antik di jalan Surabaya, Jakarta Pusat, pasar Triwindu juga menyediakan berbagai barang antik. Para pemburu barang antik pasti akan betah berlama-lama di Pasar Triwindu.
Patung Punokawan di salah satu kios pedagang pasar Triwindu |
Pasar Windujenar atau yang lebih dikenal sebagai pasar Triwindu terletak di jalan Diponegoro atau kawasan Ngarsopura. Tepatnya di seberang pintu gerbang Pura Mangkunegaran. Bangunan pasar terdiri dari dua lantai. Sebagian besar, bangunan pasar ini menggunakan kayu sebagai bahan dasarnya. Berbeda dengan pasar kebanyakan, pasar Triwindu hanya menjual barang-barang antik saja. Jangan sekali-kali coba cari buah, sembako, sayur atau daging yaa. Dijamin pasti tidak ada. pasar Triwindu diresmikan oleh Pak Jokowi (pas jadi Walikota Surakarta) pada tanggal 17 Juni 2011.
Pasar Triwindu di kota Surakarta |
Pagi itu, tampak beberapa pedagang masih membersihkan lapak mereka. Mereka tampak sangat berhati-hati. Beberapa pedagang telah menunggu para pembeli (*baca: pemburu barang antik). Ketika berada di tempat ini, aku seperti sedang menyelami masa lalu. Berada diantara barang-barang yang dibuat puluhan tahun silam. Kini semuanya terasa jadul. Banyak barang antik yang dijual di lapak-lapak para pedagang, seperti keris, barang pajangan (topeng, patung, vas), lampu hias, keramik, kain batik kuno, uang dan koin kuno, perlengkapan dapur dan makan, alat cap batik, alat penggiling kopi, poster jadul, buku jadul, dll. Bahkan aku bisa menemukan salah satu dolanan jaman dulu, congklak atau dakon. Aku masih ingat benar bagaimana cara memainkannya.
Koleksi keris di pasar Triwindu |
Barang antik mulai dari bahan keramik, kaca, hingga lampu hias juga tersedia |
Patung Topeng dengan berbagai rupa *nah, mirip khan..!! |
Menyusuri setiap lorong pasar dan sesekali ngobrol dengan para pedagang. Mereka bilang tidak semua barang yang dijual adalah barang antik atau jadul. Ada barang tiruan yang dibuat menyerupai dengan barang aslinya. Pembeli harus jeli dalam membedakan barang yang asli dan tiruan. Harga barang sangat bervariasi. Tergantung dari usia, sejarah dan kondisi barang. Tapi yang pasti disini harganya bisa ditawar. Apalagi di pasar Triwindu juga masih menerapkan sistem barter. Harga dan barang bisa diatur, asal cocok dan semuanya sepakat.
Aku menyebutnya dengan sebutan Dakon |
Alat penggiling kopi |
Seorang pedagang sedang membersihkan alat cap motif batik |
Pengunjung pasar Triwindu tidak hanya dari dalam negeri, tapi juga dari mancanegara. Aku ketemu beberapa turis yang sedang sibuk bertransaksi. Mereka kagum dengan berbagai barang antik yang dijual di pasar Triwindu. Keunikan dan keasliannya memang tak bisa dilewatkan begitu saja. Kalau kalian berkunjung ke Surakarta, datanglah ke Pasar Triwindu. Ada lebih dari sekadar barang antik di sana.
0 comment
ih lucu nih barang2 antiknya..
lumayan buat dijual lagi ke temen-temen di luar sana.
*otak dagang emang*
Pasar Triwindu.
hahhaha…ide bagus thu, orang luar sana suka sama yg ginian 😀
Sering banget ke Solo, tapi nggak pernah jalan ke pasar ini. Tempatnya bersih yaaa
lain kali harus mampir mbak sulis..tempatnya nyaman dan bersih kok 😀
Okt 2015 aku sempet ke triwindu dan banyak ngobrol ama penjual2 nya, ternyat apasar ini sudah mulai sepi karna banyak jual beli barang antik yg di lakukan secara online 🙁
sebetulnya mereka juga bisa memanfaatkan penjualan secara online juga
pernah kesini beliin topeng hiasan dinding buat teman saya.
topengnya bagus-bagus…semoga ga bingung buat milih 😀
This comment has been removed by a blog administrator.
This comment has been removed by a blog administrator.