Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the soledad domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /home/masvayco/public_html/wp-includes/functions.php on line 6114
Jalan Kaki ke Simpang Lima - Rivai Hidayat

Jalan Kaki ke Simpang Lima

by Rivai Hidayat
jalan kaki ke simpang lima

Agendaku di hari Minggu ini adalah jalan kaki ke Simpang Lima. Rencana ini baru terpikirkan tadi malam. Ketika aku merasa kurang berolahraga dan butuh rute baru untuk dilewati. Lalu memutuskan untuk memilih berjalan kaki ke Simpang Lima.

Aku memulai jalan kaki ke Simpang Lima pada pukul 06.35. Molor dari rencana sebelumnya, yaitu di antara pukul 05.30-06.00. Semalam aku tidur larut malam karena menonton pertandingan sepak bola. Hal tersebut menyebabkan aku susah bangun di pagi hari. Akhirnya aku memulai perjalanan ketika matahari sudah mulai meninggi.

Setelah menempuh perjalanan sejauh 1 km, aku memutuskan untuk memotong jalan dengan melewati area permukiman. Bukan jalan raya yang biasa dilewati dengan motor. Jalan ini memiliki jarak lebih dekat dibandingkan melalui jalan raya. Selain itu, kondisi jalan kampung ini lebih sepi. Jalan berupa turunan curam ini membuatku lebih berhati-hati dalam melangkahkan kaki.

Ketika SMP, aku sering melewati jalan kampung ini. Saat itu, aku yang belum memiliki SIM melewati jalan ini untuk menghindari pos polisi. Itu salah satu kenakalan remaja yang aku lakukan di masa lalu. Kadang aku pun bingung mengapa melakukan hal tersebut. Aku sadar bahwa bapak akan marah jika mengetahui hal tersebut. Namun, kesenangan pada awal-awal bisa mengendarai motor membawaku menyusuri jalanan Kota Semarang tanpa menggunakan SIM.
Baca Juga: Jalan Kaki di Jalan Tembus UNDIP

jalan kaki ke simpang lima
Bekas taman hiburan Wonderia

Jalan permukiman ini tembus di Jalan Sriwijaya. Salah satu jalan penting yang ada di Kota Semarang. Di jalan ini masih terdapat banyak pohon rindang yang menjadi penuduh jalan. Selain itu, di Jalan Sriwijaya terdapat beberapa gedung penting, seperti gedung Perpustakaan Daerah (Perpusda), Taman Budaya Raden Saleh, dan bekas taman hiburan Wonderia.

Taman hiburan Wonderia ditutup pada tahun 2017. Penutupan taman hiburan ini dikarenakan masalah keuangan pada pengelola dan terjadinya beberapa kecelakaan pada wahana permainan. Di masa lalu, taman hiburan Wonderia ramai dikunjungi warga Kota Semarang dan sekitarnya. Kini, taman hiburan ini kondisinya terbengkalai dan ditumbuhi semak belukar. Pemerintah Kota Semarang berencana untuk mengalihfungsikan taman hiburan Wonderia menjadi hutan kota.

Pagi itu aku sudah menempuh jarak sekitar empat kilometer. Matahari pagi semakin terasa hangat. Kini aku telah tiba di persimpangan Jalan Pahlawan. Aku hanya perlu menyusuri Jalan Pahlawan untuk bisa tiba di Simpang Lima. Di Jalan Pahlawan menjadi pusat pemerintahan Provinsi Jawa Tengah. Banyak kantor pemerintahan provinsi berdiri di jalan ini. Salah satunya adalah gedung Gubernur Jawa Tengah.

jalan kaki ke simpang lima
Kantor Gubernur Jawa Tengah

Di masa lalu–jauh sebelum Indonesia merdeka–Jalan Pahlawan dikenal dengan nama Jalan Oei Tiong Ham (Oei Tiong Ham Weg). Nama itu diambil nama seorang saudagar gula asal Semarang. Oei Tiong Ham memiliki pengaruh yang sangat besar di Kota Semarang sehingga diberi berbagai keistimewaan oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda. Salah satunya pemberian nama Oei Tiong Ham Weg di jalan yang berada di belakang istana miliknya.

Salah satu yang menarik di Jalan Pahlawan adalah taman Tugu Tunas. Dulu taman ini merupakan berupa air mancur. Kemudian dibangun sebuah videotron oleh salah satu perusahaan rokok sebagai media promosi. Videotron tersebut sering menayangkan pertandingan sepak bola, khususnya di akhir pekan. Momen ini dimanfaatkan oleh warga untuk nonton bareng. Keberadaan videotron tersebut akhirnya dibongkar karena ada permasalahan dalam pembayaran pajak.

Pada tahun 2013, pemerintah kota akhirnya membangun Tugu Tunas. Tugu ini tidak hanya berfungsi sebagai tetenger Kota Semarang, tapi bentuk tunas sebagai perlambang munculnya sebuah kehidupan baru. Sesuai dengan sejarah lokasi ini yang sering digunakan sebagai tempat demonstrasi mahasiswa dalam menyampaikan aspirasinya.
Baca Juga: Singgah di Jakarta

Jalan Pahlawan sudah ramai dengan warga yang sedang melakukan Car Free Day (CFD). Warga dalam meramaikan agenda CFD dengan berbagai kegiatan. Mulai dari lari, jalan kaki, bersepeda, senam, berjualan, hingga promosi produk. Tidak ketinggalan terlihat sekelompok pemuda mengajak warga untuk bermain dolanan jaman dulu. Seperti engklek, lompat karet, egrang, bekel, dakon, dan gasing.

jalan kaki ke simpang lima
Warga yang sedang bermain dolanan jadul
Lapangan Pancasila, Simpang Lima

Akhirnya aku tiba di kawasan Simpang Lima. Jalan kaki ke Simpang Lima pagi ini mengingatkanku pada kenangan masa kecil. Saat itu aku diajak jalan kaki oleh saudaraku jalan kaki ke Simpang Lima pada hari Minggu. Momen itu masih tersimpan dengan baik dalam pikiran. Oleh sebab itu, tidak ada salahnya aku mengenang momen itu lagi.

Aku sudah menempuh jarak sekitar 5 kilometer. Aku sengaja tidak memutari kawasan ini karena sudah ada janji untuk mengikuti kegiatan walking tour. Mungkin suatu saat bakal mengulangi lagi jalan kaki ke Simpang Lima dan dilanjutkan memutari Lapangan Simpang Lima beberapa kali.

Cerita dari Semarang
18 Februari 2023

You may also like

30 comments

Heni February 26, 2024 - 9:58 am

Seru mas jalan kaki walaupun sendirian, justru kalo pas lagi untung bisa dapet foto-foto yang bagus, tempat yang menarik buat di kunjungi tuh salah satunya Semarang,padahal naik kereta mungkin hanya 4 jam aja dari Jakarta, sayang banget itu taman Wonderia, tapi bener sih lebih bagus jadi taman hutan kota, lebih hijau….permainan anak jaman dulu masih ada juga ya di area car free day, baguslah biar anak-anak sekarang lebih mengenal permainan tradisional gak hanya megang gadget melulu, sambil bermain dan berkeringat, sehat.

Reply
Rivai Hidayat February 27, 2024 - 7:50 am

Naik kereta dari jakarta sekitar 6-7 jam mbak heny. Mungkin bisa lebih cepat ketika naik eksekutif. Ada beberapa komunitas yang menyediakan permainan jadul. Semua warga, baik yang masih kecil, maupun yang sudah tua boleh ikut dalam permainan jadul ini.

Reply
Kang Ismet February 26, 2024 - 3:59 pm

Kayaknya perlu ditiru nih mas, emang sekarang dengan adanya motor terkadang malas jalan kaki, saya juga jarang olahraga, beberapa bulan kebelakang rutin renang, sekarang udah males lg.. btw.. kapan bisa ke Semarang ya..

Reply
Rivai Hidayat February 27, 2024 - 7:51 am

Setuju kang, padahal hanya jalan kaki sejauh 200 meter, tapi malah seringnya pakai motor. Ayo semangat lagi untuk olahraga kang. Semoga bisa berkunjung ke semarang.

Reply
Kang Ismet March 2, 2024 - 12:44 am

Amiien…. rencana pengen ke Jogja, punya kakak di sana, semoga saja bisa Mas

Reply
Rivai Hidayat March 3, 2024 - 10:26 pm

Selamat datang di semarang, Kang Ismet

Reply
adynura February 26, 2024 - 10:10 pm

Dari keseluruhan cerita pada tulisan ini, entah kenapa highlight yg paling kuingat adalah ketika masVay waktu smp suka motong jalan demi menghindari polisi karena belum punya SIM, hahaha…

mas Vay ternyata masa mudanya begitu juga ya, hahah…

simpang lima kalo sama Dago Bandung kayaknya lebih luas simpang lima Semarang ya. Jadi penazaran.

Reply
Rivai Hidayat February 27, 2024 - 7:56 am

Sepertinya semua remaja yang baru bisa naik motor bakal melakukan hal kayak gitu mas ady. Mereka akan berusaha untuk naik motor lebih jauh dari biasanya dan tetap jaga keamanan dan keselamatan.

Lebih besar simpang lima, tapi lebih dingin dago mas 😀

Reply
Sibayukun February 27, 2024 - 6:48 am

Halooo Simpang Lima… Apa Kabarrmu di sana? Ini udah hampir 8 Tahun tidak melihatmu. Padahal dulu tiap minggu sering kesana buat menikmati Car Free Day, dan duduk di lapangan sambil sedut Es Jeruk yang es batunya lebih banyak daripada air jeruknya

Sayang banget yaa, ngeliat Gerbang Wonderia. Padahal dulu nggk kaya gitu lohh Mas.. Aku aja kaget pas denger kalau Wonderia udah tutup… Semoga dengan dialihfungsikan sebagai Hutan Kota bisa memberikan manfaat ke Kota Semarang.

Reply
Rivai Hidayat February 27, 2024 - 7:58 am

Lumayan lama juga sudah cabut dari semarang ya mas. Ga berasa waktu berjalan lumayan cepat. Beli es jeruk dengan es batu lebih banyak agar es batu bisa mencair dan tidak perlu beli minum lagi 😀

Bakal menunggu wonderia bakal jadi seperti apa. Sebetulnya sangat disayangkan ketika wonderia terbengkalai begitu saja.

Reply
Nasirullah Sitam February 27, 2024 - 7:16 am

Aku pernah dulu menginap di teras masjid Simpang Lima, menjelang subuh baru masuk masjid hahahahha.
Paginya duduk santai di kursi-kursi sambil lihat anak-anak berolahraga. Kalau sekarang, aku sering memanfaatkan waktu buat jogging misal di luar kota

Reply
Rivai Hidayat February 27, 2024 - 8:20 am

Masjid baiturrahman tahun lalu selesai direnovasi mas. Bagian dalamnya jadi lebih nyaman. Mas sitam mesti ke masjid ini lagi dan mengenang pengalaman di masa lalu..hhahaaha
Semangat mas sitam untuk kegiatan barunya. Kegiatan jogging di kota orang bakal seru 😀

Reply
Edot February 27, 2024 - 9:01 am

Jalan Sriwijaya ini emang adem banget, dulu tiap pulang dari PPL ngajar di SD Santo Aloysius saya sering mampir ke Perpusda bareng temen, berlama-lama di Perpusda yang adem sebelum balik kost, dulu sukanya nyari Goosebumps. Tapi akhirnya jadi mulai sering berburu buat koleksi di kios buku deket stadion. Bolehlah Mas Vay, kapan-kapan hunting kesitu buat foto-foto

Dulu waktu saya di Semarang, Wonderia masih beroperasi, tapi nggak kepikiran berkunjung kesitu. Semoga nanti pas jadi hutan kota bisa lebih terawat dan lebih bermanfaat

Reply
Rivai Hidayat February 29, 2024 - 12:05 pm

Ternyata mas edot alumni perpusda juga. Dulu pas kuliah aku juga sering ke perpusda. Tempatnya tenang dan nyaman sehingga enak buat mengerjakan tugas. Nanti kapan-kapan ke kios buku yang ada di stadion. Kios buku disana masih terus bertahan dari gempuran era digital.
Harapanku juga begitu. WOnderia jadi lebih bermanfaat ketika jadi hutan kota.

Reply
Andrie February 28, 2024 - 3:33 am

Wahhh kangen banget kesini, terakhir kali kesini dulu waktu mengunjungi teman yang tidak sengaja ketemu secara online di salah satu acara virtual. Jadi kangen semarang euy!

Reply
Rivai Hidayat February 29, 2024 - 12:02 pm

Semoga bisa balik ke semarang lagi mas 😀

Reply
Titik Asa February 28, 2024 - 9:50 am

Aih…Simpang Lima…ah ini bikin kangen Semarang saja Mas.
Jadi saat saya ke Semarang waktu itu, malam minggu saya duduk-duduk di Simpang Lima. Ramai. Saya ditemani seorang blogger Semarang itu (Mbak Uniek) dan temannya (Mas Wawan-yang tadi siang mengantar saya mengunjungi tempat-tempat wisata Semarang). Terus hari Minggu pagi saya sendiri ke Simpang Lima. Ramai juga. Saya penasaran dengan bubur ayam Semarang, akhirnya saya coba juga. Beda banget dengan bubur ayam Sukabumi, baik rasa maupun racikannya.

Sepertinya Simpang Lima sudah banyak perubahan dibanding saat saya mengunjunginya.

Salam,

Reply
Rivai Hidayat February 29, 2024 - 12:10 pm

Sekarang simpang lima kalau malam juga masih ramai. Banyak mobil plat luar kota yang singgah di simpang lima, khususnya pas akhir pekan.
aku kenal dengan mbak uniek. Dia masih aktif ngeblog.
Benar sekali, Om Asa. Bubur ayam semarang beda dengan bubur ayam khas sunda.

Reply
Penghuni 60 February 29, 2024 - 1:22 pm

Lha kok gak naik sepeda sih mas?

Tapi jalan kaki juga lebih seru kok, saya paling demen jalan kaki, meskipun jaraknya jauh tp terkadang byk hal-hal menarik yg bisa dijumpai saat jalan kaki. Terutama ketemu tmn saat jalan kaki.
5 kilo jarak yg lumayan juga itu, tp cuaca gak panas kan mas?

Reply
Rivai Hidayat March 3, 2024 - 10:29 pm

Entah mau sepeda atau jalan kaki, yang terpenting tetap berolahraga mas 😀
Cuaca ga panas mas soalnya masih pagi.

Reply
ursula meta rosarini February 29, 2024 - 4:55 pm

Aku udah lama bgt ga jalan kaki, skrg jalan2 di mall aja kaki pegel bgt rasanya, berasa udah jompo banget hahahha.

Aku baru sekali ke area simpang lima ini mas, maksudnya yg bener2 jalan2 di situ, waktu itu makan tahu campur telur di bawah pohon kalau ga salah hahhaha enak banget

Reply
Rivai Hidayat March 3, 2024 - 10:28 pm

Mungkin kalau ada kesempatan bisa ke semarang lagi, kemudian eksplore semarang dengan berjalan kaki. Pasti bakal seru dengan pengalaman barunya.

Reply
Djangkaru Bumi February 29, 2024 - 6:52 pm

Saya sendiri lupa
entah tahun berapa saya ke simpang lima
sayang sekali itu tamannya ya, tapi tak apalah, kini mau jadi taman hutan kota
setiap perjalanan, pastinya akan membekas di hati dan pikiran

Reply
Rivai Hidayat March 3, 2024 - 10:27 pm

Harapannya hutan kota tersebut bisa dimanfaatkan dengan baik mas.

Reply
fanny_dcatqueen March 5, 2024 - 9:22 am

Hebaat ih mas Rivai tau sejarah jalannya juga. . Aku ga inget pernah lewat jalan pahlawan ini atau ga. Saking kalo ke Semarang cuma bentar doang. Jadi yg keinget cuma kota tua

Dulu aku juga bisa bawa mobil dan motor pas SMU pas. Dan bawa ke sekolah. Cuma Krn aku tinggal di komplek PT Arun, jadi anak2 yg bawa mobil dan motor sendiri ke sekolah ya ga dilarang. Krn sekolah , rumah dll, ya masih satu komplek kan.

Tapi ga kubanggain juga kalo skr. Tau kok kalo itu melanggar . Anakku aja ga akan kukasih bawa mobil sebelum 17 .

Ga pernah tahu nih kak wonderia. Sampe pernah jatuh korban di wahananya? Aku juga ga berani naik wahana yg begitu sih. Tapi bagus juga kalo dijadiin hutan kota ntr

Reply
Rivai Hidayat March 11, 2024 - 5:52 pm

Ya ini karena sering ikut walking tour jadi mulai tahu banyak tentang kota semarang. Kapan-kapan kalau mbak fanny ke semarang, nanti aku ajakin jalan kaki keliling kota. Aku itu kepikiran kalau ada teman dari luar kota mau aku ajakin jalan kaki sambil menikmati suasana kota semarang yang panas 😀

Jadinya sekarang juga lebih aware tentang keselamatan berkendara mbak fanny. Besok kalau mau ngajari motor pun bakal melihat usia dan kesiapannya dia aja.

Korban sakit pernah, tapi kalau yang meninggal tidak ada. Mari kita tunggu bakal seperti apa hutan kota ini.

Reply
enny March 25, 2024 - 10:51 am

Waa simpang lima. Aku juga punya banyak kenangan dengan simpang lima semarang ini ,mas Rivai. tapi udah bbrp tahun nggak ke Semarang,jadi penasaran gmn ya kondisi Simpang Lima skrg khususnya kalau malam.InshaAllah kalau ada rejekinya ntar berkunjung ke Semarang lagi
Terima kasih cerita menariknya

Reply
Rivai Hidayat March 29, 2024 - 12:54 am

Sekarang simpang lima kalau malam selalu ramai. Di sekitarnya juga banyak tempat makan. Kalau di jalan pahlawan banyak anak muda nongkrong disana.
Ya semoga suatu saat bisa ke semarang lagi kak 🙂

Reply
pojok rumahan March 25, 2024 - 10:52 am

Waa simpang lima. Aku juga punya banyak kenangan dengan simpang lima semarang ini ,mas Rivai. tapi udah bbrp tahun nggak ke Semarang,jadi penasaran gmn ya kondisi Simpang Lima skrg khususnya kalau malam.InshaAllah kalau ada rejekinya ntar berkunjung ke Semarang lagi
Alhamdulillah ini baca update an dan foto simpang lima hehe

Reply
Rivai Hidayat March 29, 2024 - 12:54 am

Sekarang simpang lima kalau malam selalu ramai. Di sekitarnya juga banyak tempat makan. Kalau di jalan pahlawan banyak anak muda nongkrong disana.
Ya semoga suatu saat bisa ke semarang lagi kak 🙂

Reply

Leave a Comment