Menyusuri Gua Cerme, Imogiri

by Rivai Hidayat
Setelah puas menatap langit di Puncak Becici, perjalanan kami masih berlanjut ke Gua Cerme. Aku masih belum ada gambaran tentang gua tersebut. Ini pengalaman pertamaku untuk menyusuri gua. Sebuah lorong yang ada di dalam perut bumi. Meskipun baru pertama kali, menurutku gua adalah salah satu peninggalan dan keindahan alam yang luar biasa. Setelah diberitahu oleh mas Aris akhirnya kita berangkat kesana. Mas Aris merupakan seorang guide asli Jogja. Tau banyak tempat wisata di sekitar Jogja, yang pasti tempat wisata yang anti-mainstream. Maklum di kota Jogja kalo udah long weekend selalu rame dan macet. Untuk menuju Gua Cerme diperlukan waktu 45 menit dari Puncak Becici.
Di salah satu sudut Gua Cerme
Gua Cerme terletak di dusun Srunggo, Selopamiro, Imogiri, Bantul. Sekitar 20 km kearah selatan dari kota Jogja. Gua Cerme memiliki panjang 1,5 km yang berbentuk horisontal. Dibutuhkan waktu sekitar 2 jam perjalanan untuk menyusuri Gua Cerme. Ujung gua tembus hingga wilayah Panggang, desa Ploso, Giritirto, kabupaten Gunungkidul. Menurut cerita, Gua Cerme berasal dari kata “ceramah” yang merujuk dari pembicaraan yang dilakukan oleh Walisongo. Konon, Gua Cerme dulunya digunakan oleh para Walisongo untuk menyebarkan agama Islam di pulau Jawa.
Banyak petunjuk untuk menuju Gua Cerme. Sebaiknya hati-hati yaa, ada beberapa ruas jalan yang mengalami kerusakan. Setelah membayar tiket sebesar Rp 11.000/ orang, kita bisa mulai masuk ke gua. Tidak perlu takut kalo lupa bawa senter, disini juga ada penyewaan senter. Selain itu, ada jasa guide yang akan menemani perjalanan menyusuri gua. Perjalanan kita akan dipandu oleh Pak Giran. Selain memandu, Pak Giran juga akan menjelaskan tentang sejarah Gua Cerme. Termasuk cerita tentang para Walisongo yang menggunakan Gua Cerme sebagai tempat berdakwah.
Jalan menuju Gua Cerme
Sebelum menyusuri gua, kita diharuskan menuruni beberapa anak tangga terlebih dahulu. Perjalanan baru saja dimulai. Cahaya senter mulai menerangi setiap lorong dalam gua. Banyak pipa air yang terpasang di gua. Masyarakat sekitar gua memanfaatkan air sungai yang ada di dalam gua. Rata-rata ketinggian air sungai 30 Centimeter hingga 1 Meter. Jika musim hujan, air sungai di gua ini sering meluap. Sehingga sangat berbahaya untuk disusuri. Bahkan beberapa kali kita diharuskan menunduk karena bebatuan gua yang sangat rendah. Kita juga saling bergandengan tangan ketika melewati bagian gua yang memiliki kedalaman hingga 50 cm hingga 80 cm. Kita juga saling memperingatkan tentang dasar sungai dalam gua yang kita injak. Banyak bebatuan yang tajam yang bisa melukai kaki.
Salah satu sumber mata air di Gua Cerme
Pak Giran mulai bercerita tentang kisah Walisongo yang menggunakan tempat ini. Beberapa bentuk di dalam gua menyerupai sebuah ruangan, seperti panggung pertemuan, air zamzam, mustoko, watu kaji, pelungguhan/paseban, panggung dan kraton. Selain itu, Gua Cerme memiliki keindahan stalagtit dan stalagmit. Sungai dalam tanah dan banyaknya kelelawar menjadi daya tarik lainnya. Kita juga bakal melewati sebuah air terjun kecil yang memiliki arus yang cukup deras. Selama perjalanan, kita dihimbau untuk tidak memegang ornamen yang ada dalam gua, karena hal tersebut bisa merusak dan menghentikan pertumbuhannya.

Air terjun kecil di dalam Goa Cerme

Di salah satu lorong di Gua Cerme
Setelah berjalan sekitar 2 jam, pipa-pipa saluran air milik warga mulai terlihat. Itu tandanya ujung gua sudah terlihat. Akhirnya perjalanan kita menyusuri Gua Cerme selesai juga. Setelah melewati beberapa anak tangga, akhirnya kita bisa melihat cahaya matahari dan permukaan tanah. Kita harus berjalan sekitar 20 menit untuk kembali ke loket pintu masuk. Melewati perbukitan kapur dan beberapa rumah warga. Pengalaman pertama menyusuri perut bumi sangat seru dan berkesan. Jika kalian takut gelap, mungkin gua bukanlah tempat yang cocok untuk bertualang. 

You may also like

16 comments

Siska Astari Dewi February 10, 2016 - 10:13 am

Aku atut masuk guaa, takut ketemu ularr kakak -__- sweerius

Reply
arif irawan February 10, 2016 - 12:01 pm

coba ke gua pancur pati mas, lebih ekstrim, airnya sepinggang ha ha..

Reply
Randi mulyadi February 11, 2016 - 12:39 am

Mantap!!

Reply
Randi mulyadi February 11, 2016 - 12:39 am

Mantap!!

Reply
Rizal Ristanto February 11, 2016 - 12:50 am

#keren

Reply
Kuspriyatna Cuz February 11, 2016 - 1:00 am

Siska Lebayyy….ha.ha #Ono Photoku ig, lanjutkan vai

Reply
Rivai Hidayat February 12, 2016 - 3:50 am

masuk gua kreo aja sis..ntar ketemu kera 😀

Reply
Rivai Hidayat February 12, 2016 - 3:50 am

bisa diagendakan mas kalo gitu..hahhaaa

Reply
Rivai Hidayat February 12, 2016 - 3:51 am

makasih kang randi 😀

Reply
Rivai Hidayat February 12, 2016 - 3:52 am

makasih mas rizal 😀

Reply
Rivai Hidayat February 12, 2016 - 3:52 am

aah…keberadaanmu bkin tambah bagus 😀

Reply
mawi wijna March 12, 2016 - 2:59 am

Foto air terjun di dalam guanya mana Bro?

Reply
Rivai Hidayat March 14, 2016 - 10:18 am

sudah saya update foto air terjunnya :))

Reply
ANITA DI PADANG October 9, 2016 - 10:26 pm

This comment has been removed by a blog administrator.

Reply
Fanny_dcatqueen February 19, 2021 - 4:19 pm

Berarti udah pasti basah kalo masuk ke goa ini ya mas ? Hrs siapin baju ganti dong yaaa.

Aku sejak masuk ke gua gong dan, goa tabuhan di Pacitan dan goa Pindul, jd ketagihan sih Ama goa2 begini.

Ternyata dalamnya itu seru dan menarik bangettttt . Dan memang lebih asyik kalo pake guide, jd setidaknya tau sejarahnya ga cuma nebak2.

Kalo ke Jogja aku pgn deh ke goa ini. Ama goa yg msk dr atas tuuuh, lupa aku namanya. Kyknya menantang hahahah

Reply
Rivai Hidayat February 20, 2021 - 12:46 am

iyaa pasti basah, karena banyak aliran sungai bawah tanah. Goa gong dan tabuhan sudah dibuat untuk wisata, banyak menalami perubahan mbak..hehhee
Kalau yang goa vertikal itu goa jomblang mbak fany. Sangat menarik sih, karena kita juga mesti bisa repling..hhehehehe

Reply

Leave a Comment