748
Resik-Resik Curug Lawe
Pamflet Acara #GreenTrip |
Jarum jam sudah menunjukkan pukul enam pagi. Rasanya tubuh ini masih enggan beranjak dari tempat tidur. Maklum saja, aku baru tidur pukul setengah dua dinihari. Hari ini memang hari Minggu, hari libur untuk kerja. Namun tidak kegiatan yang lainnya. Dengan sedikit rasa kantuk, pun langsung bersiap-siap untuk mengikuti acara #GreenTrip Backpacker Semarang.
#GreenTrip Backpacker Semarang merupakan salah satu bentuk aksi kepedulian kita terhadap lingkungan.
#GreenTrip baru pertama kali diadakan oleh Backpaker Semarang (BPS). Sedangkan tempat pertama yang dipilih adalah Curug Lawe. Curug Lawe sebuah air terjun yang terletak di desa Kalisidi, Ungaran. Curug lawe bisa ditempuh dengan waktu 1 jam perjalanan dari kota Semarang.
Foto dulu sebelum melakukan perjalanan |
Sesuai jadwal seharusnya kita kumpul 07:00 dan mulai berangkat ke curug sekitar pukul 08:00. Karena beberapa hal yang terjadi di lapangan, akhirnya kita mulai berangkat ke curug sekitar pukul 09:30. Perjalanan pagi itu cukup lancar. Tiada gangguan selama perjalanan. Akhirnya kita sampai di curug sekitar pukul 10:00. Untuk memasuki kawasan curug, kita diwajibkan untuk membayar tiket masuk sebesar Rp 4.000,-/orang. Harga yang sangat murah untuk mendapatkan pengalaman baru dan menikmati alam. Apalagi kalo bisa dapt kenalan dan gebetan baru, hehehe. Sebelum kita mulai perjalanan, kita terlebih dahulu memberikan pengarahan dan berdoa bersama agar perjalanan berlangsung dengan lancar. Perjalanan dari loket masuk hingga curug dibutuhkan kira-kira satu jam perjalanan jalan kaki. Acara #GreenTrip diikuti oleh 31 orang, termasuk tujuh orang dari BPI Regional Jogja dan satu orang dari BPI Regional Bandung. Siang itu suasana curug Lawe ramai sekali. Hal itu bisa dilihat dari banyaknya kendaraan yang berjajar di tempat parkir. Baik kendaraan roda dua, maupun kendaraan roda empat.
Bermain di bawah curug |
Akhirnya kita sampai juga di curug. Curug telah dipenuhi oleh pengunjung. Kita pun mulai ikut membaur dengan mereka. Menikmati guyuran curug. Melepas segala kepenatan. Bersenang-senang dan tertawa bersama. Dan tentunya tak lupa untuk mengabadikan setiap momen dengan menggunakan kamera. Setelah puas bermain air, kita bersiap-siap untuk turun. Sebetulnya ini adalah puncak kegiatan #GreenTrip. Kita memunguti setiap sampah yang ada di sepanjang perjalanan turun dari curug. Dengan berbekal 4 trashbag, kita berhasil mengumpulkan banyak sampah. Semuanya hampir terisi penuh. Para peserta bersemangat untuk mengambil setiap sampah. Bahkan ada beberapa sampah yang sulit dijangkau, namun hal tersebut tidak menjadi halangan untuk memungut sampah tersebut. Seringkali teman-teman memikirkan cara terbaik agar sampah tersebut dapat diambil. Terkadang mereka memakai tongkat untuk mengambil sampah yang sulit dijangkau. Kadang mereka juga harus masuk di rimbunnya semak hanya untuk mengambil beberapa buah sampah. Sebetulnya hal ini membuatku terkejut, pasalnya selama perjalanan naik sampah tidak terlihat banyak sampah. Kebanyakan sampah didominasi oleh bekas botol air mineral dan bungkus makanan ringan.
Sebetulnya banyaknya sampah di tempat wisata merupakan sebuah hal yang sangat ironis. Semakin terkenal sebuah tempat wisata, maka resiko sampah yang dihasilkan akan semakin besar. Kecuali mulai sadarnya orang-orang untuk tidak mengotori alam dan membuang sampah di tempat sampah. Hal yang begitu mudah dilakukan dan memiliki implikasi yang luar biasa terhadap lingkungan. Yang lebih ironis lagi adalah banyak yang mengaku sebagai pecinta alam dan pecinta pantai tapi perilaku mereka tidak mencerminkan sebagai pecinta alam. Dan ke gunung dan pantai untuk berkemah dengan membawa banyak makanan dan jajanan yang terbungkus plastik. Tapi saat mereka pulang, dengan tanpa dosa mereka semua meninggalkan sampah plastiknya. Merela lupa kalau mereka adalah pecinta lama. Selain itu juga sampah-sampah mereka akan merusak keindahan.
Sebelum pulang kita foto dulu |
Dijalanan pun tak kalah mirisnya. Dimana ada keramaian. Disitulah banyak sampah yang menumpuk. Menjaga kebersihan itu bukan tanggung jawab petugas dari dinas kebersihan aja. Tapi tugas kita semua. Buanglah sampah pada tempatnya. Kalaupun belum ada tempah sampah ditempat tersebut. Simpanlah sampah kita dikantong atau tas kita sampai kita menemukan tempat sampah.
“Seorang traveler sejati itu seharusnya malu untuk membuang sampah sembarangan. Tetap jalan-jalan dan tetap cintai lingkungan!”
Sebagian kalimat dikutip dari sini
0 comment
keren mas vai
quote " "Seorang traveler sejati itu HARUS malu untuk membuang sampah sembarangan. Tetap jalan-jalan dan tetap cintai lingkungan!" *edited 😀
iya mas rizal…aku sunting kalimat itu dari blog lain…thu ada sumbernya 🙂