Berkunjung ke Rumah Fatmawati: Ibu Negara Pertama Indonesia

Setelah selesai mengunjungi Rumah Pengasingan Bung Karno, aku melanjutkan perjalananku menuju Rumah Fatmawati. Aku memilih untuk berjalan kaki karena letaknya sekitar 400 meter dari Rumah Pengasingan Bung Karno. Tidak ada petunjuk di jalan, jadi mesti bertanya ke warga atau mencarinya melalui peta di smartphone. Terdapat banyak toko oleh-oleh yang berjajar di sepanjang perjalanan menuju Rumah Fatmawati. Dalam perjalanan nanti juga melewati Simpang Lima Ratu Samban.

Rumah Fatmawati

Fatmawati terlahir dengan nama asli Fatimah lahir pada tanggal 5 Februari 1923 dari pasangan Hasan Din dan Siti Chadijah. Hasan Din merupakan pimpinan Muhammadiyah Bengkulu. Nama Fatmawati diberikan oleh Bung Karno yang berarti Bunga Teratai. Kemudian dipersunting oleh Bung Karno pada tanggal 1 Juni 1943. Setelah kemerdekaan, Fatmawati menjadi Ibu Negara (First Lady) yang pertama bagi Republik Indonesia.

Rumah Fatmawati memiliki bentuk rumah panggung. Terbuat dari kayu bercat coklat dan ditopang dengan penyangga yang terbuat dari beton. Seperti kebanyakan rumah di Pulau Sumatera. Setelah menaiki anak tangga, kita akan memasuki ruang depan. Di ruangan ini terdapat foto Bung Karno dan Fatmawati yang mengapit lorong untuk menuju ruangan dalam. Di sisi lain juga terdapat lukisan Fatmawati beserta kedua orang tuanya dan baju kebaya yang pernah digunakan oleh Fatmawati. Di ruang dalam terdapat sebuah ranjang beserta kelambu putih yang merupakan tempat tidur Fatmawati. Dilihat foto-foto tersebut, Fatmawati merupakan seorang perempuan yang sangat cantik.
Baca Juga: Rumah Pengasingan Bung Karno

Fatmawati beserta Ayah dan  Ibunya


Dinding rumah juga dipenuhi dengan foto-foto kegiatan yang diikuti Fatmawati. Di rumah ini juga terdapat mesin jahit yang digunakan untuk menjahit bendera merah putih yang digunakan saat proklamasi Republik Indonesia 17 Agustus 1945. Ketika menjadi Ibu Negara, Fatmawati sangat aktif di kegiatan kenegaraan dan sosial. Fatmawati sering mengikuti Bung Karno dalam perjalanan dan tugas kenegaraan. Pernikahan Bung Karno dan Fatmawati dikaruniai lima orang anak, yaitu Guntur Soekarnoputra, Megawati Soekarnoputri, Rachmawati Soekarnoputri, Sukmawati Soekarnoputri, dan Guruh Soekarnoputra.

Lukisan Bung Karno dan Fatmawati


Perjalanan Fatmawati sebagai Ibu Negara berakhir pada tahun 1955. Bung Karno menikahi seorang perempuan bernama Hartini pada tahun 1954. Fatmawati sangat menentang dipoligami dan akhirnya memutuskan untuk keluar dari Istana merdeka dan menanggalkan gelar Ibu Negara pada tahun 1955. Meskipun berpisah, Bung Karno dan Fatmawati tidak bercerai dan tetap dalam ikatan suami-istri sampai Bung Karno wafat pada tahun 1970. Dalam catatan sejarah, Bung Karno memang memiliki banyak istri, namun hanya Fatmawati yang diakui sebagai Ibu Negara (First Lady) yang pertama Republik Indonesia.
Baca Juga: Kembali ke Kuala Tungkal

Sudut Ruangan Depan
Sudut Ruangan Depan


Rumah Fatmawati ini bukanlah bangunan asli, namun hanya sebuah replika. Rumah ini merupakan bangunan cagar budaya yang sangat terawat dan kondisinya bagus. Untuk memasuki rumah, pengunjung bisa memberikan uang seikhlasnya yang diselipkan di buku tamu. Tentu saja jangan lupa untuk mengisi buku tamu. Pengunjung Rumah Fatmawati tidak hanya berasal dari Bengkulu, namun juga kota lain di Pulau Sumatera. Bahkan ada yang berasala dari Pulau Jawa, seperti aku ini, hehheehe.

Mesin jahit yang digunakan untuk menjadi bendera Sang Saka Merah Putih
Patung Fatmawati di depan rumah.


Fatmawati telah diangkat menjadi Pahlawan Nasional. Sebagai bentuk penghormantan terhadap jasa-jasanya, nama beliau ditetapkan sebagai nama bandara di Bengkulu, Bandara Fatmawati Soekarno. Jika berkunjung ke Bengkulu, mampirlah ke Rumah Pengasingan Bung Karno, kemudian dilanjutkan ke Rumah Fatmawati.

Rumah Fatmawati
Jalan Fatmawati, Kelurahan Penurunan,
Ratu Samban, Bengkulu
Jam Operasional: 08:00-16:00 WIB
Tiket Masuk: Seikhlasnya.


Bengkulu,  10 Agustus 2018

19 Comments

Add Yours →

Sepertinya rumahnya sangat terawat Ya Mas? Syukurlah, semoga tetap terpelihara sebagai bentuk penghargaan bangsa kepada jasa para pahlwan. Sepertinya kalau difilemkan menarik Ya?

Ada ojol di bengkulu, tpi msih dilarang dishub dan masyarakat.

Kalau dari bandara bisa jalan kaki sebentar buat ketemu jalan raya. Kira2 100 meter, terus nanti bisa naik angkot

Wahhh terakhir ke bengkulu kapan yaa, udah lama bangett, tapi belum pernah ak kesini, dulu juga ke bengkulu cuma nganterin oleh oleh teman, jadi ga sempet, kapan kapan mungkin bisa kesini dhe

Aku sampe googling akhirnya ibu fatmawati ini istri presiden Soekarno yg keberapa. ternyata ke 3 yaaa setelah Siti Oetari, Inggit Garnasih baru ibu Fatma. Lalu disambung banyaaaaaaaak istri yg lain -_- .

Aku pernah baca biografi nya ibu Inggit. Ibu Fatma blm sih. Tapi aku ingat di buku itu, ibu Inggit pernah cerita sakitnya dia pas tau presiden menyukai wanita lain, yg ga lain ibu Fatma. Tapi kemudian ibu Fatma di madu juga. Di bukunya ibu Inggit bilang, aku agak lupa kata2 pastinya, tp intinya, itu sakit yg dia rasain saat awal2 mau di madu :(.

Tapi terlepas dr masalah itu, aku respect kok Ama beliau. Mau mendampingi pak presiden sampai akhir hayat.

Leave a Reply