Bersepeda ke TMII

Setelah dua minggu yang lalu bersepeda ke Universitas Indonesia (UI) yang ada di Depok, pada minggu lalu aku memilih bersepeda ke TMII (Taman Mini Indonesia Indah). Aku sengaja memilih rute ini karena aku sudah beberapa kali bersepeda ke TMII, sehingga aku paham jalan yang aku lalui. Selain itu, aku rasa rutenya tidak terlalu jauh dan aku pikir ini adalah perjalanan yang santai. Tanpa dikejar target waktu dan jarak. Memulai perjalanan dengan kayuhan pedal yang pelan.

Perkenalanku dengan rute TMII bisa dibilang dimulai dengan ketidaksengajaan. Beberapa minggu yang lalu, aku dan temanku berencana bersepeda menuju daerah Summarecon Bekasi. Namun, pagi itu jalan menuju sana telah dipadati oleh orang-orang yang sedang Car Free Day (CFD). CFD pertama setelah beberapa bulan diberlakukan pembatasan kegiatan akibat dari pandemi virus Covid-19. Tempat ini terlalu ramai dengan kerumunan orang dan sangat beresiko sebagai tempat penularan virus. Akhirnya aku dan temanku memutuskan untuk mengganti rute. Sambil beristirahat, aku mengajak temanku untuk mengubah rute menuju TMII. Tanpa pikir panjang, temanku langsung menyetujui usulku. Saat itulah aku mulai mengenal rute bersepeda ke TMII.
Baca Juga: Bersepeda dari Bekasi ke UI

Seperti biasanya, aku masih memilih untuk bersepeda secara sendirian. Di sepanjang perjalanan menuju TMII aku bertemu dengan para pesepeda lainnya. Rata-rata mereka tergabung dalam kelompok kecil yang terdiri dari lima hingga tujuh pesepeda. Baik yang searah, maupun yang berlawanan arah denganku. Seperti yang aku temui ketika tiba di persimpangan jalan menuju TMII. Di persimpangan yang berjarak 500 meter dari TMII ini aku tergabung dalam beberapa kelompok yang berisi anak, pemuda, dan orang tua. Baik laki-laki, maupun perempuan. Meski tergabung dalam sebuah rombongan, aku tetap menjaga jarak aman dan tidak berinteraksi dengan pesepeda lainnya. Para pesepeda ini juga menggunakan masker.

Bersepeda ke TMII
Rombongan Pesepeda

Setiap minggu pagi TMII selalu dipenuhi dengan para pesepeda. Rata-rata mereka datang secara berkelompok. Terlihat beberapa komunitas sepeda menjadikan TMII sebagai tempat tujuan bersepeda mereka. Dengan membayar tiket masuk, pesepeda diperbolehkan untuk memasuki kawasan TMII. Pagi itu aku memilih untuk istirahat di dekat gerbang. Di bawah pohon yang dengan suasana yang tenang, dan teduh. Memperhatikan para pesepeda dan sepedanya hilir mudik.
Baca Juga: Desa di Ujung Pulau Sinabang

Aku bersepeda menggunakan sepeda yang bisa dibilang sepeda jadul. Walaupun tidak sejadul sepeda onthel. Sepeda yang aku pakai adalah sepeda merk federal. Ketika aku masih SD, aku pernah dibelikan sepeda model ini oleh bapakku. Namun, beberapa tahun setelah dijual karena jarang dipakai. Bisa dibilang sepeda merk ini adalah sepeda generasi pertama sepeda gunung. Shifter masih menggunakan tuas yang diputar. Berbeda dengan sepeda sekarang yang cukup ditekan ketika ingin berganti gear. Awalnya sangat susah. Karena sistem di sepeda ini berbeda dengan sepeda milikku yang sekarang berada di rumahku di Semarang. Setelah beberapa kali memakai, akhirnya aku paham dengan kinerja sepeda ini.

Bersepeda ke TMII
Sepeda Federal

Setelah cukup beristirahat, aku mengecek peta untuk memilih rute pulang. Sebisa mungkin rute pulang berbeda dengan rute berangkat. Akhirnya aku putuskan untuk melewati daerah Bambu Apus yang nanti tembus di Pasar Pondok Gede. Ternyata jalan yang aku lewati cukup ramai dan aku berhasil mendapatkan pengalaman berbeda. Hingga saat ini masih berpikiran untuk mencoba rute dan tujuan baru. Aku juga masih berkeinginan untuk touring antar kota menggunakan sepeda.
Ayo, kita bersepeda kemana lagi..?

Bekasi-TMII, 5 September 2020

49 Comments

Add Yours →

Mas Rivai kalau sepedaan biasanya jam berapa bagusnya? Hehehehe. Seru ya bisa ke TMII naik sepeda. Sudah lama banget saya nggak ke TMII, puluhan tahun lamanya hahahaha. Penasaran bentukannya sekarang bagaimana. Apa ada perubahan atau masih sama ~

By the way ke UI kan sudah, ke TMII juga sudah, mungkin selanjutnya ke Ancol mas. Jauh, nggak? πŸ˜€

aku biasanya jam 6 pagi sudah jalan, biar baliknya tidak terlalu siang. Menghindari panasnya matahari. Kadang, yang bikin cepat lelah itu panasnya matahari, bukan jarak yang ditempuh..hehhehe
Saya terakhir masuk ke taman mini itu tahun 2016. Bareng sama teman perempuanku..hahhahaa..masuk tmii terus nyewa sepeda tandem dan berkeliling tmii seperti orang pacaran…wkkwkwkk

Aah iyaa, ancol..besok aku coba ke ancol. Mungkin setelah psbb. Sekalian ngecek rute yang dilewati. Maklum mbak eno, aku belum hafal jalan di jakarta. Biasanya naik krl sih…hahahaa

Wah… Semangat banget sepedanya mas. Fan ternyata sekarang juga banyak orang yang sepedahan ya. Saya kalau ke kota jarang nemu orang sepedahan. Masih pada asyik naik motor. Seandainya di tempat saya jalannya nggak naik turun, kayaknya lebih asyik naik sepeda, sehat juga kan.

Jalanan di ibukota sebagian besar datar. Jadi menyenangkan bagi mereka yang suka jalan datar. Sedangkan di kota semarang banyak tanjakannya. Karena kota semarang terdapat banyak perbukitan. Tetapi banyak yang menyukai jalan tanjakan πŸ˜€

Wah seru ya kayaknya sepeda sampai k TMII..
Aku sejak pandemi belum pernah sepedaan lagi. Padahal temen2 udah pada ngajak, akunya masih parno aja. Agak lebay sih, hehehe.. padahal selama jaga jarak harusnya gpp ya mas..

Sepeda yang Masvay pakai di Jakarta bikin saya ingat sepeda yang saya pakai waktu belajar dulu. Sepedanya kecil, ukuran anak-anak. Merknya saya lupa, tapi modelnya Federal, Federal memang ngetren sekali waktu itu. πŸ˜€ Warnanya biru. Gear-nya juga masih tuas, karena dulu kayaknya model tuas itu yang paling canggih, sebab kebanyakan sepeda masih ber-gear tunggal. Dengan sepeda itu saya bertualang sama kawan-kawan. Kalau dilihat sekarang sebenarnya tak jauh. Tapi dalam pikiran anak-anak, rasanya kayak bersepeda jarak jauh. πŸ˜€

Jaman kita masih kecil, sepeda federal memang sangat disukai. Bahkan di semarang ada komunitas sepeda federal. Kalau ketemu pasti saling sapa dan berasa nostalgia..hahhaaa
Sepeda federalku dulu berwarna hijau tua. Ditambahi boncengan agar bisa bersepeda ramai-ramai bareng teman-teman kampung πŸ˜€

kebetulan kondisi jalan di jabodetabek itu datar, jadi nyaman untuk jarak jauh..hehhee
Baru kemarin berencana coba rute bekasi-ancol. Persiapannya baru ngecek jalan. Maklum mbak lia, aku belum hafal jalanan di jakarta πŸ˜€

Lgi booming orang bersepeda ya , efek positif dari pandemi ini.
Jadinya semakin banyak orang yang hidup sehat, dan lebih peduli lingkungan juga πŸ˜€

Btw saya membayangkan, seingat saya itu jaraknya lumayan jauhhh, betis auto pegaall hahaha

Kalau aku sudah mulai bersepeda sejak tahun lalu. Mungkin sekarang lagi ngetren untuk ikutan bersepeda. Bagus, banyak orang mulai sadar berolahraga dan menggunakan transportasi yang ramah lingkungan πŸ˜€
Jaraknya lumayan, tapi kalau sudah terbiasa yaa pegalnya tidak terasa…hahhaha

wah aku udah lama ga k TMII terakhir SD
sekarang memang lagi musim sepedaan dan tempat kayak gini asyik banget buat gowes
asal tetap jaga kesehatan ya mas
lumayan juga keluar keringat

Mas Rivai sepedaan lagi!!
Suprisingly, sepedanya federal, woooww kereeen!!
Ngomong-ngomong soal sepeda ini, di rumahku juga ada Mas, kemarin karena bapak pingin sepedaan, diperbaikin tuh federalnya. Cuman nih cuman, ya si bapak kepincut pen beli sepeda lagi gara-gara tetangganya bilang, masak pake sepeda kecil kek gitu, gubrak!!

Aku jadi inget juga gara-gara Mas Rivai bilang mau sepedahan kemana lagi?
Salah satu adek tingkat, dia sempat viral karena sepedahan dari Jatinangor-Bojonegoro. Eh sekarang kerjanya di Semarang tempat asal Mas Rivai.

jangan salah, sepeda federal malah lebih kuat πŸ˜€
godaan untuk beli sepeda yang lebih bagus memang nyata adanya buat yang bersepeda πŸ˜€

oalah, keren dong berani sepedaan jarak jauh. Kalau aku belum pernah sepedaan sampai nginep segala. Tapi ada rencana untuk sepeda jarak jauh dan berhari-hari πŸ˜€

seru banget yaaa, bisa sepedaan ke TMII.. nggak papa sepeda jadul mas, mending punya sepeda kan drpd aku nggak punya. wkwkwk
dulu pas kecil pernah dibeliin sepeda beberapa kali, tp pas gede gini nggak tahu sepeda zaman kecil kemana.. hhh

ayo beli sepeda mbak ella. Biar ada alasan untuk olahraga πŸ˜€
Dulu pas kecil juga beli beberapa sepeda. Tapi rusak dan dijual. Setelah gede akhirnya punya sepeda lagi πŸ˜€

Wow rutenya cukup menantang semua…sayang saya adanya sepeda lipat roda 20…Lama nyampenya rute sejauh itu..di dadah-dadahin sepeda sport πŸ˜€ #alasan

Kangen juga jaman-jaman bisa sepedaan jauh, dulu rajin ikut lomba sepeda rute-rute tertentu. Rasanya semangat!

aah, kalau roadbike emang beda mbak. Lebih sering ketinggalan kalau sepedaan bareng..hahhaa
Beberapa temanku malah naik sepeda lipat 20 untuk jarak jauh mbak. Kadang-kadang malah nyari rute tanjakan πŸ˜€
Yang terpenting paham dengan karakter sepedanya mbak phebie πŸ˜€
Ayo sepedaan lagi mbak phebie πŸ˜€

Yaah .., seandainya aku masih menetap di Jakarta, pasti aku gabung sepedaan bareng sampeyan.
Lihat foto gerbang TMII langsung mupeng kesana lagi dan nyesel kenapa dulu ngga punya blog ..

Sepedaan di TMIInya udah mampir ke anjungan Asmat belum mas ?.
Apik loh setting rumah homi dan orang Papua asli pakai pakaian adatnya.

Kalau pas sepedaan ga masuk mas. Beberapa tahun pernah masuk. Selanjutnya mungkin bisa diagendakan untuk masuk ke TMII.
Area TMII memang sangat menarik untuk bersepeda mas πŸ˜€

Federal pernah mengalami masa jayanya zaman dulu kala,, ngehype bgt waktu itu,, rasanya keren kalau liat sepeda Federal di jalan ahaha.. Btw sekarang sepeda Federal apa masih ada barunya ya?? Soalnya kalau liat di jalan rata-rata udah terlihat berumur..

aku masih mengalami masa jaya federal. Di semarang ada komunitas sepeda federal. Kebanyakan yang gabung adalah bapak-bapak. Mungkin mereka ingin mengenang masa-masa kejayaan federal.
aku sudah ga lihat federal baru. Kalau ada yang mulus, biasanya diresparasi sama yang punya

Waah seru ya mas naik sepeda pagi2 gitu. Rame orangnya..

Aku dulu ketika SD juga sering banget pake sepeda, rasanya setiap sepekan sekali bersepeda ke rumah Mbahku yang jarak totalnya lebih dari 20km pulang pergi.

Tapi itu dulu, skrng udah jarang banget.. Jangankn sepeda, jalan kaki 1 km aja udah ngos-ngosan wkwkwk

Sehat banget, Kak, sepedahan Aku gak lancar sepedahan. Dan pengine poll ke TMII atau ikutan CFD pake sepeda. Sayangnya, kota itu cuma jdi kenanganrumah jauh pula dri saana

(Knapa aku curcol dan nostalgia kwkwkw. Ini efek menghayati tulisanya)

Bersepeda sudah jadi tren. Tapi tunggu tahun depan masih banyak yamg bersepeda atau malah mulai malas bersepeda πŸ˜€

Sumarecon juga sangat ramai dengan pesepeda mas. Selain istirahat, banyak yang berfoto-foto di sana πŸ˜€

Selama di bekasi, total sudah diatas 100km sih..tapi itu seminggu sekali mbak..hehehe
Kalau tmii jalan cenderug datar. Kalau ada menanjak, bukan tanjakan yang terjal. Jalanan jakarta-bekasi banyak yang datar dan ramai :S

TMII tuh selalu penuh sama komunitas yaa sampai sekarang? Aku yang ga pernah olah raga ini berasa pegel betis baca cerita Mas Rivai sepedaan ke UI dan TMII ahaha. Di Bandung pun kalau weekend ramai pesepeda dan rata-rata mereka ambil rute perjalanan jauh-jauh yaa, apa emang udah kebiasaannya gitu ya?

ayo mulai olahraga mbak eya πŸ˜€
rute ke bandung itu seru kalau sudah mulai pilih rute menanjak. Mungkin rute ke arah lembang, atau ciwidey. jalan nanjak, pemandangan yang bagus, dan udara yang segar πŸ˜€

Saya sekarang cuma punya sepeda lipat. Saya tidak tau apakah ban kecil begitu enak untuk dipakai perjalanan jauh. Sekarang masih dibengkel, diservis seberat-beratnya. Hehe.
Btw, TMII buka tidak mas di musim pandemi begini?

lihat beberapa teman yang bersepeda pakai sepeda lipat untuk jarak jauh aman-aman saja mas. Sering sekali bersepeda dengan jarak diatas 50km.
Yang paling penting kita mesti paham dengan karakter sepeda yang kita punya. Kemudian tubuh kita mesti bisa menyesuaikan dengan sepeda tersebut.
Pas aku bersepeda kemarin masih buka. Mungkin pas PSBB seperti sekarang tutup sementara mas πŸ˜€

Ayo mas agung, kita mulai bersepeda lagi πŸ˜€

Seriusan, di Bekasi udah ada car free day? Kasus covid bukannya masih tinggi ya mas di daerah “barat” sana?

Sepeda jaman saya SD juga model-model begini. Yang oaling tak inget misal pakai gear yang shifternya model puter dulu, sering berimajinasi naik motor dan pura-pura ngegas. Tapi yang bunyi mulut, kalau nggak ya diakali pakai cup bekas air mineral.

sekarang sudah ditiadakan lagi mas wisnu. Entah mulai kapan ditiadakan lagi.
Sepertinya kita sama mas wisnu, aku juga mengalami memasang gelas plastik di ban sepeda. Sungguh berisik hingga dimarahi tetangga..hahahahaa

Sepeda sekarang lagi ngetrend ya kang sejak ada pandemi ini. Biasanya memang berkelompok agar lebih enak tapi tetap harus jaga jarak. Di taman mini Indonesia indah pasti ramai dengan pesepeda yang ingin berolah raga ya kang. Ternyata tahu rutenya gara gara ada car free day ya.

Setiap hari minggu TMII selalu ramai dengan pesepeda mas. Rata-rata mereka datang secara berkelompok. Kalau aku terbiasa sendirian atau dalam kelompok kecil. Lebih aman untuk jaga jarak dan koordinasi. πŸ˜€

Aktivitas bersepeda ini benar-benar booming lagi yaa sejak pandemi. Beberapa waktu lalu, di Bogor juga sempat ramai oleh pesepeda. Bahkan saya perhatikan banyak mobil ber plat B yang datang dengan sepeda mereka, kemudian mereka bersepeda ke daerah Sentul. Dan uniknya ini nggak cuma dilakukan oleh para dewasa ya, anak-anak pun ikut bersepeda dengan orangtua mereka. Seru jugaa sih. Sambil berolahraga sambil silahturami juga πŸ˜€

Kebetulan aku sudah mulai bersepeda sejak tahun lalu. Sebelum trend bersepeda di masa pandemi.

Secara ga langsung, banyak orang mulai menyukai olahraga bersepeda. Semakin banyak peminat, akhirnya harga jual sepeda dan aksesorisnya mengalami kenaikan. Hiiks

Leave a Reply