Hunting Foto di Rawapening

by Rivai Hidayat
hunting foto di rawapening

Malam semakin larut, tapi mata ini belum bisa terpejam. Padahal tubuh cukup lelah setelah tadi berjumpa dengan temanku. Kami terakhir ketemu pada bulan Januari lalu di sebuah warung bubur kacang ijo. Beberapa hari sebelum dia menikah. Saat itu virus covid-19 belum menyebar di Indonesia. Dalam usaha memejamkan mata, aku malah teringat tempo hari temanku, Deta, mengajak untuk hunting foto di Rawapening pada esok hari. Aku langsung menghubunginya agar aku bisa ikut hunting foto di Rawapening.

Setelah sholat subuh, aku langsung bergegas menuju rumah Deta. Waktu tempuhnya sekitar 20 menit dari rumahku. Tidak jauh, tapi hembusan udara pagi cukup membuatku merasa kedinginan. Skuter matic buatan tahun 2010 melibas jalan nasional yang pagi itu masih belum dipenuhi dengan kendaraan bermotor. Rumah dia berada di Kabupaten Semarang. Sedangkan rumahku berada di Kota Semarang.

Pukul 07:20 kami di tempat untuk hunting foto. Aku baru pertama kali ke tempat ini. Padahal dulu aku sering hunting foto di Rawapening, tapi baru mengetahui tempat ini dari Deta. Rawapening merupakan sebuah danau yang terletak di Kabupaten Semarang. Tempat yang biasa aku kunjungi memang tidak jauh dengan tempatku berada saat ini. Kedua tempat ini memiliki objek hunting yang berbeda. Tempat yang biasa aku kunjungi objeknya lebih ke pemandangan aktivitas nelayan di Danau Rawapening dengan pemandangan Gunung Merbabu dan Gunung Telomoyo. Sedangkan tempatku berada saat ini menawarkan objek berupa kereta wisata yang melaju dengan latar belakang berupa pemandangan Gunung Merbabu dan Gunung Telomoyo, berserta aktivitas manusia yang di sekitar jalur kereta.
Baca Juga: Bersepeda Semarang-Gubug-Stasiun Tuntang- Semarang

Kereta wisata yang berangkat dari Stasiun Ambarawa menuju Stasiun Tuntang secara pergi-pulang ini hanya beroperasional pada hari Sabtu, Minggu, dan hari libur. Tiket kereta wisata bisa langsung dibeli di Stasiun Ambarawa. Jalur kereta ini hanya digunakan sebagai jalur kereta wisata. Namun, beberapa kali pernah digunakan sebagai lokasi pengambilan gambar sebuah film, seperti film Bumi Manusia. Hal itu bisa dilihat dalam scene perjalanan pulang Minke yang naik kereta api menuju kotanya.

rawapening

Kereta wisata perjalanan ke Stasiun Tuntang

Awalnya aku pikir kereta wisata sudah berangkat pada pukul 08:00. Namun, ternyata ada perubahan jadwal keberangkatan menjadi pukul 09:00. Terpaksa kami harus menunggu kedatangan kereta tersebut. Seperti yang diceritakan oleh Mbak Eno melalui artikel Bestfriends-nya. Persahabatan antar laki-laki itu kalau ketemu bisa membicarakan banyak hal. Mulai dari hal remeh temeh, kehidupan pribadi, project yang sedang dikerjakan, hingga bicara tentang kebijakan pemerintah. Semua bebas untuk dibicarakan tanpa perlu dibatasi. Apalagi sampai merasa sakit hati. Seringnya kami malah saling menertawakan.

Begitu juga dengan aku dan Deta. Pagi itu kami ngobrol sambil ditemani kopi yang kami beli di minimarket.  Awalnya kami bicara tentang foto dan video. Tapi obrolan langsung berpindah dengan cerita dari deta tentang perjalanan cintanya dengan istrinya. Setelah kisah romantis, kemudian bercerita tentang pertualangan. Aku pun ikut bercerita tentang pertulanganku dengan yang sudah berlalu. Cerita-cerita konspirasi juga mewarnai obrolan kami berdua di pagi itu. Yaa seperti inilah obrolan kami. Jika tidak ada hal serius yang dibahas, obrolan kami bisa sampai kemana-mana. Semuanya mengalir begitu saja.

Suara sirine kereta telah terdengar dari kejauhan. Kami bersiap-siap untuk langsung mengatur kamera kami. Mencari posisi yang tepat agar mendapatkan gambar yang bagus. Kereta mulai masuk dalam jangkauan lensa kami. Kami langsung membidik untuk mengabadikan momen tersebut. Kami hanya memiliki waktu sekitar tiga menit sebelum kereta keluar dari jangkauan kami.

Selain kereta wisata, sawah, dan pemandangan gunung, pagi itu foto kami juga dilengkapi dengan aktivitas para nelayan yang sedang mencari ikan di Rawapening. Semua objek bergerak sesuai dengan ritmenya masing-masing. Ini membentuk sebagai harmoni dalam satu kesatuan gambar. Objek-objek ini membuat foto menjadi lebih menarik.

*****

Pada keesokan hari kami melanjutkan hunting foto di Rawapening dengan objek kereta wisata lagi, tapi di lokasi yang berbeda. Kami memilih dari atas jembatan yang ada di jalan lingkar Ambarawa. Jalan lingkar Ambarawa memang dikenal memiliki pemandangan yang bagus. Berbeda dengan kemarin yang menggunakan dua kamera, hari ini Deta hanya berfokus menggunakan kamera drone. Selain kereta wisata, yang menjadi objek untuk dipotret adalah jalur rel kereta, dan area persawahan.
Baca Juga: Bersepeda Dari Semarang Ke Stasiun Kedungjati

Kereta Wisata di dekat Rawapening

Kereta Wisata kembali ke Stasiun Ambarawa

Cuaca yang terik dan lupa membawa topi adalah sebuah konspirasi yang terjadi siang itu. Jadi ketika mengambil gambar aku mesti bertahan menahan terik panas matahari dan debu dari kendaraan yang melaju di jalan ini. Seperti hari kemarin, momen kereta melintas hanya tiga menit. Tidak lama, jadi kami mesti bisa memperkirankan momen agar mendapatkan foto yang menarik.

hunting foto di rawapening

Kereta wisata dari kamera drone (foto oleh Deta)

Aku lupa kapan terakhir hunting foto secara khusus seperti ini. Biasanya tidak ada persiapan khusus. Paling hanya menyiapkan kamera ketika pergi ke suatu tempat. Jika ada momen bagus, baru aku potret. Namun dua hari ini, kami mencari tahu informasi yang cukup lengkap. Seperti lokasi hunting, jadwal kereta melintas, hingga perlengkapan yang mesti kami bawa. Meskipun menyiapkan banyak hal, kami tidak boleh berekspektasi berlebihan. Tetap siap dengan segala kondisi yang terjadi di lapangan.

hunting foto di rawapening

Pulang

“Bro, aku kangen dengan momen-momen hunting kayak gini. Hunting foto, tapi masih bisa ngobrol banyak hal dan menikmati perjalanan. Kapan-kapan lagi yaa!!” Kataku sambil kami beranjak pulang.

Danau Rawapening, 7-8 November 2020

You may also like

48 comments

Reyne Raea November 20, 2020 - 8:20 pm

Uwowww itu fotonya kece amat, mengingatkan saya akan gambar pemandangan waktu SD, ada gunung, sawah dan hutan, bahkan ada jalanan di mana melintas banyak mobil.

Saya juga jadi pengen belajar motret deh

Reply
Rivai Hidayat November 22, 2020 - 4:35 am

Dari sisi lain juga bisa mendapatkan view dua gunung dan jalan. Mirip yang biasa kita gambar ketika SD..hahhahaa
Ayo mbak rey, belajar motret. Pakai HP sudah bisa dapat gambar yang bagus kok..hehhehe

Reply
Lia The Dreamer November 21, 2020 - 3:47 am

Karena postingan Kak Rivai, aku jadi semakin ingin membaca atau menonton Bumi Manusia hahaha #salfok. Penasaran juga ingin mencoba menaikki kereta wisata.

Seru banget perjalanannya apalagi perginya bareng teman lama. Biasanya kalau udah ketemu sama teman lama, ngobrol berjam-jam tidak akan terasa ya wkwkwk. Semoga Kak Rivai bisa segera bertemu kembali dengan Kak Deta!

Reply
Rivai Hidayat November 22, 2020 - 4:23 am

baca dulu novelnya, kemudian lanjut nonton filmnya. Bakal berasa bedanya..hahahaha
Semarang-ambarawa sekitar saju jam perjalanan. Jangan lupa datangnya pas sabtu, minggu, atau hari libur. Karena kereta wisata hanya beroperasi di waktu-waktu tersebut..hehhehe

Aku dan deta adalah teman nongkrong, kadang teman satu project..Jadi sudah sering ngobrol berbagai hal..hahhaha

Reply
Rudi Chandra November 21, 2020 - 9:41 am

Foto kereta dengan latar gunung gitu cakep banget Mas.
Meski waktunya cuma sekitar 3 menit tapi hasilnya bisa dikenang selamanya tuh.

Reply
Rivai Hidayat November 22, 2020 - 4:06 am

makasih mas rudi 😀
iyaa, waktu yang cepat ketika kereta lewat dan waktu menunggu bakal jadi cerita dan momen tersendiri..hahhaha

Reply
Ina November 21, 2020 - 10:29 am

jamaaah… oh jamaaah….

obrolan antar lelaki seperja****an

wah, kumpulnya bermanfaat banget ya kak, kapan2 kalo hunting foto lagi, sini diajakin yaaaaa

Reply
Rivai Hidayat November 22, 2020 - 4:04 am

kalau kamu ikut hunting juga, jadi tidak ada obrolan sebebas itu. Ada batasan-batasan dan aturan yang tidak tertulis yang sebaiknya tidak dilewati..hahhahaa

Reply
ina November 22, 2020 - 11:01 pm

susah nih susah. obrolan antar lelaki emang ya…
nek wis cocok, angeeell weess angeeell

*yawis aku tak sama istrinya kak deta aja.

Reply
Rivai Hidayat November 22, 2020 - 11:29 pm

Sengaja biar ga ra mashoook sekalian…hahahha

Reply
Tari lestari November 25, 2020 - 12:14 pm

Latar foto yang sangat indah, namun sayang tempatnya jauh andai dekat pasti ku kan datang ke tempat itu mencoba foto selfie juga sama keluargaku dan menikmati indahnya alam tuk tenangkan pikiran dengan segala rutinitas yang ada.

Reply
Rivai Hidayat November 26, 2020 - 4:37 am

Iyaa, itu memang pemandangan khas yang ad di jalur kereta stasiun ambarawa menuju stasiun tuntang. pemandangan alamnya memang sangat bagus. Apalagi banyak ativitas warga yang bisa dilihat. Warga akan dengan ramah menyambut kedatangan orang luar. Sehingga memang menyenangkan jika berkunjung ke tempat ini berkali-kali.

Reply
Agus Warteg November 22, 2020 - 12:05 am

Keren mas rivay, berburu foto sambil ngobrol dengan sahabat memang spesial, jadi bebas mau ngobrolin apa saja ya kalo sesama lelaki, mau ngobrol tentang politik bisa, tentang pandemi ini yang belum kelar kelar, tapi yang paling lama biasanya ngomong video Gisel.

Lihat fotonya jadi pengin naik kereta wisata Ambarawa ini, keren kelihatannya mas, seperti naik kereta jaman dahulu.

Reply
Rivai Hidayat November 22, 2020 - 4:41 am

itu termasuk konten pemersatu bangsa mas agus…hahhahaa
Bakal terasa kesan jaman dahulu jika menggunakan lokomotif kereta uap mas. Hanya saja biaya sewanya mahal, karena menggunakan bahan bakar kayu untuk menjalankan mesinnya. Kalau kereta wisata ini menggunakan mesin diesel. Tapi naik kereta wisata ini memberikan kesan dan pengalaman tersendiri dalam naik kereta 😀

Reply
Agus Warteg November 23, 2020 - 1:38 pm

Oh ongkosnya mahal ya mas, padahal nyampai nya lama ya, lebih cepat kereta Argo Bromo. Tapi mungkin karena kesannya antik jadi lama, cocok buat syuting film tempo dulu.

Reply
Rivai Hidayat November 25, 2020 - 1:39 am

karena bahan bakar yang digunakan adalah kayu jati. Jadi harga sewanya mahal. Beberapa kali pernah digunakan untuk pengambilan gambar film mas agus 😀

Reply
Agus warteg November 27, 2020 - 4:18 pm

Oh kayu jati ya, kenapa tidak pakai kayu putih saja biar wanginya lebih terasa dan badan jadi hangat mas.

Rivai Hidayat December 1, 2020 - 8:29 am

Tidak mas, karena kayu jati bisa tahan lama dan punya kualitas pembakaran yang bagus. 😀

Nasirullah Sitam November 22, 2020 - 2:52 am

Kalau ada lomba foto kereta api, pasti salah satu foto yang menang lokasinya di sini hahahahha. Kayak dulu juga di sini. Emang tempat ini asyik buat berburu foto, mas. Tiap naik bus ke Semarang, kepikiran terus pengen berburu foto di Rawapening

Reply
Rivai Hidayat November 22, 2020 - 4:02 am

tapi yang paling ikonik itu lokomotif uapnya mas sitam. Tapi masalahnya biaya sewanya juga tidak murah. Jadi dipakailah lokomotif diesel.hhhehee
Jadi saking seringnya menang dengan lokasi di sini, rasanya semakin biasa saja…hehheheh

Ayo mas, semapatkan untuk hunting foto di rawapening. Banyak pemandangan dan momen yang bisa diabadikan dalam lensa…hehehe

Reply
dodo nugraha November 22, 2020 - 6:16 am

Uwoooow, fotonya kece banget, mas. Di tempatku, tidak ada yg semacam ini 😀

Reply
Rivai Hidayat November 22, 2020 - 8:22 am

Iyaa mas. Jalur kereta ini sangat ikonik dan salah satu yang tercantik di indonesia 😀

Reply
Himawan Sant November 22, 2020 - 7:52 am

Fotogenik nih bidikan lensa dronenya Deta …, terutama yang kelihatan kereta dan jembatan.

Ngomong-ngomong, aku cuma baca novel Bumi Manusia, ngga nonton filmnya karena sudah yakin produksi filmnya kurang ‘kena’ .

Reply
Rivai Hidayat November 22, 2020 - 8:21 am

Iyaa, konsep yang dipakai pas ambil foto memang untuk menceritakan kereta wisata dengan kawasan sekitarnya. Seperti sawah, jalur kereta, jemabtan, jalan kungkar ambarawa, dan deretan pegunungan sebagai latar belakangnya.

Aku sudah baca novel dan nonton filmnya. Lebih menikmati alur cerita di novelnya. Ketika nonton filmnya hanya ingin tahu pengambilan lokasinya seperti apa. Khan itu cerita di jaman hindia-belanda, sehingga untuk latarnya bakal sangat menarik. Selain itu, aku juga suka dialog bahasa belanda yang ada di film tersebut…hehehee

Reply
Afriant Ishaq November 22, 2020 - 8:15 am

Ya Allah fotonya keren MasVay…. Td nyempetin halan ke youtube bang Deta nya. Keren.. Emang….

View sawah yang simetris itu keren juga mas.

Reply
Rivai Hidayat November 22, 2020 - 11:28 pm

Terima kasih mas afriant 😀
Dia memang seorang videografer mas. Dulu sering upload video di youtube. Sekarang sibuk di project, jadi jarang upload lagi

Sawah rata-rata emang simetris mas 😀

Reply
Eya November 22, 2020 - 10:44 am

Eh aku pernah nonton liputan tentang kereta wisata ini! Menarik banget yaa dia cuma terdiri dari 3 gerbong dan terbuka kan yaa? Pengin banget nyobain naik kereta ini, tapi lumayan jauh jugaaa mesti ke Ambarawa dulu 🙁

Hasil fotonya bagus-bagus Mas Rivai! Suasana di sekitar rel keretanya juga kerasa adem gitu yaa, apalagi kalau habis hujan tuh pasti seger

Reply
Rivai Hidayat November 23, 2020 - 12:59 am

Gerbongnya memiliki jendela terbuka kak eya. Jadi penumpang bisa bebas menikmati pemandangan dan semilir angin selama perjalanan.
ayo cobain kak, aku jamin ga bakal nyesel. Semarang-ambarawa bisa ditempuh selama 1 jam perjalanan…hehhehe

Itu fotonya sekitar pukul 09:48. Sudah terlalu siang sih, matahari sudah mulai meninggi. Udara di sana memang sangat sejuk, karena banyak pegunungan di sekitar ambarawa 😀

Reply
Ella Fitria November 23, 2020 - 2:38 am

aku merasa rugi sekali kalau main ke Semarang nggak pernah niat hunting foto di rawa pening. uhuhu
pokoknya besok kl main ke semarang lagi mau masukin wishlist hunting foto kereta wisata di Rawa Pening, eheheh
sepakat juga sama Mbak Eno, kl persahabatan laki2 dan perempuan memang bisa membicarakan apapun, hhh. banyak hal yang bisa dibagi 😀

Reply
Rivai Hidayat November 25, 2020 - 1:41 am

Semarang-ambarawa waktu tempuhhnya juga 45-60 menit. Apalagi kalau leat jalan tol, mungkin 20 menit sudah sampai ambarawa kak..hahhaha
Datang ke stasiun ambarawa, kemudian bisa lanjut ke rawapening untuk hunting foto dan menikmati suasana sore hari di sekitar danau..hehhee

Reply
anton November 23, 2020 - 5:48 am

Kece mas fotonya.. Suka banget sama foto yang kedua. Nuansa sunyinya terasa banget… hahahahahaha

Reply
Rivai Hidayat November 25, 2020 - 1:41 am

Makasih mas anton…foto dihasilkan sambil berpanas-panasan..hahhaa

Reply
PIPIT November 24, 2020 - 3:46 am

Aku suka sama yang foto di atas jembatan!
Mana keretanya warna kuning pula, gemeesh!!
Dan sekilas info, aku jadi keinget Tayo, eh tapi dia bus nya 😀

Reply
Rivai Hidayat November 25, 2020 - 1:44 am

makasih mbak pipit 😀
Tayo dan teman-temannya sering melintas di jembatan yang aku gunakan untuk motret mvak pipit 😀

Reply
ainun November 24, 2020 - 3:18 pm

belum pernah ke Rawapening, cuman sekilas denger cerita sejarahnya aja
jadi keinget agenda aku naik kereta wisata di Gumitir banyuwangi tapi nggak terealisasi sampe sekarang 😀
seru ya kalau bisa hunting foto di tempat tempat kayak begini, view landscape keren punya nih

Reply
Rivai Hidayat November 25, 2020 - 1:45 am

ouw…di banyuwangi juga ada kereta wisata yaa. Kapan-kapan bisa dicari tahu infonya. makasih yaa mbak ainun 😀
Menikmati sekali kak kalau setiap perjalanan kereta api pemandangannya seperti ini…hahhaha

Reply
Marita Ningtyas November 25, 2020 - 4:09 am

Fotonya kece banget. Aku udah lama banget Pengen naik kereta wisata ini tapi belum kesampaian. Lihat foto2 Mas Vay jadi tambah pengen ke sana deh.

Reply
Rivai Hidayat November 26, 2020 - 4:37 am

Makasih mbak marita. 😀
ayo mbak marita, khan lokasinya juga dekat dengan semarang. Jadi mesti berkunjung dan naik kereta wisata tersebut 😀

Reply
dea merina November 26, 2020 - 5:50 am

waaah, jadi kangen hunting jugaaa!!
semoga pandemi ini segera berakhir ya biar para pemburu moement bisa berkelana dengan tenang hhe
btw, foto-fotonya baguuss mas
itu pake drone kah?

salam kenaaalll~

Reply
Rivai Hidayat November 26, 2020 - 12:44 pm

iyaa, pandemi seperti sekarang ini membuat para pemburu momen ragu-ragu untuk melakukan perjalanan. Rasanya berpergian jauh bukanlah langkah yang aman di masa pandemi seperti sekarang ini. hehhhee
iyaa mbak dea, terima kasih banyak 😀

Satu foto menggunakan kamera drone. Sehingga pemandangannya bisa lebih luas..hehhehee
Salam kenal mbak dea 😀

Reply
Rahul Syarif November 28, 2020 - 5:00 am

Ah iya juga, pantas pas lihat fotonya berasa ngga asing. Ternyata memang dipake dalam film Bumi Manusia. Lokasinya memang masih otentik. Dengan sentuhan color grading saja, sudah bisa mengubah era.

Kangen main ke sawah. Biasanya, pas pulang kampung, main ke sawah paman yang letaknya dibelakang rumah. Agak jauh, tapi hanya bisa ditempuh dengan jalan kaki seingat saya.

Ohya, saya kira Deta itu nama perempuan. Soalnya saya juga punya kakak kelas dengan nama yang sama, tapi perempuan

Reply
Rivai Hidayat December 1, 2020 - 8:40 am

lokasinya memang sangat ikonik mas. Beberapa film memang sering menggunakan jalur kereta ini untuk latar pengambilan gambar 😀
Di tempatku jauh dari sawah mas. Jadi kalau mau lihat yang hijau-hijau mesti menempuh perjalanan jauh dulu..hahahhaa

Reply
Phebie December 10, 2020 - 2:15 am

Suka lihat dokumentasinya. Ah jadi mupeng liat kereta yang lewat. Seru sekali hunting. Pakai kamera nya apa mas?

Reply
Rivai Hidayat December 10, 2020 - 4:18 am

Makasih mbak phebie 😀
rasanya emang begitu, orang yang suka motret, kadang langsung mupeng ketika lihat momen atau objek yang menarik. Bawaannya langsung ingin motret aja 😀
Aku pakai kamera fujifilm mbak phebie..hehhehe

Reply
Dinilint December 10, 2020 - 2:27 pm

Itu fotonya dari sebelah mana Vai?? Penasaran ding.

Aku udah lama nggak motret pake kamera,, keenakan pake kamera hp, mirrorless nganggur. Ahahaha.

Btw, kalo yang ngobrol aku kayaknya momennya bakalan lepas,, keenakan ngobrolnya. Salam buat Deta ya Vai.

Reply
Rivai Hidayat December 10, 2020 - 11:36 pm

Itu merupakan jalan desa, lokasinya pas di tikungan di ujung jalan, kita lurus aja ke arah sawah. Tidak ikut jalan utama. Bukan dari kampung nelayan yang biasa kita datangi.
ayo mirrorless-nya digunakan lagi, sayang kalau cuma dianggurin. sesekali boleh lho diajak hunting foto 😀
Pastilah, apalagi kalau obrolannya udah nyambung. Obrolan bisa sampai kemana-mana..hahhaha

Reply
morishige March 30, 2021 - 4:10 pm

Hm… Jadi hunting foto sebenarnya cuma modus dua orang sahabat buat ketemu, ya, Masvay? 😀

Reply
Rivai Hidayat March 31, 2021 - 1:24 am

Seperti halnya ngopi yang selalu dijadikan alasan untuk bertukar cerita dan pengalaman 😀

Reply

Leave a Comment