Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the soledad domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /home/masvayco/public_html/wp-includes/functions.php on line 6114
Merah Putih di Atap Tertinggi Jawa Tengah (Bagian 1) - Rivai Hidayat

Merah Putih di Atap Tertinggi Jawa Tengah (Bagian 1)

by Rivai Hidayat
Setiap orang khusunya warga negara Indonesia mempunyai cara tersendiri untuk merayakan hari kemerdekaan republik ini. Banyak kegiatan yang dilakukan untuk merayakan hari jadi yang jatuh setiap tanggal 17 Agustus itu. Begitu juga dengan kami yang ingin merayakan dan mengibarkan sang Merah Putih di puncak gunung Slamet, atap tertinggi Jawa Tengah.
Gunung Slamet merupakan gunung tertinggi di provinsi Jawa Tengah. Ketinggian gunung ini adalah 3428 Mpdl. Gunung Slamet merupakan salah satu gunung berapi yang ada di pulau Jawa. Gunung Slamet memiliki beberapa jalur pendakian, yaitu jakur Bambangan, Baturraden (keduanya terletak di Purbalingga) dan jalur Guci (terletak di kabupaten Slawi). Kami memilih jalur pendakian Guci untuk mendaki gunung Slamet.

Sore itu, tanggal 15 Agustus kami 2013 memulai perjalanan dari kota Semarang menuju kota Tegal menggunakan kereta api Kaligung Mas jurusan Semarang-Tegal. Sore itu, kereta berangkat pukul 17.10 dari stasiun Poncol Semarang menuju stasiun Tegal. Kelompok kami berjumlah 8 orang yang terdiri dari aku (Rivai), Icha, Farid, Uchup, Ari, Hersa, Yanto dan Budi. Kebetulan Icha adalah satu-satunya perempuan diantara para lelaki dalam perjalanan tersebut. Pukul 17.00 dengan menenteng carrier kami mulai masuk ke gerbong kereta api. Perjalanan Semarang- Tegal bisa ditempuh dengan waktu 3-4 jam. Selama perjalanan, kami mengobrol dan bercanda dengan penumpang lain. Ada pula yang memilih tidur selama perjalanan.

Pukul 21.00 kita telah sampai di stasiun Tegal. Perjalanan yang panjang dan melelahkan. Di stasiun, kami telah ditunggu oleh sahabat kami yang bernama Mas Te (bukan nama sebenarnya tapi kami lebih familiar dengan nama ini). Kebetulan Mas Te ini asli dari kota Tegal. Sehingga selama di Tegal kita akan menginap di rumahnya. Kami pun mulai meninggalkan stasiun untuk menuju alun-alun kota Tegal. Jaraknya sekitar 100 Meter, sehingga kita hanya jalan kaki. Sesampainya di alun-alun, kita mencari angkot menuju rumah Mas Te. Kita berhenti di gang rumah, kemudian perjalanan dilanjut dengan jalan kaki lagi. Kita berjalan sejauh 200 Meter sambil menenteng tas carrier gede. Tak ayal banyak warga yang memperhatikan kami. Tetap santai dan tetap jalan terus hehhee.

Akhirnya sampai rumah juga. Sesampainya dirumah kami langsung membersihkan badan. Kemudian dilanjutkan dengan makan malam. Menu makan malam kala itu adalah sate ayam. Semuanya makan dengan lahap, soalnya semuanya sudah merasa lapar selama berada di kereta. Ternyata si Uchup tidak makan, hal itu dikarenakan dia tidak suka sate ayam. Akhirnya dia makan dengan menu lain.

Setelah selesai makan, kita membahas rencana perjalanan buat esok hari. Pendakian ke gunung Slamet dimulai dari basecamp Guci. Guci sendiri bisa ditempuh dalam waktu 2-3 jam naik angkutan atau bus dari kota Tegal. Semua rencana sudah disusun dengan baik. Termasuk rencana bergabungnya satu anggota lagi yang kebetulan juga berasal dari Tegal. Namun, rencana bergabung tersebut ditolak oleh sebagian anggota tim. Hal itu dikarenakan dia baru pertama kali mendaki gunung, tetapi dia memilih gunung Slamet sebagai pendakian pertamanya. Gunung Slamet merupakan gunung tertinggi di Jawa Tengah dan memiliki tingkat kesulitan yang tinggi. Sehingga gunung Slamet tidak cocok untuk pendakian perdana. Belum lagi dia juga tidak mendapatkan ijin dari orang tuanya. Kita tidak mau mengambil resiko yang nantinya menyusahkan dirinya sendiri dan anggota lainnya. Oleh sebab itu, kami menolak dia untuk bergabung dalam tim pendakian ke gunung Slamet.

Tidak terasa jarum jam telah menunjukkan pukul 23.30. Dan sudah saatnya untuk istirahat. Sebelum tidur, kami tidak lupa memakai memakai pelindung (baca: soffel) untuk menhidari serangan musuh (baca : nyamuk) hehehe. Akhirnya kami kembali ke peraduan untuk persiapan perjalanan panjang keesokan harinya. 

-bersambung kaka- Lanjutannya

You may also like

0 comment

christina anggreani September 25, 2013 - 7:49 am

bersambung kaka __" penasaran iuhh.. lanjut dongggg… masa kudu nunggu seminggu ? hahaha

Reply
Rivai Hidayat September 25, 2013 - 10:37 am

semoga ga ada seminggu bisa di release kaka 😀

Reply
mas te September 27, 2013 - 2:27 pm

padahal kan aq ngasihnya soffel bukan autan.. 🙁
haha..
nice story.. ijin memantau.. 😀

Reply
Rivai Hidayat October 2, 2013 - 10:52 pm

sudah saya edit om….selamat menunggu kelanjutanya 😀

Reply
Pharied Zone November 17, 2013 - 8:57 am

koreksi: ucup alergi dgn semua sate mas ripai ….
trus mlakune stasiun – alun2 lebih kali klo 100 meter…hahahahaha

Reply

Leave a Comment