Gunung Ungaran: Pendakian Perdana di Tahun 2014

by Rivai Hidayat
Halo kawan, gimana kabar kalian? Semoga kita semua sehat. Ketika sehat, jalan-jalan pun menjadi lebih menyenangkan. Entah mau jalan keliling kota (city tour), ke pantai (jadi anak pantai), atau naik gunung (jadi anak gunung), kalau kita sehat pasti jalan-jalan lebih menyenangkan khan. Di artikel kali ini, aku akan bercerita tentang perjalanan naik gunung *jadi anak gunung dulu*,hehehee.

Pemandangan dari Puncak Gunung Ungaran


“Besok tanggal 5-6 April, aku main ke Semarang, aku temani naik gunung Ungaran lho”. Ajak Yas
“Yaa, liat jadwal dulu. Biasanya jadwalku padat :p”. jawabku

Thu ajakan teman baruku untuk naik gunung. Namanya Yas (biasa dipanggil gitu), asli Bekasi, jenis kelamin perempuan, umurnya gatau (belum pernah liat KTP-nya),hehhee. Kita baru sekali jalan bareng. Namun udah beberapa bulan saling komunikasi. Jadi yaa sudah begitu dekat dan akrab. 

Mereka sampe Semarang pada sabtu pagi. Sesampainya di Semarang langsung sarapan. Setelah selesai sarapan, perjalanan dilanjut ke curug Lawe. Yaa seperti biasanya, curug Lawe selalu memberikan kesegaran pada airnya. Perjalanan pun dilanjutkan ke basecamp mawar. Si Yas datang ke Semarang bersama empat temannya, 1 cowo dan 3 cewe. Yang co bernama Haer, sedangkan yang ce bernama Risa, Ani, dan Restu. Namun hanya Yas dan Risa saja yang ikut naik gunung. Ani dan Restu ditinggal di basecamp karena mereka berdua terlalu lelah. Sedangkan Haer ditinggal di Semarang karena kondisi yang tidak memungkinkan untuk melakukan perjalanan.

Kondisi Puncak Gunung Ungaran yang diselimuti kabut (6 April 2014)

Sekitar pukul 17:30, rombongan yang berisi Adnan, Agus, Fandy, Yas dan Risa telah sampai di basecamp Mawar. Kemudian mereka istirahat dan packing ulang. Sedangkan aku, Roesli, Ilham dan mas Danang baru berangkat sekitar pukul 18:00. Malam itu jalanan tidak terlalu ramai. Sekitar pukul 19:00 kita sudah sampai basecamp mawar. Setelah itu kita siap-siap untuk mulai mendaki. Sebelum mendaki kita berdoa terlebih dahulu. Agar perjalanan bisa berjalan dengan lancar dan bisa kembali dengan selamat. Malam itu, kita naik bersembilan orang. Aku, mas Danang, Yas, Risa, Adnan, Fandy, Roesli, Agus, dan adekku, Ilham. Bagi Roesli dan Ilham, ini merupakan pendakian perdananya.

Menikmati suasana Puncak Gunung Ungaran

Malam itu, pendakian cukup ramai. Kita sering berpapasan dengan pendaki lainnya. Kalo bicara tentang gunung Ungaran, aku selalu inget pendakian perdanaku. Pendakian perdanaku juga di gunung Ungaran. Ketika itu aku masih kelas 1 SMA. Malam itu memang malam yang sangat memalukan. Ketika itu aku salah kostum. Benar-benar salah kostum. Dan aku pun juga diledek oleh para seniorku. Setelah pendakian itu, aku mulai belajar cara mendaki yang gunung yang benar. Akhirnya seperti sekarang, udah ga salah kostum lagi, hehheee.

Sekitar pukul 21:00 kita sampai di perkebunan teh yang berada di desa Promasan. Desa terakhir sebelum menuju puncak. Awalnya kita mencari teman kita, Ana, anak Purwokerto yang rencana ingin gabung. Namun karena dicariin ga ketemu, akhirnya kita langsung melanjutkan perjalanan menuju puncak. Setelah melewati kebun teh, kita akan mulai memasuki hutan. Sebetulnya perjalanan baru saja dimulai. Trekking berupa tanah langsung menyambut perjalanan kita. Jalanan masih landai dan tidak terlalu berat. Setelah itu kita mulai melewati jalanan menanjak dangan banyak batu-batuan yang menghalangi jalan. Ini adalah kesulitan ketika mendaki gunung Ungaran.

Selain itu, banyak pohon tumbang yang menghalangi jalan. Kalo kita membawa carrier besar, sangat disarankan untuk berhati-hati agar carrier tidak tersangkut pohon. Malam itu jam tangan sudah menunjukkan pukul 23:30. Kita mulai lelah. Aku mulai ngantuk dan ingin segera mendirikan tenda dan beristirahat. Karena sudah banyak yang lelah, akhirnya kita putuskan untuk mendirikan tenda di kawasan bukit batu. Rencana awal mendirikan tenda di puncak. Akhirnya aku berjalan terlebih dahulu untuk mencari tempat camping. Akhirnya batu kembar pun terlihat, berarti bukit batu sudah tak jauh lagi. Akhirnya kita sampai di bukit batu. Kemudian kita mendirikan tenda. Malam itu kita mendirikan dua tenda. Tenda ku yang berkapasitas 3 orang dan satu tenda lagi yang terpaksa diisi 6 orang. Setelah tenda berdiri semua, kita langsung terlelap tidur. Mempersiapkan diri untuk summit dikeesokan harinya. Malam itu gerimis mulai menemani malam kami.

Merah Putih di Puncak Gunung Ungaran

Sekitar pukul 04:00 pagi mulai terdengar pendaki lain yang ingin menuju puncak. Puluhan senter mulai menerangi sekitar tenda. Namun kita memilih untuk tetap tidur. Diluar masih diselimuti kabut. Jarum jam mulai menunjukkan pukul 05:00. Namun kabut masih tetap terlihat. Aaah, pasti pagi ini ga akan ada sunrise yang terlihat. Gunung Ungaran memiliki kabut yang lumayan tebal. Jadi sudah biasa kalo pagi diselimuti oleh kabut. Berhubung kabut belum turun akhirnya kita memutuskan untuk summit sekitar pukul 06:30. Sebelumnya kita bersiap-siap terlebih dahulu. Si Agus memilih untuk tetap di tenda. Kita berdelapan orang mulai mendaki menuju puncak.

Perjalanan dari camping ground menuju puncak sekitar 20 menit. Perjalanan cukup menyenangkan karena tidak terasa panas dan dinginnya kabut setia menemani perjalanan kita. Ilham mulai berjalan di depan dengan tetap mengikuti jalur yang sudah ada. Kemudian ada aku dan selanjutnya yang lainnya. Beberapa kali kita ketemu pendaki lain yang memutuskan untuk turun dari puncak. Mereka juga bilang kalo tadi pagi tidak ada ksunrise. Yang ada hanya kabut yang menyelimuti puncak gunung. Akhirnya kita sampai dipuncak gunung. Di puncak masih banyak tenda-tenda yang berdiri tegak. Para pendaki masih menikmati pagi yang diselimuti kabut. Kita mulai berpose ria. Mengabadikan momen di puncak gunung. Mulai menikmati hasil perjalanan yang kita lakukan. Untuk setiap nafas yang kita hembuskan. Untuk setiap langkah kaki yang kita jejakkan. Untuk setiap mata yang selalu memandang. Untuk setiap tangan yang selalu menggapai, dan untuk hati yang selalu ikhlas menjalani semuanya.

Perjalanan turun dari puncak gunung

Setelah puas mengabadikan setiap momen, akhirnya kita mulai turun dari puncak gunung menuju camping ground. Tepat pukul 08:00 kita mulai menuruni puncak. Sesekali kita berhenti untuk berfoto. Pemandangan turun juga sangat bagus. Ada beberap batu yang bisa dijadikan objek foto. Akhirnya kita sampai di camping ground. Sebelum turun, kita akan memasak makanan terlebih dahulu. Aku sangat suka memasak ketika berada di gunung. Walaupun hanya sekedar masak mie instan aja. Dan beberapa gelas minuman untuk menghangatkan badan. Setelah selesai makan. Kita langsung packing dan kemudian turun menuju basecamp. Tepat pukul 10:00 kita mulai turun. Perjalanan turun kira-kira menghabiskan waktu sekitar 2-3 jam perjalanan.

Aku minta izin kepada yang lainnya untuk turun duluan, soalnya aku ada acara untuk menghadiri acara kondangan di siang harinya. Aku pun mulai menuruni dengan cara jalan cepat dan terkadang berlari. Akhirnya aku sampai basecamp pada pukul 11.30. Berarti aku membutuhkan waktu kurang lebih 1,5 jam perjalanan turun. Perjalanan dilanjut menuju ke Semarang. Pendakian perdana bersama orang-orang baru. Walaupun aku sudah lama mengenal sebagian dari mereka, akan tetapi pendakian ini menjadi pendakian yang pertama bareng mereka semua.

You may also like

0 comment

christina anggreani May 22, 2014 - 2:50 am

halooo aku baik2 sajaaa… heheh ceritamu membuat aku jadi kangen dengan ketinggian ><

Reply
Rivai Hidayat May 22, 2014 - 10:00 am

ini cerita memang untuk mereka yang selalu merindukan ketinggian 😀

Reply
Riapurwanti Jamin November 18, 2015 - 10:36 am

aaaa, aku ingin ke Ungaran !

mas Vai, ini Jamin 🙂

Reply
Rivai Hidayat December 4, 2015 - 2:17 pm

ungaran cuma sejam dari semarang jamin…tracknya juga udah jelas 😀
kemungkinan baru bisa tahun depan

Reply

Leave a Comment