Belajar Sejarah di Museum Kereta Api Ambarawa

by Rivai Hidayat
β€œKita perlu belajar sejarah, supaya hari ini kita tahu apa yang terjadi di masa lampau. Dan kemudian kita memperbaikinya di masa yang akan datang”.
Begitulah kira-kira Pak Sugeng bercerita tentang perlunya kita belajar sejarah. Beliau merupakan guru mapel sejarah ketika kelas X (kelas I) SMA. Selepas kelas X, aku pun tak pernah mendapatkan mapel sejarah lagi, karena aku masuk kedalam jurusan Ilmu Alam (IA). Sejak SMP aku sudah menyukai mapel sejarah. Walaupun ketika SMA aku masuk jurusan Ilmu Alam (IA), ketertarikanku terhadap sejarah tak pernah luntur. Bahkan hingga saat ini.
Lokomotif Kereta Uap
Siang itu, aku mulai memasuki kawasan Museum Kereta Api Ambarawa. Setelah menempuh perjalanan selama 45 menit dari kota Semarang. Sebuah tiang besar yang bertuliskan nama museum sudah menyambut para pengunjung. Setelah melewati gerbang pintu masuk, pengunjung bisa langsung melihat loket tiket masuk. Setelah membayar tiket sebesar Rp 10.000,- para pengunjung langsung bisa menikmati beberapa lokomotif kereta. Terdapat beberapa lokomotif kereta uap dan kereta diesel. Lokomotif kereta uap masih bisa dioperasikan untuk mengangkut penumpang. Namun untuk bisa naik rangkaian kereta uap, pengunjung diharuskan untuk memesannya terlebih dahulu di kantor Kereta Api Daops IV Semarang. Oyaa, bahan bakar kereta api uap menggunakan kayu jati yang dibakar. Sehingga harga sewanya relatif mahal. Namun kalian ga perlu khawatir, karena pasti ada kesan tersendiri ketika naik rangkaian kereta uap ini.

Museum Kereta Api Ambarawa
Loket Masuk Museum KA Ambarawa
Berbagai Jenis Lokomotif
Halaman museum sekarang tampak lebih luas dibandingkan beberapa tahun yang lalu. Dari loket terdapat jalan setapak menuju bangunan museum. Disamping jalan setapak terdapat rerumputan yang boleh digunakan untuk beristirahat. Di sepanjang jalan setapak, kita juga bisa melihat berbagai lokomotif uap. Lokomotif- lokomotif tersebut rata-rata sudah berusia lebih dari 50 tahun. Masih tampak kokoh dan terawat. Di Museum Kereta Api Ambarawa tedapat beberapa jenis dan seri lokomotif. Kebanyakan diproduksi oleh pabrikan Jerman. Para pengunjung diperbolehkan untuk naik ke lokomotif. Tak ayal beberapa pengunjung mengabadikan momen dengan berfoto di lokomotif. Dari lokomotif- lokomotif yang ada, aku belajar tentang berbagai jenis lokomotif yang pernah ada.
Museum Kereta Api Ambarawa
AMBARAWA!!!!


Aku mulai memasuki gedung tua yang tampak masih berdiri dengan kokoh. Itulah bangunan utama Museum Kereta Api Ambarawa. Museum ini terlihat seperti stasiun. Puluhan tahun yang lalu bangunan ini merupakan stasiun kereta. Tertulis dengan jelas jika bangunan ini dibangun pada tahun 1873. Bangsa Eropa memang hebat jika membangun sebuah bangunan, bangunan masih berdiri kokoh meskipun sudah berusia lebih dari 100 tahun. Museum ini memang pernah beberapa kali direnovasi, namun renovasi tetap mempertahankan bentuk aslinya dan tetap menyisakan kesan bangunan kolonial Belanda. Stasiun ini memang sudah tidak digunakan lagi untuk jalur kereta api dan dialihfungsikan menjadi sebuah museum. Namun setiap hari Minggu dan hari libur, ada kereta wisata yang siap mengantarkan pengunjung keliling Ambarawa dan sekitarnya. Cukup dengan membayar tiket sebesar Rp 50.000,-/orang, pengunjung dapat menikmati bentangan alam yang ada di Ambarawa dan sekitarnya. Seperti danau Rawa Pening, gunung Merbabu, gunung Telomoyo dan deretan sawah petani yang nampak menghijau.

Suasana Museum Kereta Api Ambarawa
Suasana Museum Kereta Api Ambarawa
Suasana Museum Kereta Api Ambarawa

Setiap hari Minggu dan dan hari libur, museum Kereta Api Ambarawa selalu dipadati oleh pengunjung. Pengunjung tidak hanya dari Ambarawa, namun juga dari kota Semarang, Solo, Magelang dan Jogja. Kebanyakan pengunjung adalah rombongan keluarga. Tentu saja mereka membawa anak-anak mereka untuk mengunjungi tempat ini. Sebuah hal yang positif, karena para orang tua telah mengajarkan anak-anaknya untuk menyukai sejarah sejak kecil. Khususnya sejarah perkembangan kereta api di Indonesia.
Rangkaian Kereta Uap

You may also like

8 comments

Nova Aristianto August 6, 2015 - 7:21 am

Bagus juga ya tempatnya, beberapa kali lewat Ambarawa tapi belum sempat mampir

Reply
rizka psikologi August 6, 2015 - 7:34 am

Bagus museum Ambarawanya. Cuma kalau mau naik kereta yang 50 ribu datangnya agak pagian. Pengalaman kehabisan tiket πŸ™‚

Reply
Rivai Hidayat August 6, 2015 - 7:36 am

recommended mas untuk dikunjungi Mas Nova. Hari minggu juga ada kereta wisatanya. selain itu, banyak tempat wisata yang berdekatan dengan museum.
Terima kasih sudah mampir πŸ™‚

Reply
Rivai Hidayat August 6, 2015 - 7:38 am

Bener banget mbak rizka…peminat keretanya banyak banget.
Makasih sudah mampir πŸ™‚

Reply
Fahmi Anhar August 28, 2015 - 2:05 am

mau pengakuan…
seumur hidup belum pernah main keisni, padahal tiap wiken bolak-balik semarang magelang hahaha.

kapan-kapan harus disempetin mampir!

anyway, bakalan keren kalau jalur kereta dari yogya-magelang-ambarawa-semarang diaktifkan lagi. iya nggak?

Reply
Rivai Hidayat August 29, 2015 - 1:59 am

mau curhat….
biasanya mas, destinasi yang terdekat itu malah sering terlewat dbandingkan yang jauh…mikirnya besok2 masih bisa..hahahhaa

mampirnya hari minggu, biar bisa naik kereta wisata πŸ˜€
katanya ada proyek itu juga, tapi masih katanya,,,belum tau klanjutannya πŸ˜€

makasih udah mampir mas πŸ™‚

Reply
Ratu November 16, 2015 - 2:50 pm

Wong indo tapi belum pernah ke tempat ini. Kasiaaaaaaam banget gueeeee πŸ™
Nabung,,nabung…..jalan2 nanti ah.

Reply
Rivai Hidayat November 16, 2015 - 2:59 pm

Yaa sebisa mungkin disempatkan kesana dan coba naik kereta wisatanya.
sangat berkesan buat menikmati pemandangannya mbak Ratu :))

Reply

Leave a Comment