Curug Lawe, The Hidden Paradise

by Rivai Hidayat

Curug Lawe, Aku Datang untuk Menyapamu 
Orang boleh saja mengunjungi banyak tempat. Namun, setiap tempat akan memberikan kesan tersendiri. Walaupun tempat itu dikunjungi dalam beberapa kali. Setiap kunjungannya juga akan memberikan kesan dan memiliki cerita tersendiri bagi mereka. Apalagi jika tempat itu mampu memberikan keindahan dan ketenangan bagi dia sendiri. Seperti yang aku alami, aku mengunjungi curug Lawe sebanyak tiga kali dalam waktu sebulan. Cukup sering dengan waktu yang begitu singkat. Namun ketiga perjalanan yang aku lakukan itu memiliki cerita tersendiri. Dan tentunya dengan orang-orang yang berbeda.

Curug Lawe

Curug Lawe merupakan air terjun yang berada di daerah desa Kalisidi kabupaten Semarang. Perjalanan bisa ditempuh dengan motor atau mobil dengan waktu tempuh 1 jam dari kota Semarang. Banyak petunjuk untuk menuju kesana, sehingga tak perlu khawatir apabila kesasar. Kita akan sampai di parkir kendaraan dan pos pintu masuk. Dari pintu masuk kita tinggal tracking selama kurang lebih 1 jam. Selama tracking, kita akan disuguhi pemandangan hutan yang masih lebat dan aliran air yang mengalir. Jalur tracking berupa jalan setapak yang berada di pinggir saluran air. Jalur tracking juga landai, sehingga kita bisa menikmati setiap langkah menuju air terjun. Setelah batas saluran air, kita akan mulai masuk kedalam hutan. Hutan masih terjaga asri. Banyak udara segar yang akan menemani perjalanan kita. Selain itu, kita juga akan melewati jembatan yang terbuat dari kayu. Kemudian kita akan menyusuri beberapa aliran sungai. Perjalanan ini cocok bagi mereka yang menyukai alam dan pertualangan.

Minggu, 27 Oktober 2013
Salah Satu Jembatan Kayu di Jalur Curug Lawe
Pagi itu, rencana akan ada dua orang yang ingin berkunjung ke curug Lawe. Kebetulan aku mengetahui jalur ke curug Lawe. Sehingga aku bersedia menemani mereka berdua. Namun rencana itu batal. Batal karena cuaca semalam hujan deras. Mereka takut apabila kondisi jalur becek di keesokan harinya. Aku mencoba meyakinkan mereka, namun gagal. Padahal jalur yang akan dilewati tidak seperti yang mereka takutkan. Akhirnya aku tidak jadi menemani mereka. Namun, aku tetap pergi ke curug Lawe bareng Ricky Toding, Anisa dan Rusli. Kebetulan Toding dan Anisa belum pernah kesana. Sehingga aku juga menemani mereka untuk berkunjung kesana.
Aku, Anissa, Toding
Perjalanan dimulai pukul 10.00. Kita sampai di loket masuk sekitar pukul 11.00. akhirnya kita langsung tracking kesana. Saat itu pengunjung sepi, sehingga kita menikmati perjalanan kami. Sepanjang perjalanan kita tak lupa untuk bernarsis ria. Kebetulan cuaca juga tidak terlalu panas. Setelah sekitar 45 menit perjalanan, akhirnya kita sampai di air terjun.  Air di air terjun sangat segar. Sehingga membuat Anisa tertarik untuk masuk ke dalam air. Namun dia tidak membawa baju ganti. Sehingga dia hanya menikmati air terjun saja. Tak lupa kita juga bernarsis ria di air terjun. Setelah sekitar 30 menit menikmati air terjun, akhirnya kita meninggalkan air terjun dengan perasaan senang. Namun Anisa masih ada perasaan menggajal, karena dia tidak jadi nyemplung di air terjun. Dan kita akan mengunjunginya dilain waktu dan lain kesempatan.
Selasa, 5 November 2013
Kebetulan teman kita yang dari Tegal, Mas Te sedang berada di Semarang. Dia sedang mengikuti pelatihan yang diadakan oleh PLN. Kebetulan hari selasa merupakan hari libur nasional, yaitu hari Tahun Baru Islam. Akhirnya aku bersedia menemani Mas Te untuk berkunjung ke curug Lawe. Selain kita berdua, banyak yang bergabung untuk pergi ke curug Lawe. Mereka adalalah Giska, Ari, Farid, Mimi, Rusli, Agung, Deff, Ficky, dan Dwi. Tepat pukul 09.20 kita meluncur ke curug Lawe. Sedangkan Giska dan Ari langsung ketemu disana. Perjalanan lancar, maklum hari libur. Sehingga jalanan sedikit lengang. Setelah melalui perjalanan panjang, akhirnya kita sampai di pintu masuk. Disana sudah ada Ari dan Giska. Oyaa, sepanjang menuju pintu masuk, kita melewati kebun cengkeh. Aroma cengkeh di sepanjang perjalanan sungguh nikmat sekali.

Mas Te, Mimi, Deff, Giska, Agung, Dwi, Farid, Rivai, Ary, Vicky

Jalur Hutan di Curug Lawe

Sebelum mulai tracking, aku berganti celana pendek terlebih dahulu. Biar pas tracking terasa lebih nyaman. Perjalanan dimulai, banyak hal seru yang kita obrolkan sepanjang perjalanan. Dan tidak lupa kita bernarsis ria di sepanjang perjalanan. Ternyata kita tak langsung mengunjungi curug Lawe. Kita mengunjungi curug Benowo terlebih dahulu. Curug Benowo terletak tak jauh dari curug Lawe. Kedua curug ini dipisahkan oleh jalan bercabang yang ada di jalan utama menuju curug.  Jalur menuju curug Benowo melewati hutan yang lebih terbuka. Curug Benowo sendiri terletak lebih terbuka dibandingkan curug Lawe. Curug Lawe memiliki pemandangan yang lebih tertutup. Setelah menempuh perjalanan selama 20 menit, akhirnya kita sampai di curug Benowo. Pemandangan alam terbuka curug Benowo sangat bagus. Kita bisa menikmati air terjun tepat dibawahnya. Namun dsarankan untuk berhati-hati karena batu yang disekitanya sangat licin. Kita hanya sebentar menikmati curug Benowo, karena kita akan melanjutkan perjalanan menuju curug Lawe.
Mas Te, Mimi, Rivai, Farid, Giska
Perjalanan ke curug Lawe dilanjutkan. Kita bisa langsung memotong dari curug Benowo. Perjalanan tak terlalu lama. Kita hanya butuh waktu 15 menit. Jalanan yang kita leawati berupa hutan. Kita tinggal mengikuti jalanan setapak yang ada. Jalur berupa turunan tajam. Jadi sangat disarankan untuk berhati-hati dan tidak perlu terburu-buru.  Akhirnya kita sampai di persimpangan antara jalur curug Benowo dan curug Lawe. Setelah itu, kita hanya akan melewati jembatan kayu, menyusuri aliran sungai dan tanjakan untuk sampai ke curug Lawe.
Akhirnya kita sampai di curug Lawe. Siang itu curug lawe sangat ramai. Yaa akhirnya kita berbagi air terjun dengan pengunjung lain. Kita pun nyebur ke air terjun. Lumayan dingin airnya. Kita semua bermain air. Senang sekali bisa bermain air bareng. Setelah kedinginan, kita berhenti. Kebetulan siang itu ada yang bawa kompor dan nesting. Sehingga kita memasak minuman untuk menghangatkan badan. Kita tidak membawa baju ganti, akhirnya kita tetap memakani baju basah dalam perjalanan pulang. Sambil berharap kering sesampainya dibawah.

Mas Te, Mimi, Rivai, Vicky, Farid, Giska, Ari dengan background curug Benowo

Bernarsis ria dengan background Curug Lawe
Sesampainya dibawah, baju kita tak kering juga. Terpaksa kita melanjutkan perjalanan sampai rumah dengan baju yang basah. Di tengah perjalanan pulang, kita juga sempat mampir di rumah makan untuk makan siang. Akhirnya kita melanjutkan perjalanan pulang dengan perasaan senang dan puas.
Partner In Crime ^0^
Minggu, 10 November 2013
Selain ikut komunitas Bacpacker Semarang, aku juga ikut komunitas Semarang Runners. Semarang Runners merupakan komunitas yang memiliki kegiatan utama yaitu jogging atau berlari. Biasanya kegiatan jogging dilakukan pada Kamis malam atau Minggu pagi. Kebetulan jogging Minggu pagi kali ini diadakana di curug Lawe. Hasil kerjasama dengan komunitas CEO. Komunitas CEO merupakan komunitas peduli lingkungan. Dalam acara tersebut, selain kita jogging, kita juga akan membersihkan lingkungan yang ada di curug Lawe. Karena hal positif inilah aku akhirnya ikut jogging di minggu pagi.
Poster Kegiatan
Kita berkumpul di depan kampus Unnes pukul 07.00. Yaa seperti biasa, keberangkatan molor. Setelah lama menunggu, akhirnya kita berangkat menuju curug Lawe. Perjalanan tak terlalu jauh dari kampus Unnes. Akhirnya kita sampai di pintu masuk. Setelah registrasi, kita melakukan pemanasan sebelum kita jogging. Pemanasan singkat untuk melakukan jogging. Akhirnya jogging ke curug dilakukan. Kita diharapkan berhati-hati selama melakukan jogging. Sebetulnya jalur ke curug Lawe tidak layak untuk digunakan jogging. Banyak yang jalan kaki untuk mencapai curug. Kalau aku tetap jogging dan tetap berhati-hati. Sebelum kita sampai di curug, kita istirahat terlebih dahulu. Ketika istirahat, ada perkenalan dari komunitas CEO. Selain mengenalkan tentang komunitas, mereka juga memberikan pengetahuan baru tentang sampah, thumbler, plastik, dan kertas.
Setalah selesai perkenalan, kita melanjutkan perjalanan ke curug. Aku memilih untuk berjalan kaki. Sesampainya di curug, kebanyakan dari kita langsung bermain air. Banyak dari mereka yang baru pertama kali kesini. Beberapa kali kedua komunitas ini melakukan foto bersama. Kebersamaan terbentuk dalam suasana siang itu. Siang itu curug mulai ramai. Akhirnya kita kembali ke pintu masuk. Selama perjalanan turun, kita juga memunguti sampah plastik yang ada. Sampah yang terkumpul dimasukkan kedalam trashbag. Sampah yang terkumpul banyak sekali, yaitu hampir satu kantong trashbag. Ternyata kesadaran pengunjung untuk membawa kembali sampah mereka sangat rendah. Hal itu bisa dilihat dari banyak sampah yang kita angkut di siang itu. Sesampainya di pintu masuk, kita berkumpul dan melakukan peregangan otot. Setelah itu kita ada sesi bagi-bagi hadiah kepada peserta. Setelah acara selesai, aku pulang terlebih dahulu. Aku merasa sangat lapar di siang itu.

You may also like

5 comments

christina anggreani November 13, 2013 - 7:52 am

Hadiahnyaa apaaa?? Hahahahhaa *suka hadiah sayanya.

Eh asik kali nanti aku di ajak ya kalo ke Semarang. Hehe……

Reply
christina anggreani November 13, 2013 - 7:53 am

Hadiahnyaa apaaa?? Hahahahhaa *suka hadiah sayanya.

Eh asik kali nanti aku di ajak ya kalo ke Semarang. Hehe……

Reply
Rivai Hidayat November 13, 2013 - 8:25 am

katanya ga mau hadiah…hehhehee
iyaa ntar aku ajakan kesitu juga 😀

Reply
Pharied Zone November 17, 2013 - 9:50 am

partner incrime ku si giska…hahahahaah mugo2 ari rak ngerti..

tapi enakan, partner in heart….hahahahahaaha

Reply
Rivai Hidayat November 22, 2013 - 8:15 pm

ketoke ari ngerti kok…hahhahaa
haduuh…nek kui nembung langsung ae yaa…hahhaa

Reply

Leave a Comment