912
Sedikit orang, khususnya orang Semarang, yang mengetahui tentang keberadaan masjid Menara Semarang. Masjid Menara sering disebut masjid Layur, lantaran masjid tersebut terletak di jalan Layur Semarang. Masjid ini tak sepopuler masjid-masjid yang ada di kota Semarang. Seperti Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), masjid Baiturahman, atau masjid Kauman. Namun, masjid Menara memiliki sejarah panjang yang berhubungan dengan perkembangan kota Semarang pada tempo dulu.
![]() |
Masjid Menara Semarang |
Masjid Menara atau masjid Layur terletak di jalan Layur, kelurahan Dadapsari, Semarang Utara, kota Semarang. Untuk menuju masjid ini tidaklah sulit. Ketika sampai di Kantor Pos Johar, kita bisa langsung menuju ke barat. Menyusuri sisi kali Semarang hingga melewati rel di jalan Layur. Menara masjid sudah bisa dilihat dari sana. Menurut sejarah, masjid Menara dibangun pada tahun 1802 oleh seorang saudagar yang berasal dari Yaman. Selain itu, saudagar-saudagar Melayu banyak yang singgah dan menetap di kawasan ini. Oleh sebab itu kawasan ini juga dikenal dengan sebutan Kampung Melayu. Arsitektur di masjid Menara dipengaruhi oleh budaya Arab, Melayu dan Jawa. Menurut cerita, menara ini merupakan mercusuar sebuah pelabuhan. Namun karena pusat pelabuhan pindah, maka mercusuar tidak digunakan lagi. Sedangkan bangunan masjid merupakan kantor dari mercusuar tersebut.
![]() |
Masjid Menara Semarang |
![]() |
Masjid Menara Semarang |
Aku mulai memarkirkan motorku di sekitar taman Sri Gunting di kawasan Kota Lama, Semarang. Aku berencana untuk berjalan kaki dari kawasan Kota Lama menuju Masjid Menara. Mungkin sekitar 20 menit jalan kaki. Aku memilih jalan kaki karena ingin menikmati suasana Kampung Melayu. Suasana yang mendung sangat mendukung untuk kegiatan jalan kaki. Berjalan kaki sambil mengamati setiap aktivitas yang dilakukan warga kampung. Selama perjalanan, aku melihat banyak bangunan tempo dulu. Ada bangunan yang masih berdiri kokoh, namun ada bangunan yang sudah tidak terawat lagi. Arsitektur khas bangsa Eropa banyak tersaji disini, seolah-olah berada dimasa tempo dulu. Menikmati setiap kemegahan dan suasana bangunan tempo dulu.
![]() |
Suasana di Kampung Melayu, lokasi Masjid Menara Semarang |
Aku sampai di masjid Menara ketika waktu sholat Ashar. Aku menjalankan sholat Ashar kemudian melihat-lihat desain ruangan masjid. Desain masjid tak meninggalkan bentuk aslinya. Ruangan masjid tidak terlalu luas, mungkin bisa menampung sekitar 100 jamaah. Setelah berkeliling ruangan, ada sesuatu yang unik dalam ruangan. Diruangan utama tidak ada tembok atau dinding. Pembatas ruangan menggunakan kayu yang diberi motif geometri yang juga berfungsi sebagai ventilasi dan jendela. Selain itu, langit-langit di masjid ini menggunakan kayu. Warna cat hijau mendominasi bangunan masjid ini. Sangat sejuk ketika berada di dalam ruangan masjid.
![]() |
Ruang Sholat Masjid Menara Semarang |
Oyaa, masjid Menara pernah beberapa kali digunakan sebagai lokasi syuting film. Antara lain ada film Gie dan Sang Pencerah. Pada film Sang Pencerah, masjid Menara hanya ditampilkan sekali. Namun pada film Gie, masjid Menara terlihat di beberapa scene. Yang paling terlihat ketika siluet menara masjid ketika senja tiba. Seringnya digunakan sebagai lokasi syuting film, seharusnya masjid ini bisa lebih dikenal masyarakat. Masjid Menara juga telah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya oleh pemerintah kota Semarang. Namun, kenyataannya masih banyak orang yang belum mengetahui tentang keberadaan dan sejarah masjid Menara atau masjid Layur ini. Tapi kalian yang menyukai sejarah, terutama tentang masjid, kalian wajib mengunjungi masjid Menara atau masjid Layur ini.
0 comment
Menaraya eksotis dan didalamnya bersih ya, terawat
iyaa mbak fenny, masih berfungsi sebagai masjid juga :))
Jamaah dari sekitar masjid banyak kah mas?
kurang tau ma…soalnya ga datang pas sholat jamaah
keren banget masjidnya apalagi menaranya
Sip saya bakalan kesini nih pas sampai semarang nanti
sempatkan diri buat ngunjungi masjid ini mas Bimo 😀
Tulisan anda bagus…, ulasan yang menarik dan foto yang indah.., suatu saat ingin berkunjung kesana.
Selamat berkarya
Wassalam
Agus