Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the soledad domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /home/masvayco/public_html/wp-includes/functions.php on line 6114
Menelusuri Kuliner di Pasar Gang Baru - Rivai Hidayat

Menelusuri Kuliner di Pasar Gang Baru

by Rivai Hidayat

“Pasar Gang Baru Semarang itu merupakan salah satu pasar tertua yang ada di Indonesia.” Kalimat pertama yang diucapkan oleh Mas Ari sebelum mulai menelusuri Pasar Gang Baru. Pasar ini diperkirakan sudah ada ketika terjadi peristiwa Geger Pecinan sekitar tahun 1740-1743. Geger Pecinan merupakan upaya perlawanan etnis Tionghoa melawan pemerintah kolonial Hindia Belanda. Etnis Tionghoa mengalami kekalahan dan kemudian pergerakan mereka dibatasi, diawasi, dan ditempatkan dalam satu kawasan, yaitu kawasan Pecinan Semarang.

Akibat dari pengawasan tersebut, warga etnis Tionghoa mulai mengalami masalah terhadap pasokan kebutuhan sehari-hari. Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, mereka mengundang warga pribumi untuk berjualan di Gang Baru. Gang Baru dipilih karena letaknya yang berdekatan dengan Kali Semarang yang menjadi jalur transportasi dan distribusi warga Pecinan. Sesuai kesepakatan, kaum pribumi diperbolehkan untuk berjualan di sepanjang  Gang Baru, sedangkan etnis Tionghoa bisa berjualan di dalam kios, toko, atau rumah mereka. Kesepakatan tidak tertulis itu masih berlanjut hingga saat ini.

Uniknya, pasar ini tidak memiliki bangunan layaknya pasar tradisional. Para pedagang hanya menggelar barang dagangannya di sepanjang gang sejak pagi hari hingga siang hari. Selain itu, pasar ini hanya libur dua kali dalam satu tahun, yaitu ketika Hari Raya Imlek dan Cap Go Meh. Banyak hal unik yang bisa ditemui di Pasar Gang Baru, salah satunya adalah makanan yang dijual pasar ini.

Pasar Gang Baru

Pasar Gang Baru

 

Rebung

Seperti yang diketahui, lumpia merupakan makanan khas yang ada Kota Semarang. Lumpia Semarang merupakan perpaduan rasa antara Tionghoa dan Indonesia. Pertama kali dibuat oleh keturunan Tionghoa yang menikah dengan orang pribumi. Bahan utama lumpia adalah rebung (bambu muda), telur, dan daging ayam, atau udang.
Baca Juga: Sepotong Cerita Dari Katingan

Setibanya kami di depan Pasar Gang Baru, kami langsung disambut oleh para penjual rebung. Mereka terlihat sedang merajang rebung menjadi potongan kecil. Para penjual ini setiap harinya berjualan di Pasar Gang Baru. Rebung dijual per kilo. Meskipun pasar sedang ramai, para pedagang ini dengan senang hati menjawab pertanyaan dari kami yang mungkin baru pertama kali melihat bahan utama untuk lumpia.

Pasar Gang Baru

Pedagang Rebung

 

Es Gempol Pleret Bu Riyanti

Tidak jauh dari pintu masuk, kami langsung menjumpai es gempol pleret. Penjualnya bernama Bu Riyanti. Usianya sudah lebih dari setengah abad dan tampak senang ketika kami singgah di lapaknya. Selain membeli es gempol, kami juga mengobrol dengan Bu Riyanti. Mulai dari kapan dia berjualan, alamat rumahnya, hingga bahan-bahan yang digunakan untuk membuat es gempol pleret.

Es gempol pleret merupakan salah atu minuman tradisional yang berasal dari Jawa Tengah. Tidak hanya di Semarang, es gempol pleret juga bisa ditemui di Solo, Jepara, dan Pati. Satu porsi es gempol pleret terdiri dari gempol, pleret, santan, gula bubuk sebagai pemanis, dan es batu. Gempol dan pleret terbuat dari tepung beras. Harga es gempol pleret dijual dengan harga yang sangat terjangkau.

Penjual es gempol di Pasar Gang Baru

Bu Riyanti Penjual Es Gempol Pleret

 

Pecel Semanggi

Setelah mencoba es gempol pleret, kami diajak mencicipi salah satu pecel yang enak di Pasar Gang Baru, yaitu pecel semanggi. Salah satu hal yang membuat pecel ini beda dengan kebanyakan pecel lainnya adalah tambahan daun semanggi dan kembang turi sebagai tambahan sayuran. Dalam satu porsi pecel semanggi terdiri dari lontong, daun gelandir, daun semanggi, tauge, kembang turi, dan kemudian disiram menggunakan sambel kacang. Sate keong bisa dimakan sebagai pelengkap pecel semanggi. Pecel semanggi ini disajikan diatas daun pisang yang dipincuk.

Satu porsi pecel semanggi dijual dengan harga Rp5.000. Sedangkan sate dijual dengan harga Rp3000/tusuk. Menurut ibu penjualnya, di Semarang hanya ada lima penjual pecel semanggi. Mereka masih dalam satu ikatan keluarga. Mereka tersebar di Banyumanik, Ngaliyan, Pasar Bulu, Pasar Prembaen, dan Pasar Gang Baru. Aku sangat suka dengan pecel ini. Kembang turi, daun semanggi, dan sambel kacangnya memberikan cita rasa berbeda dari pecel yang biasa aku makan.

Pecel Semanggi

 

Kue Moho dan Kue Kuk

Salah satu yang khas dari Pasar Gang Baru dan kawasan Pecinan adalah kue moho dan kue kuk. Kedua kue ini dijual di kios Bakpao 67. Sekilas kue moho mirip dengan bakpao. Tapi nyatanya mereka berbeda. Kue moho memiliki tekstur yang lebih padat dan memiliki cita rasa manis. Di Semarang, kue moho selalu menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam perayaan etnis Tionghoa.
Baca Juga: Situ Cileunca: Tempat Menikmati Pagi di Pangalengan

Selain kue moho, kios Bakpao 67 juga menjual kue kuk. Kue kuk ini berwarna merah dan cukup lengket. Tentu saja rasanya juga manis. Sayangnya, aku lupa menanyakan berapa harga per biji kue moho dan kue kuk. Tapi aku rasa harganya masih cukup terjangkau.

Jajanan di Pasar Gang Baru

Kue Moho dan Kue Kuk

 

Seluruh makanan yang kami makan selama di Pasar Gang Baru sangat terjangkau, yaitu dibawah Rp10.000/porsi. Menelusuri dan berburu kuliner di Pasar Gang Baru memberikan pengalaman baru untukku. Tidak hanya makanan, pasar ini juga menjual barang-barang seperti pasar tradisional lainnya. Seperti sayuran, beras,daging atau lauk pauk, dan kebutuhan lainnya. Jika kalian suka makan daging babi, di pasar ini terdapat beberapa lapak penjual daging babi.

Selain Pasar Gang Baru, di kawasan Pecinan juga terdapat beberapa rumah makan yang layak dikunjungi. Rata-rata tempat ini memiliki menu andalan. Seperti lumpia Gang Lombok, toko pia dan kue bulan Cap Bayi, Lontong opor Ny. Oei Tjay Ek, dan Makuta Jamu Cafe.

*****

Aku menelusuri Pasar Gang Baru dalam acara Sekolah Telusuri yang diadakan oleh teman-teman Telusuri. Selama perjalanan, Mas Ary yang juga seorang pemerhati sejarah Kota Semarang, menceritakan banyak hal tentang Kawasan Pecinan. Mulai dari klenteng, kuliner, hingga kebiasaan dan adat istiadat yang ada di Pecinan Semarang. Aku sudah beberapa kali ikut walking tour dengan rute Pecinan. Setelah ikut walking tour, aku jadi lebih tahu bahwa Pecinan itu tidak hanya tentang klenteng, kuliner, dan lumpia. Tapi juga tentang orang-orang yang hidup di sini, adat istiadat, dan kebiasaan yang terus berlanjut dari generasi ke generasi.

 

You may also like

80 comments

Erina February 19, 2020 - 5:09 am

Seru ya icip2 kuliner di pasar gang baru saat pagi.
Kapan2 icip2 yang di kota lain yuk!
*Kode butuh piknik

Reply
Rivai Hidayat February 19, 2020 - 12:55 pm

tinggal diagendakan, terus tinggal beli tiket aja kak 😀

Reply
Sri Raditiningsih February 20, 2020 - 1:11 am

Dari lumpia sampe kue mohooo rasanya pengen dibungkus semuanyaaa btw aku baru tau ttg Pecinan dari tulisan ini dong. Makasiiihh

Reply
Rivai Hidayat February 20, 2020 - 2:13 am

makan di tempat aja kak. BIasanya lebih enak 😀
Pecinan tidak hanya ada di Semarang, di Jakarta (glodok), Jogja juga ada kawasan Pecinan.
Pas akhir pekan, di Pecinan Semarang ada Pasar Semawis. Biasanya berjualan kulineran.

Reply
inna February 20, 2020 - 2:06 am

Menelusuri kuliner di pasar gang baru, kukira ini di pasar baru jakarta kak, ternyata di semarang ya . Aku suka makanan khas semarang, enak2 euyyy . Kemarin main ke semarang sempet kulineran juga, jadi tau nama dan rasanya. Awalnya sie mau kuliner ikan manyung bu fat aja tp kebablasan deh .

Reply
Rivai Hidayat February 20, 2020 - 2:17 am

kalau pasar baru di jakarta jualannya kain kak. 😀
Aah, aku juga suka makan kepala manyung bu fat. Sudah beberapa kali ke sana. tapi akhir-akhir ini ibu memasaknya sendiri agar bisa dimakan ramai-ramai 😀

Reply
Suci Margi Pangesti February 20, 2020 - 2:31 am

Lumpia, pecel, gempol semua syukaaaak. Terus terang agak nggak suka sama moho karena bikin seret & nyenthak diatas mulut. Harus sedia air minum kl mau makan moho jadul

Reply
Rivai Hidayat February 20, 2020 - 2:57 am

iya, uniknya kue moho memang begitu. Jadi makan kue moho memang harus pelan-pelan dan sedia air minum. Tekstur kue moho juga halus.

Reply
Kalena Efris February 20, 2020 - 2:36 am

Harga makanan dan minumannya gimana, Mas? Sesuai gaa? Btw itu es gempol pleret gimana ya? Gempol itu apa, pleret itu apa? Ga pernah denger istilah itu sebelumnya huhuhuu

Reply
Rivai Hidayat February 20, 2020 - 3:04 am

Harganya sangat terjangkau. Semuanya masih dibawah 10ribu/porsi.
Gempol itu yang bentuk bulet putih, terbuat dari tepung beras. sedangkan pleret itu lebih berwarna-warni.

Reply
Mrs.kingdom17 February 20, 2020 - 4:36 am

Auto keinget pas jajan malam di pasar Semawis…. Jadi pengen kulineran ke Pasar Barunya Semarang… Masuk daftar dlu dehh… thank for making me ngiler Mas..

Reply
Rivai Hidayat February 20, 2020 - 5:19 am

Pasar semawis memang lebih dikenal daripada pasar gang baru. Pasar gang baru hanya buka pada pagi-siang hari.
semoga bisa ke pasar gang baru juga 😀

Reply
Nani Kurniasari February 20, 2020 - 5:28 am

Ya ampoonnn lama di semarang tapi tau tentang pasar baru semarang dari sini….makasih yaaakk, besok besok kudu mampir ini mah….seruuu

Reply
Rivai Hidayat February 20, 2020 - 6:06 am

Yaa mungkin karena pasar gang baru yang tidak memiliki bentuk bangunan permanen, jadi banyak yang tidak mengetahui keberadaan pasar ini. Kalau ke Semarang, sempatkan datang untuk ke pasar ini mbak 😀

Reply
Iqbal February 20, 2020 - 6:24 am

Kue moho mirip bapao tapi gak ada isinya ya (kayaknya), lebih mirip bolu kukus

Reply
Rivai Hidayat February 20, 2020 - 6:32 am

bener sekali mas. Kue moho memang tidak memiliki isi seperti bakpao

Reply
Febi February 20, 2020 - 6:33 am

haha.. gw tipe kalo backpackeran city tour, emang senengnya yang tipe kayak gini..
Maksudnya cari tempat-tempat bersejarah kayak pecinan, kota tua, dll..
Baru tahu di Semarang ada Pasar Gang Baru, dulu pas mau ke sana googling cuma ketemu Pasar Semawis..
Tadi saking penasarannya sampe googling jarak antara Pasar Gang Baru ke Pasar Semawis..
Eh, ternyata cuma sekitar meteran..
Deket padahal ya, coba kalo tahu pasti mampir buat cobain kuliner khas..hehe..

Btw, nice info!

Reply
Rivai Hidayat February 20, 2020 - 9:04 am

berarti emang cocok kalau misal diajak walking tour. Di semarang ada jasa walking tour yang menawarkan beberapa rute. Jadwalnya 3x tiap minggu dengan rute yang sudah dijadwalkan. Salah satu rutenya adalah pecinan semarang. Rute ini juga menyusuri pasar gang baru. Banyak cerita menarik tentang pecinan semarang. Tentu saja berkaitan dengan cerita budaya dan sejarah pecinan.

Pasar semawis identik dengan kulinernya hanya buka malam hari pada akhir pekan, sedangkan pasar gang baru buka setiap hari dari pagi hingga siang hari.

ayo ke semarang lagi kak 😀

Reply
Antin Aprianti February 20, 2020 - 7:39 am

Beberapa kali ke Semarang tapi makanan di atas belum ada yang aku icip 🙁 makanan ini cuma ada di Pasar Gang Baru saja kah? Penasaran sama sate keongnya deh

Reply
Rivai Hidayat February 20, 2020 - 9:05 am

Di beberapa tempat masih ada. Tapi untuk pecel semanggi dan kue moho baru pertama kali makan di pasar gang baru.

Reply
Tuty Prihartiny February 21, 2020 - 3:46 pm

Selalu ada alasan untuk saya datang dan datang lagi ke Semarang, tapi biasanya karena alasan photography. Walaupun bukan pecinta kuliner, sepertinya di kunjungan saya berikutnya di Semarang boleh juga nih mampir ke gang pasar baru. Terimakasih untuk rekomendasi icip icipnya yang pastinya menggoda selera …

Reply
Rivai Hidayat February 21, 2020 - 11:14 pm

Waah, mbak tuty suka foto-foto juga yaa. Di semarang itu juga kaya akan cerita bersejarah yang bisa diketahui. Cocok sekali untuk memasukkan cerita-cerita tersebut dalam sebuah foto yang kita ambil 😀

Reply
Elsalova February 20, 2020 - 12:28 pm

kuliner pasar gang baru ini bikin ingin segera beli tiket ke semarang ya. Suasana pagi dengan jajanan tradisional khas begini bikin pagi lebih indah jika hanya sekedar dilewatkan.

Reply
Rivai Hidayat February 20, 2020 - 1:22 pm

Berburu jajanan pasar dan menikmati suasana pasar tradisional adalah cara untuk mengenal sebuah kota 😀

Reply
Diah Sally February 20, 2020 - 4:33 pm

Dari makanan-makanan yang diceritakan di atas, aku baru nyoba pecel itu pun yang biasa tanpa Semanggi-nya, karena makan pecel di Semanggi pun belum pernah hehe. Sama Lumpia itu enak bener ya walau awal-awalan nyoba Lumpia ga suka karena bau rebungnya yang macam (maaf) toilet terminal. Tapi makin kesini makin cinta sama Lumpia mungkin waktu itu yang masak baru pertama kali masak lumpia kali ya.

Reply
Rivai Hidayat February 21, 2020 - 12:37 am

Jarang banget ditemukan pecel semanggi. Di Semarang saja hanya ada beberapa.

Kalau tentang lumpia, mungkin makannya di tempat yang salah. Di semarang banyak tempat menjual lumpia yang enak 😀

Reply
Oktanti Hapsari February 25, 2020 - 11:14 am

tapi lumpia yg diah maksud itu emang banyak. kata kebanyakan orang memang baunya beberapa seperti itu hehe.

Reply
Rivai Hidayat February 25, 2020 - 1:02 pm

Nah, banyak yang bilang baunya seperti itu. Tapi kalau pinter mengolah, rasanya sangat enak kok 😀

Reply
Dedew February 21, 2020 - 7:03 am

Aku baru sekali ke sini diajak Mbak Archa, unik banget ya ternyata pasarnya…aku sukaa…

Reply
Rivai Hidayat February 21, 2020 - 8:37 am

sering-sering ke sana deh mbak. Cocok untuk ibu-ibu yang doyan belanja 😀

Reply
BayuFitri February 21, 2020 - 7:43 am

Jajajnan tradisional itu emang ngangenon ya kak..sering ke Semarang walaupun lewat aja.. next harus ke sini deh.. kalo ke Semarang..

Reply
Rivai Hidayat February 21, 2020 - 8:35 am

bener banget, jajanan tradisional memang punya ciri khas tersendiri.
Jajanan tradisional di Semarang masih mudah untuk ditemui di beberapa pasar tradisional.

Reply
Retno Nur Fitri February 22, 2020 - 4:10 am

belum pernah nyoba es gempol pleret sama kue moho dan kuk, tapi ngeliatnya bikin ngiler harus nyoba nih.. kalo diliat sih es gempol pleret mirip sama es bubur sumsum gak ya

Reply
Rivai Hidayat February 24, 2020 - 2:53 am

Ayolah dicobain kak
Beda banget kak sama bubur sumsum 😀

Reply
Lisa Fransisca February 24, 2020 - 6:44 am

Postingan yang sungguh menggoda! Deskripsi dan foto-fotonya bagus!
Dari semua kuliner di atas, baru pernah makan lumpia Semarang. Awalnya takut mau nyoba karena bau, tapi ternyata enak.
Btw, es gempol pleret ini hanya ada di Semarang kah, Mas Vai?

Reply
Rivai Hidayat February 24, 2020 - 8:31 am

Makasih kak lisa telah berkunjung ke sini 😀
Lumpia semarang emang terkenal memiliki rasa yang enak dan manis.
Es gempol pleret tidak hanya di semarang, di Solo, dan Jepara juga ara es gempol pleret

Reply
Eka Rahmawati February 24, 2020 - 7:38 am

Saya belum pernah ke Semarang nihhhh. Tapi kalau nanti ada rencana ke sana kuliner di Pasar Gang Baru gak bakal terlewat deh. Penasaran banget sama Kue Moho dan Kue Kuk heheheh

Reply
Rivai Hidayat February 24, 2020 - 8:30 am

Pasar gang baru dan kawasan pecinan menjadi tempat yang bisa dijelajahi budaya dan kulinernya.
Setiap jumat-minggu malam ada pasar semawis di pecinan.

Reply
Dian Restu Agustina February 24, 2020 - 11:46 am

Kak, cara ikut Telusuri gimana? Apa ada jadwal hari turnya?
Ini bikin laper bener..Padahal enggak bakal nguras kantong harganya
Mana enak semua lagi
Aku ngiler lihatnya hahaha

Reply
Rivai Hidayat February 24, 2020 - 11:45 pm

Telusuri bukan komunitas, tapi media kak. Salah satu kegiatannya adalah sekolah telusuri. Menelusuri pasar gang baru adalah itu acara sekolah telusuri. Kalau mau gabung bisa ikut sekolah telusuri. Bisa cek infonya di IG @ayotelusuri kak

Iya, jajanan di oasar gang baru harganya sangat terjangkau kak 😀

Reply
Deny Oey February 25, 2020 - 12:44 am

Ngiler sama pecel dan sate keongnya. Bisa jadi alternatif wisata kuliner nih kalau ke Semarang lagi. Hehehe

Reply
Rivai Hidayat February 25, 2020 - 4:22 am

Pasti mas, pecel ini punya rasa yang beda dengan pecel biasanya. Koh Deny mesti coba pecel ini 😀

Reply
Ifa Mutia February 25, 2020 - 1:23 am

Tahun lalu ke Semarang, tidak sempat ke Pasar Baru ini. Padahal kulinernya kesukaan aku banget tuh, ada kue Ku lagi.
Mesti colek pak Su..nih untuk ke Semarang lagi.

Reply
Rivai Hidayat February 25, 2020 - 4:18 am

Pasar Gang Baru memang bukan destinasi wisata utama di kota semarang. Jadi seringkali terlewatkan begitu aja. Banyak hal bisa ditemui di Pasar Gang Baru dan kawasan pecinan semarang. Semoga bisa ke semarang lagi kak 😀

Reply
Putri Reno February 25, 2020 - 2:43 am

Waktu ke Semarang tidak sempat menelusuri kuliner di Pasar Gang Baru. Karena waktunya, mepet dan tidak tau kalau disana banyak kuliner yang menarik. Kebetulan parnert gw waktu itu ga suka kulineran, jadi ke skip. Lain kali kalau ke Semarang lagi wajib masuk list nih hehehe

Reply
Rivai Hidayat February 25, 2020 - 4:16 am

Di semarang banyak tempat kuliner enak dan khas. Salah satunya di Pasar Gang Baru yang terletak di kawasan Pecinan Semarang. Di Pecinan semarang, setiap jumat, sabtu, dan minggu malam ada pasar semawis. Pasar ini juga menjajakan aneka macamu kuliner 😀

Reply
Yunita Tresnawati February 25, 2020 - 6:08 am

Ohh maay, aku bacanya pas lunch time. Padahal kantorku deket ke pasar baru , ga pernah kulineran di sana. Pasti seger deh kalau minum es gempol pleret sambil ngemil kue kuk. Kapan kita kulineran?

Reply
Rivai Hidayat February 25, 2020 - 12:59 pm

kak, ini Pasar Gang Baru di Semarang, bukan yang di Jakarta 😀
ayo sini ke semarang. Nanti aku aja kulineran 😀

Reply
Oktanti Hapsari February 25, 2020 - 11:18 am

favorit aku rebung. kalau diapain aja teteup enak. hehe asal jago olahnya. tapi yang jadi pertanyaanku, kenapa ya jajanan pasar jawa itu seperti Kue Moho dan Kue Kuk sering ditemui walaupun bentuknya yang berbeda, manis dan padat

Reply
Rivai Hidayat February 25, 2020 - 1:01 pm

Rebung emang gitu, ga bisa ngolah, rasa yang dihasilkan bakal terasa aneh 😀
Itu emang kue yang sering dibuat oleh etnis tionghoa. Jadi yaa bisa dibuat siapa saja. Jadi bakal lebih mudah ditemui di pasar-pasar tradisional

Reply
Rara February 25, 2020 - 12:36 pm

Kenapa aku membaca ini setelah berkunjung ke Semarang huhu

Nanti kalau ke Semarang lagi insyaAllah akan dicoba. Penasaran banget sama kue kuknya. Dari tampilannya sih sepertinya enak hehe

Reply
Rivai Hidayat February 25, 2020 - 1:04 pm

Kalau ke Semarang, sempatkan untuk berkeliling kawasan pecinan. Pada pagi ada bisa ke Pasar Gang Baru, sedangkan pada jumat, sabtu, dan minggu malam ada pasar semawis di kawasan pecinan. Pasasr semawis banyak menjual aneka kuliner 😀

Reply
Rara February 25, 2020 - 4:04 pm

Siap mas. Makasih sarannyaaa

Reply
Rivai Hidayat February 25, 2020 - 10:33 pm

Selamat berburu kuliner di semarang

Reply
Nur Husna Annisa February 25, 2020 - 1:33 pm

Kuliner Pasar Gang Baru di Semarang bikin jadi pengen coba semua makanannya, setiap daerah pasti punya tempat-tempat kuliner khas tradisional masing-masing daerah. kita bangga dengan keberagaman kuliner yang ada di Indonesia.

Reply
Rivai Hidayat February 25, 2020 - 1:42 pm

kita sudah semestinya juga mengonsumsinya. Karena dengan mengonsumsinya, berarti kita ikut melestarikan jajanan tradisional 😀

Reply
Titi February 25, 2020 - 2:08 pm

aku hampir habis akal kalo ke semarang mau kemana? berkat baca ini aku punya tempat referensi baru, makasih Rivain.

Es gempol pleret menyita perhatianku, terlihat menarik. Pecel semanggimu bikin perut dan dompet berdecak kagum. Suka banget sama tulisan Rivai. Rapih, serapih hasil jepretannya. Mantap

Reply
Rivai Hidayat February 25, 2020 - 2:13 pm

sebetulnya lebih menyenangkan jika bertanya langsung kepada orang lokal, karena mereka bisa memberikan masukan tentang tempat-tempat yang bisa dikunjungi dan dicicipi kulinernya.

Kalau ke pasar gang baru, mesti harus cicipi segala kuliner yang ada di sana. Harganya masih sangat terjangkau.
terima kasih telah singgah di sini 😀

Reply
Gustyanita Pratiwi March 24, 2020 - 1:19 pm

Aku mau bookmaaark inindeh, mana tau one day bisa stay agak lama di semarang
Inceranku dari dulu kalau ke semarang itu ya gempol pleret, soale aku tunpenasaran banget ama bunder2 yang warna jambon jambonnya itu loh, aku pingin ngerasain langsung rasanya segimana manis hiks

Kemlecer

Trus klo kue moho di pasar kampung halamanku ini dulu banyak loh, ya murip bakpao cuma bagian merah merahnya banyak n bentuke agak mbedani dari bakpao

Reply
Rivai Hidayat March 25, 2020 - 1:43 am

tidak hanya di semarang, es gempol pleret juga ada di kota lainnya. salah satunya Solo. Semoga bisa stay di semarang lebih lama. sehingga punya banyak waktu untuk kulineran di semarang 😀

Bentuk emang mirip bakpao. Awalnya aku kira ini bakpao dengan versi lain. Eh, ternyata beda. Kue moho juga banyak ditemui di klenteng atau vihara sebagai persembahan untuk dewa.

Reply
Lenifey February 25, 2020 - 2:12 pm

Zaman masih tinggal di Surabaya beberapa kali lihat yang jual pecel semanggi. Emang ini pecel kayaknya udah nggak banyak ditemukan lagi. Sudah jadi barang langka.
Wisata di pasar gang baru oke juga nih kalo ke semarang. Hahah.

Reply
Rivai Hidayat February 25, 2020 - 2:16 pm

Pecel semanggi di semarang hanya ada beberapa saja. Tidak banyak dibandingkan dengan pecel biasanya.
Pasar gang baru dan pecinan semarang punya cerita menarik untuk dikulik kak 😀

Reply
Nia Devy February 25, 2020 - 2:36 pm

Penelusuran dari mulai sejarah dan kulinernya lengkap. Dan yang bikin penasaran rasa es pleret bu yanti yang menggoda. Semua harganya terjangkau pula, cocok nih buat yang suka blusukan.

Reply
Rivai Hidayat February 25, 2020 - 2:38 pm

Pasasr Gang Baru memang jadi salah tempat yang cocok untuk blusukan, khususnya ketika berada di Pecinan.
kelak bisa datang ke sini.
terima kasih telah singgah 😀

Reply
Dewi Setyowati February 25, 2020 - 3:00 pm

Hmm..baru tahu pasar gang baru..hahaha..ngiler sama pecel semangginya…makasih Masvay ulasannya…

Reply
Rivai Hidayat February 25, 2020 - 10:35 pm

Orang luar kota lebih mengenal pasar semawis daripada pasar gang baru 😀

Sama-sama kak dewi 😀

Reply
Moses Adrian February 25, 2020 - 5:05 pm

Ngiler sama pecelnya, apalagi ditambah dengan bakwan hangat. Terima kasih untuk artikelnya, menambah satu destinasi lagi yang perlu dikunjungi saat pergi ke Semarang.

Reply
Rivai Hidayat February 25, 2020 - 10:37 pm

Penjual pecelnya cuma menyediakan sate keong sebagai lauk. Tidak ada bakwan hangat 😀
Sama-masa mas moses. Selamat berkunjung ke semarang 😀

Reply
Harjuna February 26, 2020 - 12:03 am

Kalau ke Semarang wajib nih mampir ke pasar gang baru. pingin nyoba Ian pecel semangginya. Terima kasih untuk rekomendasi makanannya.

Reply
Rivai Hidayat February 26, 2020 - 12:32 am

Silakan singgah ke pasar gang baru dan pecinan.
Terima kasih telah singgah di sini

Reply
Agnes Nainggolan February 26, 2020 - 8:47 am

Duh surganya jajanan bgt nih, baru denger kue moho dan kayanya menarik bgt. Mesti bgt nih kesini kalo jalan2 ke Semarang.

Reply
Rivai Hidayat February 26, 2020 - 9:39 am

Semarang banyak kuliner yang bisa dicoba kak. Ayo ke semarang 😀

Reply
Azhafizah March 23, 2020 - 3:38 pm

Pasar yang sangat meriah. semua kuih dan makanan tu belum pernah nampak lagi. rare. tapi pecel tu sedap. ada juga di Malaysia tapi mungkin bahan-bahannya berbeza.

Reply
Rivai Hidayat March 23, 2020 - 5:11 pm

Ini merupakan salah satu pasar tertua yang ada di Indonesia.
Mungkin ada kak, kalau belum ada bisa cicipinya jika datang ke indonesia

Reply
Prisca March 25, 2020 - 9:39 am

OMG OMG OMG CORONA SEGERALAH BERLALUUUU AGAR KU BISA MENGUNJUNGI SEMARANG UH ya ampun ngeces banget liat pecel semangginya duhlalalalaaaa ini lagi nyepi pula hahaha

Reply