Lembah Harau, Semoga Aku Bisa Kembali

by Rivai Hidayat
Setelah puas menikmati suasana di jembatan layang Kelok Sembilan, aku melanjutkan perjalanan menuju Lembah Harau dengan waktu tempuh perjalanan selama 30 menit kearah Kota Bukittinggi. Jika dari Kota Bukittinggi terletak sebelum jembatan layang Kelok Sembilan. Dalam perjalanan itu, aku hanya mengikuti petunjuk jalan yang aku temui selama berkendara. Terdapat gapura yang siap menyambut kehadiranmu di lembah ini.

Gerbang masuk

Lembah Harau merupakan sebuah ngarai yang terletak di dekat Kota Payakumbuh di Kabupaten Limapuluh Koto, Sumatera barat. Yang menjadi ciri khas dari Lembah Harau adalah dua batu cadas yang mengapit sepanjang jalan dan merupakan deretan perbukitan dan tebing-tebing tinggi yang memiliki ketinggian hingga 300 meter.

Setelah membayat tiket masuk sebesar Rp 5.000, aku langsung disambut dengan pemandangan berupa hamparan sawah dan batuan cadas yang terlihat sangat perkasa. Seperti biasa, motor aku pacu dengan kecepatan lambat dengan tujuan untuk menikmati suasana ini. Dari kejauhan sudah terlihat beberapa air terjun. Karena musim kemarau, debit air terjun tidak terlalu deras. Selama aku menyusuri jalan-jalan yang ada, aku sudah menemukan tujuh air terjun dengan jarak yang tidak terlalu jauh. Itu baru yang di tepi jalan, belum yang mesti naik tebing dan menyusuri hutan. Mungkin jumlahnya bisa mencapai belasan air terjun. Dari beberapa air terjun, aku singgah sejenak di dekat air terjun.
Baca Juga: Bersepeda ke Rumah Teh Ndoro Donker
Air Terjun Lembah Harau
Karena terletak di jalan utama, air terjun ini sangat ramai dengan pengunjung. Tingginya sekitar 30 meter dengan air yang jernih dan deras. Di sekitar air terjun banyak warung yang berjualan aneka makanan dan minuman. Aku singgah di warung milik Amai Taslimah, usianya sekitar 76 tahun. Amai itu panggilan nenek dalam Bahasa Minang. Di usia senjanya, Amai Taslimah masih senang melayani para wisatawan yang singgah di warungnya.
Amai Taslimah
Dari caraku memesan kopi, mungkin beliau tahu jika aku bukanlah orang Minang atau warga sekitar. Kopi yang disajikan sangat enak. Sama seperti kopi yang biasa dibuatkan oleh ibuku. Kemudian aku menjelaskan jika aku berasal dari Jawa, tepatnya Semarang. Datang ke Lembah Harau dalam rangka liburan setelah menyelesaikan pekerjaan di Bengkulu dan Jambi. Karena beliau bicara dengan Bahasa Minang, aku merasa kesulitan untuk memahaminya. Tapi dari raut muka beliau, beliau sangat senang ketika ada yang singgah dan mengobrol dengan beliau.
Selain memesan kopi, aku juga memesan seporsi sate padang kepada pedagang sate padang yang ada di dekat warung Amai Taslimah. Harganya Rp 10.000/porsi dengan sepuluh tusuk sate. Rasanya juga sangat enak. Bumbu dan satenya sangat terasa ketika di makan. Selain sate, ada penjual pisang goreng yang membuka lapaknya tidak jauh dari air terjun. Terlihat para pemuda yang berprofesi sebagai fotografer lokal. Para forografer ini menawarkan jasa foto langsung jadi dengan harga sekitar Rp 25.000/foto.
Para fotografer lokal
Mereka tidak sungkan untuk mengarahkan gaya agar mendapatkan foto yang bagus. Selain bermodalkan kamera, mereka juga menyediakan mesin printer untuk mencetak foto. Mesin printer ini digunakan secara bersamaan. Jika musim liburan, banyak pengunjung yang memakai jasa fotonya untuk mengabadikan momen ketika mengunjungi air terjun.
Baca Juga: Menginap di Hello Guest House, Bukittinggi
Pemandangan lembah
Aku melanjutkan perjalanan untuk berkeliling Lembah Harau. Terlihat beberapa tempat wisata yang memiliki berbagai wahana. Seperti kolam renang, arena bermain, outbond, dan berkuda. Di Lembah Harau juga terdapat beberapa homestay yang siap menampung para wisatawan yang ingin bermalam di kawasan Lembah Harau. Ketika aku ke sana, ada beberapa tempat wisata yang sedang dalam proses pembangunan. Sekarang pembangunannya sudah selesai. Tempat wisata ini bisa memberikan pengalaman berbeda ketika mengunjungi Lembah Harau. Seperti area berkemah, dan lokasi-lokasi untuk berfoto dengan berbagai objek. Yaa kalau bahasa saat ini semuanya dibangun agar instagramable dan kekinian. Meskipun begitu, jangan lupa untuk menampilkan unsur kearifan lokal, tradisi dan budaya yang ada di masyarakat Lembah Harau.
Salah satu tempat wisata yang sedang dikembangkan
Lembah Harau merupakan salah satu tempat yang ingin aku kunjungi. Bahkan sebelum mengenalmu yang juga berasal dari Kota Bukittinggi. Aku sangat tertarik dengan keindahan alam dan topografi yang ada di lembah ini. Aku berharap suatu saat bisa kembali lagi ke sini. Menikmati suasana Lembah Harau dalam beberapa hari. Tidak hanya dalam hitungan jam. Lebih mengenal  warga asli  dan sudut-sudut lembah yang mungkin sering terlewat begitu saja ketika berkunjung ke sini. Lembah Harau terasa spesial, meskipun tanpa kehadiranmu.

Tips berkunjung ke Lembaha Harau:
1. Sebaiknya berada di Lembah Harau lebih dari satu hari.
2. Tersedia banyak penginapan murah di kawasan Lembah Harau.
3. Gunakan kendaraan pribadi atau sewa.
4. Berinteraksi dengan warga sekitar agar mendapatkan pengalaman yang berbeda.

Lembah Harau
Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota
Sumatera Barat
Tiket Masuk Kawasan: RP 5.000/orang

You may also like

15 comments

Nasirullah Sitam July 8, 2019 - 4:13 am

Udah mlipir sampe sini aja mas hahahahahah.
Aku malah belum sempat ke sini 🙁

Reply
Rivai Hidayat July 22, 2019 - 2:02 pm

yaa ke sini gara-gara kerjaan juga mas. Memanfaatkan situasi demi pengalaman baru. halah 😀

Semoga bisa ke sini juga mas. 🙂

Reply
Rudi Chandra August 13, 2019 - 2:44 pm

Sungguh luar biasa indahnya mas.
Masuk salah satu list ku juga sih ini dan jaraknya juga nggak jauh-jauh amat dari Medan, tapi sampe sekarang belum nyampe sana juga.

Reply
admin November 2, 2019 - 12:02 pm

iya, dari medan juga terhitung cukup dekat. Bisa naik bus untuk menuju kesana mas 😀

Reply
Adi Pradana August 19, 2019 - 7:38 am

Indahnya sungguh luar biasa. Pasti sejuk berada di ddekat air terjunnya. Btw, Amai Taslimah senyumnya lepas banget….

Reply
Bara Anggara August 24, 2019 - 4:57 am

Kalau singgah di Padang kabar-kabar aja mas, siapa tau bisa ngopi bareng.. hehe..

Btw dari air terjun lembah harau itu, luruuuus terus nanti bisa naik ke puncak tebingnya lho, pemandangannya kece dan alami, ada juga ngalau (goa) seribu dan air terjun murai..

-Traveler Paruh Waktu

Reply
admin November 2, 2019 - 12:03 pm

siap mas bara. Pengen balik ke padang lagi. stay lebih lama di sumbar. 😀

Reply
Liana September 12, 2019 - 11:44 am

astaga, cantik banget mas lembah harau. dulu ada temanku asal Padang dan sering banget pulang kampung dan bawa sejuta cerita tentang daerahnya, salah satunya lembah harau.
mau difoto sama siapa aja, tetep cakepnya!
semoga nanti bisa liat langsung, amin 🙂

Reply
admin November 2, 2019 - 12:04 pm

semoga bisa menikamti lembah harau secara langsung 😀

Reply
febridwicahya October 7, 2019 - 3:57 pm

Itu, air terjun di pinggir jalan?

Buset. Enaaaa 😀

Reply
admin November 2, 2019 - 12:03 pm

enak banget. Ga cuma satu, tapi ada beberapa air terjun 😀

Reply
ainun February 3, 2021 - 11:57 pm

hiks hiks
kapann bisa kesana 😀
cita cita pake banget nih explore Padang dan sekitarnya. Medan juga
air terjun pinggir jalan ya, menarik juga nih, kalau musim hujan gimana ya, takutnya air terjunnya debitnya gede

Reply
Rivai Hidayat February 15, 2021 - 1:19 pm

ayo ke sana mbak. Tempatnya asyik dan suasananya sangat sejuk. Sekarang sudah mulai dikembangkan dan banyak tempat yang bisa dikunjungi..hehhee
dulu aku hanya lwat ketika berada di medan. Belum eksplore banyak tempat…hehhee

Reply
Fanny_dcatqueen September 14, 2021 - 3:32 am

Aku agak bingung lembah Harau ini. Ini yg bisa dilihat dari atas lubang Jepang ga ya mas? Kan ada lembah juga tuh diliat dr atas. Kalo memang bener itu, aku cuma liat dr atas aja berarti tp ga pernah turun :D.

Bukittinggi dan padang selaku ngangenin sih. Aku 2x ksana, dan wisata kulinernya ga Nemu yg ga enak hahahah. Itu yg paliiiing bikin kangen.

Reply
Rivai Hidayat September 14, 2021 - 11:59 pm

Ga bisa nbak fany. Khan letaknya beda. Goa jepang di bukittinggi, sedangkan lembah harau di kabupaten limapuluh kota. Kalau yang dari goa jepang itu namanya ngarai sianok.

Bener banget, aku merasa kurang lama di bukittinggi..hiks

Reply

Leave a Comment